Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Marak Pinjol di Negara Lain dan Teror Serupa di Indonesia

September 23, 2023 Last Updated 2023-09-23T08:50:07Z


 
Sengkarut pinjaman online (pinjol) kembali terjadi di Indonesia. Terbaru, publik dikejutkan dengan dugaan pengguna AdaKami bunuh diri usai diteror penagih utang (debt collector/ DC).


Kasus tersebut viral di media sosial, baik Instagram maupun X. Terduga korban disebut meminjam uang kepada AdaKami sebesar Rp9,4 juta. 


Namun, ia diduga harus mengembalikan sekitar Rp18 juta-Rp19 juta imbas tingginya biaya administrasi. Teror pun masuk dari DC yang diduga terafiliasi dengan AdaKami.


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turun tangan memanggil jajaran petinggi AdaKami untuk mengklarifikasi dugaan kasus bunuh diri tersebut.


AdaKami lantas berkomentar dan mengaku prihatin atas hilangnya satu nyawa yang diduga peminjamnya. Namun, mereka mengaku tidak menemukan hubungan perusahaan dengan DC yang meneror korban.


Fenomena pinjol kerap diwarnai kontroversi. Hal ini rupanya tak hanya terjadi di Indonesia.


Kenyataannya, fenomena pinjol juga marak di negara lain. Berikut di antaranya:


1. Amerika Serikat


Di Amerika Serikat (AS), layanan itu salah satunya diberikan oleh SoFi.


Dilansir dari website perusahaan, SoFi merupakan platform pinjol yang menawarkan pinjaman pribadi tanpa jaminan. Hingga saat ini SoFi telah memiliki lebih dari 6 juta nasabah.


Adapun pinjaman yang didanai sudah mencapai lebih dari US$73 miliar. Sedangkan utang yang dilunasi nasabah sudah mencapai lebih dari US$34 miliar.


SoFi memperbolehkan nasabah meminjam uang antara US$5.000 hingga US$100.000 untuk jangka waktu mulai dari dua tahun hingga tujuh tahun.


Selain SoFi, di AS juga ada Upgrade. Layanan pinjol ini telah memiliki lebih dari 2,5 juta nasabah. Total dana yang dipinjamkan kepada para nasabah pun sudah mencapai lebih dari US$24 miliar.


Upgrade memperbolehkan nasabah meminjam uang antara US$5.000 hingga US$50.000. Nasabah bisa segera mencairkan dana pinjaman hanya dalam waktu satu hari.


Meskipun demikian, pemberi pinjaman membebankan biaya originasi antara 1,85 persen dan 9,99 persen, dan peminjam mungkin menghadapi tingkat persentase tahunan (APR) yang tinggi.


2. Korea Selatan

Di Korea Selatan, juga terdapat pinjol, seperti Lendit. Lendit merupakan pinjol untuk pinjaman pribadi tanpa jaminan.


Lendit telah memberikan pinjaman lebih dari 1 triliun won. Perusahaan juga memiliki nasabah lebih dari 150 ribu orang.


Perusahaan yang berdiri sejak 2015 itu dapat memberikan pinjaman hingga 50 juta won kepada nasabah. Adapun bunga terendah tahunan mencapai 5 persen dan tertinggi 19,9 persen.


Sementara, jangka waktu pinjaman paling pendek/maksimum 36 bulan.

3. India

Bergeser ke India, ada perusahaan pinjol bernama MoneyTap. MoneyTap merupakan jalur kredit berbasis aplikasi pertama di India.


MoneyTap pada dasarnya adalah perusahaan peminjaman uang dengan suku bunga fleksibel, saat ini melayani klien di Delhi NCR, Mumbai, Bangalore, Hyderabad, Chennai, dan 30 kota lainnya di India.


Jumlah pinjaman yang bisa diambil nasabah mulai dari 3.000 rupee hingga 5 lakh rupee. Tenor yang diberikan mulai dari 2 bulan hingga 36 bulan. Sementara, suku bunga yang dibebankan mencapai 1,08 persen per bulan.


4. Afrika Selatan


Tak ketinggalan, pinjol juga menjamur di Afrika Selatan. Afrika Selatan merupakan salah satu negara di benua Afrika dengan perekonomian paling maju dengan pertumbuhan signifikan di sektor fintech.


Menurut Statista.com, Afrika Selatan menyumbang 40 persen dari seluruh pendapatan fintech di Afrika.


Teror Penagih Utang Pinjol


Sama dengan di Indonesia, operasi pinjol di sejumlah negara juga tak luput dari masalah, termasuk bunuh diri peminjam.


Lihat saja, pada 13 September 2023 lalu satu keluarga di Kadamakkudy, India diduga bunuh diri setelah diteror penagih utang pinjol.


Dilansir dari Mathrubhumi.com, terduga korban itu adalah Nijo (39) dan istrinya Shilpa (29). Polisi mengatakan pasangan tersebut terlebih dahulu meracuni kedua anaknya yang bernama Abel (7) dan Aaron (5) sebelum gantung diri di rumahnya.


Polisi awalnya menduga beban keuangan menjadi alasan di balik bunuh diri tersebut. Namun, pesan ancaman dari pinjol diketahui menjadi penyebab bunuh diri tersebut.


Kerabat korban menerima pesan WhatsApp yang menyatakan bahwa Shilpa telah mengambil pinjaman sebesar 9.000 rupee dari aplikasi online dan meminta mereka untuk segera membayarnya.


