Tidak ada angin
dan hujan Kaesang tiba-tiba mengumumkan kesiapannya pada awal Juni lalu. Dia
menyatakan sudah mendapat restu keluarga untuk ikut kontestasi di Depok.
"Saya
Kaesang Pangarep. Saya sudah dapat izin dan restu dari keluarga saya. Insyallah
dengan ini saya siap untuk hadir menjadi Depok pertama. Mohon dukungannya,
merdeka," kata Kaesang dalam video yang diunggah 9 Juni lalu.
Kaesang dengan
percaya diri mengaku sudah memiliki beberapa program yang akan dilakukan jika
terpilih sebagai wali kota Depok. Salah satunya, tidak mengizinkan mobil
digunakan di Depok sebagai solusi mengurai kemacetan. Selain itu, Kaesang
menargetkan Depok di bawah kepemimpinannya menjadi kota bersih yang bebas
sampah.
Kaesang
selanjutnya juga menyatakan posko pemenangannya akan segera diresmikan. Hal ini
dia lakukan sebagai bentuk keseriusan. Belakangan, sejumlah relawan Kaesang
juga mulai aktif membuka pendaftaran dan rutin melakukan pertemuan.
Langkah Kaesang
dinilai tak mudah lantaran Depok merupakan lumbung atau basis suara PKS.
Apalagi, mereka juga telah mengeluarkan tiga nama yang direkomendasikan oleh
para kader untuk maju melawan Kaesang.
Lantas,
seberapa besar kans Kaesang menang dalam Pilwalkot Depok 2024?
Pengamat
Politik Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo menilai kesempatan menang bagi
Kaesang tentu saja ada alias bukan hal yang mustahil. Hanya saja dia menilai
persaingan melawan PKS yang memiliki basis suara di Kota Depok dalam
bertahun-tahun tentu bukan hal yang mudah.
Apalagi nama
Kaesang cukup baru di kancah perpollitikan. Selain dikenal sebagai putra
Presiden, Kaesang hanya dikenal masyarakat sebagai seorang pebisnis dan sosok
yang cukup aktif di media sosial, sehingga elektabilitas Kaesang selama ini
belum terlihat.
"Masih
hijau kan di politik, dalam arti dia enggak punya track record apapun. Sehingga
kalaupun janjinya besar, problemnya adalah bagaimana orang percaya dengan janji
itu, orang enggak punya track record, kok, kan begitu," kata Kunto saat
dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (7/7).
Apabila Kaesang
ingin memenangkan persaingan melawan PKS, Kunto menyarankan agar Kaesang segera
membuat sebuah gerakan positif dan mampu meyakinkan masyarakat terkait
kesungguhannya serta kecakapannya dalam sisa waktu sebelum Pilwalkot Depok
2024.
Kunto juga
menyarankan apabila Kaesang memutuskan masuk ke dalam partai politik, maka
Kaesang harus mencari tempat bernaung yang memiliki kekuatan besar. Melawan PKS
yang sudah mengakar di Depok, kata dia, sekali lagi bukan perkara mudah
sekalipun Kaesang merupakan putra Presiden Jokowi.
PKS dinilai
Kunto memiliki strategi yang matang lewat kader yang diusung relatif kuat dan
solid. Selain itu, pemilih PKS di Depok cukup loyal dan memiliki kekuatan
politik yang cukup signifikan.
Pun pemilih di
Kota Depok sudah kental atau melekat pada pemimpin atau parpol islami. Terdapat
kondisi kependudukan atau demografi yang didominasi kalangan pekerja urban yang
kemudian mencari agama sebagai solusi, atau bisa juga disebut sebagai kelompok
Islam modernis.
"Sebenarnya
memang dalam Pilkada tidak ada korelasi antara parpol dan kepala daerah yang
terpilih. Jadi kalaupun Kaesang harus ke parpol, maka semata-mata untuk mengamankan
dia nanti. Tapi memang Kaesang juga harus selektif dalam memilih partai
tersebut," kata dia.
