Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Kronologi Dugaan Serangan Siber Terhadap BSI, Transaksi Sempat Lumpuh

Mei 11, 2023 Last Updated 2023-05-11T04:39:03Z


Layanan Bank Syariah Indonesia (BSI) mengalami gangguan sejak Senin (8/5) dan hingga kini masih bermasalah. Serangan siber disinyalir jadi biang keladinya. Simak kronologinya.


Mulanya, para nasabah mengeluhkan sulit atau bahkan tak bisa mengakses layanan perbankan BSI, baik ATM maupun mobile banking (m-banking), sejak Senin (8/5).


Sejumlah nasabah mengeluhkan tidak bisa menarik uang seharian pun trending di media sosial. Padahal, mereka berharap bisa mengakses mesin karena mobile banking error.


Mereka pun mengeluhkan lamanya gangguan sejak pagi hingga sore ini.


BSI meminta maaf atas insiden ini dan tengah melakukan pemeliharaan sistem. Akibat proses itu, sistem tidak dapat diakses sementara waktu.


Corporate Secretary BSI Gunawan Arief Hartoyo mengklaim layanan ATM dan kantor cabang sudah normal bertahap per Senin sore.


"Alhamdulillah, saat ini sekitar 1.200 unit ATM BSI pulih dan secara bertahap kantor-kantor BSI telah kembali beroperasi. Kami senantiasa akan memantau perkembangan secara berkelanjutan," ucapnya.


Selain itu, BSI mengaku menormalisasi layanan pada jaringan ATM dan kantor cabang pada Selasa (9/5). Nasabah pun disebut bisa melakukan transaksi di jaringan cabang dan ATM BSI di seluruh Indonesia.


Secara bertahap, layanan BSI Mobile juga disebut sudah dapat diakses oleh nasabah dengan fitur-fitur dasar.


Meski demikian, keluhan soal sulitnya akses masih banyak mengemuka di media sosial.


Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan pihaknya sedang melakukan proses normalisasi, dengan fokus utama untuk menjaga dana dan data nasabah tetap aman.


"Atas nama Bank Syariah Indonesia, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan nasabah karena adanya kendala dalam mengakses layanan BSI pada 8 Mei 2023," ucapnya lewat keterangan resmi, Rabu (10/5).


Dugaan Ransomware

Pakar forensik digital dari Vaksincom Alfons Tanujaya mengakui ada rumor serangan ransomware terhadap Bank Syariah Indonesia (BSI).


"Issue-nya memang begitu (BSI kena serangan ransomware). Tetapi tanpa adanya bukti yang solid kita tidak bisa memastikan," ujarnya dalam keterangan kepada CNNIndonesia.com, Rabu (10/5).


Ransomware merupakan jenis serangan malware atau program jahat yang ujungnya meminta uang tebusan dengan ancaman mempublikasikan data pribadi korban atau memblokir akses secara permanen.


Alfons mengungkap sejumlah ciri yang mengarah ke indikasi serangan ransomware itu.


Pertama, tak ada cadangan saat layanan perbankan terjadi gangguan, yang diduga jadi indikasi serangan ke database.


Kedua, layanan belum pulih lebih empat jam. Padahal jika database cadangan bisa digunakan, maka layanan seharusnya segera pulih dalam waktu singkat.


"Semua layanan tidak bisa diakses, artinya memang database utama yang bermasalah. Harusnya kan ada backup, dan kalau backup bisa berjalan maka masalah selesai dalam bilangan jam," ujar dia.


Menurut Alfons biasanya serangan ransomware mengenkripsi database utama dan sistem inti. Tak hanya itu, sistem cadangan (backup) tak luput jadi sasaran penyerang.


Pertanda lain yang menguatkan Bank BSI kena serangan ransomware yaitu kicauan dari Lockbit yang kemudian dihapus.


LockBit adalah salah satu geng ransomware yang sangat aktif dan berbahaya seperti disebutkan oleh Kantor Polisi Kriminal Federal Jerman.


Sejumlah perusahaan di beberapa negara sempat jadi korban penyerangan, di antaranya pabrik ban Continental hingga perusahaan pertahanan besar Prancis, Thales Group.


Menyoal perusahaanya mendapatkan serangan siber, Hery menjelaskan pada dasarnya BSI akan melakukan penelusuran atas hal tersebut.


"Hal tersebut perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik itu regulator maupun pemerintah," tutur Hery.


Sementara, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tak menampik terdapat serangan ransomware atau sejenisnya pada sistem IT BSI.


"Tapi saya tahu, saya pantau, pak dirut (Direktur Utama BSI Hery Gunardi) dan timnya ada di sana dan terbukti kemarin pagi, apa sore, kalau nggak salah, itu sistem ATM-nya mulai jalan," kata dia, di Labuan Bajo, Rabu (10/5).[SB]

×