Pada awal dekade ini, Alibaba dinobatkan sebagai perusahaan paling berharga di Asia. Namun tampaknya raksasa teknologi China itu kini berada dalam krisis.
Alibaba yang didirikan oleh miliarder Jack Ma itu telah berjuang untuk mempertahankan statusnya sebagai perusahaan teknologi terkemuka di kawasan Asia, di tengah upaya restrukturisasi besar-besaran yang terjadi.
Pada Maret 2023, Alibaba mengumumkan program restrukturisasi yang membaginya menjadi enam bisnis yang dipimpin oleh CEO terpisah. Namun sayangnya restrukturisasi itu tidak berjalan sesuai rencana.
Seorang karyawan mengatakan banyak staf Alibaba tidak tahu apa yang terjadi, sehingga menimbulkan kebingungan sampai akhirnya mereka dipecat setelah unit bisnis mulai dipisah.
Sementara yang lain berpendapat bahwa karyawan yang bekerja di unit yang merugi mengajukan petisi kepada para pemimpin untuk tidak menghentikan operasi mereka.
Mengutip Business Insider, tanda-tanda bahwa program restrukturisasi Alibaba tidak berjalan sesuai rencana pertama kali muncul pada November. Ketika mengumumkan pendapatan untuk tiga bulan hingga September, perusahaan tersebut mengatakan bahwa pihaknya tidak lagi sepenuhnya memisahkan perusahaan cloud-nya.
Alibaba diketahui membawahi beberapa platform e-commerce seperti Tmall dan Taobao. Alibaba juga menghadirkan layanan penyimpanan data cloud, logistik, sampai hiburan.
Laporan tersebut menyebutkan perluasan pembatasan AS terhadap ekspor chip komputasi canggih baru-baru ini telah menciptakan ketidakpastian.
Restrukturisasi juga menghalangi upaya Alibaba untuk mengalahkan pesaing bisnis e-commerce domestiknya. Konsultan yang berbasis di Beijing, Duncan Clark, menyebut pesaingnya seperti perusahaan saudara TikTok, Douyin dan PDD, sebagai ancaman.
Alibaba tidak segera menanggapi permintaan komentar Business Insider.
Menurut laporan Financial Times, pada November tahun lalu, Jack Ma mendesak Alibaba untuk berubah dan melakukan reformasi.
"Saya sangat yakin bahwa Alibaba akan berubah dan melakukan reformasi," tulis Ma dalam sebuah postingan yang dipublikasikan di forum internal Alibaba. "Saya yakin karyawan Alibaba selalu memperhatikan dan mendengarkan," imbuhnya.
Dia menanggapi postingan karyawan tentang hasil keuangan kuartal ketiga tahun lalu yang "menakjubkan" dari PDD Holdings, yang membuat pesaing baru Alibaba tersebut hampir melipatgandakan pendapatannya menjadi US$9,4 miliar.
Intervensi Ma terjadi pada saat kritis bagi Alibaba, dengan pimpinan barunya Eddie Yongming Wu memikirkan kembali rencana restrukturisasi perusahaan. [SB]