Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terus dituding bermain politik identitas demi meraup keuntungan suara dalam pemilihan.
Selain
dikaitkan dengan politik identitas, Anies pun dikatakan mendapatkan dukungan
besar dari dua organisasi masyarakat (Ormas) Islam yang dianggap intoleran,
yakni Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Wakil
Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie pun
menyatakan bahwa kelekatan Anies dengan dua ormas ini akan membawa peristiwa
tidak baik.
Grace
Natalie yakin bahwa FPI dan HTI akan menuntut hak mereka kepada Anies karena
loyalitas yang mereka berikan dan Anies akan sulit menolak karena dampak besar
yang mungkin ditimbulkan.
“Bagaimana
kalau anies menolak tuntutan itu? Tentu akan ada demo besar-besaran. Mungkin
akan ada gelombang demo berjilid-jilid,” ujar Grace Natalie dikutip KontenJatim
melalui kanal YouTube Cokro TV pada Jumat (03/02/2023).
Sementara
itu, Grace sendiri menganggap sikap dan dukungan yang Anies dapatkan sangat
bertentangan karena ia percaya bahwa Anies melakukan politik identitas.
Namun,
Anies sendiri kerap menyuarakan bahwa dirinya adalah sosok yang moderat dan
toleran dengan mengunjungi sejumlah tempat ibadah.
Anies
bahkan meminta dukungan kepada pastor, pendeta, bahkan hingga diberikan nama
Yohanes saat mengunjungi Papua.
Menurut
Grace, semua tindakan yang Anies lakukan itu semata-mata hanya untuk
menunjukkan citra yang baik kepada masyarakat secara general.
“Semua
itu dilakukan untuk memperbaiki citra Anies yang terlalu dekat dengan kelompok
radikal,” ucapnya.[SB]