Kaesang sendiri
sudah mendapatkan sejumlah dukungan positif dari sejumlah parpol, seperti
Gerindra, PAN, dan PSI. Putra bungsu Jokowi itu juga terkesan menyambut baik.
Sementara PDIP sejauh ini hanya mengingatkan Kaesang bahwa satu keluarga wajib
hanya boleh berada dalam satu partai.
Kunto melihat
hal tersebut hanya untuk 'cek ombak'. Kaesang menurutnya sengaja dimunculkan
dengan kesan seakan menantang PDIP, di tengah isu Jokowi yang juga tak akur
dengan PDIP dan lebih akrab dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo n menjelang
Pilpres 2024.
"Basis
PDIP itu besar, jadi pasti sangat rumit buat Kaesang kalau dia tidak berusaha
merangkul PDIP. Kalau misal nanti PKS sendiri, dan melawan semua partai yang di
situ ada PDIP, kemungkinan menang Kaesang lebih besar," ujar Kunto.
Analis Politik
dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago sepakat bukan hal
gampang bagi Kaesang untuk melawan PKS di kandang Depok. Apalagi saat ini PKS
sudah mulai mempersiapkan dan mengumumkan para kader yang akan bersaing di
2024.
Di antaranya
Ketua DPD PKS kota Depok sekaligus Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono (IBH),
Jubir PKS Muhammad Kholid, dan Ketua Bidang Kepemudaan DPP PKS Gamal Albinsaid
alias Dokter Gamal.
"PKS tentu
tidak akan mengirim figur-figur yang biasa saja, salah satunya mungkin Dokter
Gamal. Figur baru PKS yang cukup menjadi penantang bagi Kaesang dalam Pilwakot
Depok nantinya," kata Arifki kepada CNNIndonesia.com, Kamis (6/7) malam.
Belum lagi
Kaesang yang saat ini belum memiliki modal politik yang mumpuni serta belum
memiliki parpol sebagai tempat bernaung. Kendati aturan PDIP mewajibkan satu
keluarga berada dalam satu partai yang sama, namun Arifki melihat Kaesang saat
ini masih bimbang.
Selain hubungan
PDIP dengan Jokowi, Kaesang menurutnya juga bakal selektif memilih partai yang
akan membawa kemenangan padanya. Arifki menyebut kemungkinan besar Kaesang
masih menunggu capres dari partai mana yang kemungkinan besar akan menang pada
kontestasi politik 2024 mendatang.
Apalagi, kata
dia, sebenarnya cukup dilematis sebab pemilih di Kota Depok cenderung menyukai
partai yang bernafaskan islami. Dengan demikian, Kaesang dinilai perlu juga
untuk mendapatkan dukungan dari partai agamis.
"Dan ini
juga akan dilihat apakah Kaesang terganjal dengan PDIP? tentu ada. Dan
tarik-menarik kepentingan ini juga akan menyebabkan Kaesang akan ragu memilih
antara PDIP atau partai lainnya," kata dia.
Di sisi lain,
Arifki juga berpendapat apabila Kaesang memaksimalkan popularitasnya selama ini
dan mencoba menghindari berbagai masalah yang membuat namanya tidak baik
misalnya, maka potensi Kaesang untuk memenangkan Pilwalkot Depok 2024 bakal
cukup naik signifikan.
Namun kembali
lagi, Kaesang menurutnya tidak bisa hanya mengandalkan dukungan dari satu
parpol saja misal PDIP yang bernafaskan ideologi nasionalis. Kaesang, lanjut
Arifki, tetap membutuhkan sejumlah dukungan dari partai lain.
"Kaesang
maupun parpol lainnya yang akan ikut membantu untuk melawan PKS di Depok,
peluangnya ada. Karena memang momentum Kaesang mungkin, terkait muncul figur
lain untuk mengalahkan PKS di Depok, mungkin hari ini. Karena memang selama ini
tidak ada yang bisa mampu mengalahkan PKS di Depok," ujar Arifki.[SB]