Teror dari pinjol itu berupa ancaman penyebarluasan foto Shilpa yang sudah diedit menjadi vulgar jika keluarga tak lekas membayar utang.


Masih di negara yang sama, Juli lalu seorang nasabah pinjol bernama Rajesh Kumar diduga bunuh diri setelah diancam oleh agen pinjol.


Teror pinjol ini pun serupa, pihak pinjol mengancam akan menyebarkan foto telanjang warga asal Tamil Nadu itu jika tak lekas membayar bunga yang selangit.


Dilansir dari India Today, Rajesh telah meminjam sejumlah uang melalui aplikasi online dengan mengklik tautan di Instagram dan telah membayar uang tersebut setahun yang lalu.


Namun, beberapa orang, yang menyebut diri mereka perwakilan aplikasi tersebut, mengatakan kepadanya bahwa Rajesh masih harus membayar kembali sejumlah bunga.


Mereka telah menghubungi Rajesh dan membagikan foto telanjang dirinya melalui WhatsApp dan mengancam akan meneruskannya ke orang-orang di kontaknya.


Karena takut dipermalukan, korban pun memilih mengakhiri hidupnya.


Pada awal Juli lalu, seorang mahasiswa teknik di Karnataka, India bernama Tejas Nair (22) juga bunuh diri setelah diteror penagih utang pinjol.


Ia mengakhiri hidupnya setelah tak mampu membayar pinjaman yang dia ambil dari aplikasi seluler online asal China, Slice and Kiss.


Sebelum bunuh diri, Tejas diduga disiksa oleh penagih utang dari pinjol yang ia pinjami uang tersebut.


Ayah korban mengatakan Tejas terpaksa meminjam uang kepada pinjol karena harus melunasi utang pada kerabatnya. Tejas meminjam sebesar 30 ribu rupee pada pinjol.


Termasuk bunga dan denda keterlambatan, Tejas harus membayar kembali sekitar 45 ribu rupee. Agen dari aplikasi tersebut diduga mulai memeras dan mengancam akan membeberkan foto-foto intim Tejas, jika ia gagal membayar kembali pinjamannya.


Sebuah catatan bunuh diri ditemukan setelah Tejas meninggal; surat itu berbunyi: "Maaf ayah dan ibu atas apapun yang kulakukan tapi aku tidak punya pilihan lain selain ini. Saya tidak mampu membayar pinjaman lain yang ada atas nama saya dan ini adalah keputusan akhir saya. Selamat tinggal...".


Hal tak jauh berbeda juga terjadi di Filipina. Para penagih utang pinjol mempermalukan, melanggar privasi, dan mengancam membunuh nasabah yang tak kunjung membayar.


Mina (26), seorang pegawai pemerintah di Bicol, menonaktifkan akun Facebooknya dan mengubah nomor teleponnya pada awal 2022 setelah diteror penagih utang pinjol, SunCash.


Aplikasi pinjol itu meretas ponselnya, sehingga Mina mengirim SMS kepada sejumlah orang tanpa ia sadari.


Adapun isi SMS itu adalah informasi bahwa Mina telah meminjam sejumlah uang kepada pinjol yang bersangkutan dan belum membayar tepat waktu.


Utang Mina di pinjol menumpuk hingga 100.000 peso Filipina.


Mina sebenarnya merasa malu akan SMS itu. Pasalnya, banyak rekan di kantornya yang menanyakan hal tersebut kepada dirinya.


Awalnya, Mina tetap tenang dan pura-pura tidak tahu. Namun, ketika dia tiba di rumah, dia menangis sendirian. Mina menangis sepanjang malam.


"Saya terus menangis dan berdoa. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya tidak bisa makan. Saya mengaku di grup chat kantor, 'Maaf teman-teman, saya berbohong. Saya tidak ingin menimbulkan keributan di di kantor. Semakin kamu menghiburku, semakin aku merasa tidak enak badan'" kata Mina seperti dikutip dari Philippine Center for Investigative Journalism.


Mina pun akhirnya melunasi utangnya kepada pinjol setelah menjual laptop, sofa dan bantuan dari sang kakak. Namun, gangguan terus berlanjut.


Ia lantas mencari tahu tentang pinjol dan menemukan grup korban di Facebook. Mina menyadari dia tidak sendirian. Faktanya, orang lain mempunyai pengalaman yang lebih buruk.


"Saya mengetahui bahwa mereka (para korban) mengalami banyak hal. Saat saya mengirim SMS ke kontak saya, saya merasa trauma. Namun ada juga yang mendapat ancaman pembunuhan. Mereka diberitahu, 'Saya akan membunuhmu! Aku akan memenggal kepalamu'" ucap Mina.


Salah satu korban pinjol yang mengalami perlakuan lebih buruk dari Mina adalah Chel (36). Ibu lima orang anak asal Taguig, Filipina itu menerima makian, hinaan, dan bahkan ancaman pemerkosaan dan pembunuhan pada Maret 2022 lalu.


Hal itu terjadi setelah dirinya telah membayar utang dari pinjol, Kuya Loan. Chel meminjam 3.500 peso Filipina pada aplikasi tersebut.


Teror pinjol kepada Chel tak berhenti sampai di situ. Pihak pinjol juga mengirim pesan kepada kerabat Chel dan mengatakan bahwa Chel ada seorang penipu.


"Untuk jumlah sekecil itu, mereka (pinjol) harus mengancam nyawa seseorang? Saya stres," kata Chel.[SB]
×