Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Rupiah Menguat Tajam di Akhir Pekan Usai The Fed Tahan Suku Bunga

Februari 03, 2024 Last Updated 2024-02-03T02:02:30Z


Nilai tukar rupiah ditutup menguat tajam 104 poin ke level Rp 15.660 per dolar Amerika Serikat (dolar AS) pada perdagangan akhir pekan, Jumat, 2 Februari 2024. Sebelumnya, rupiah sempat melemah 110 poin ke level Rp 15.764 per dolar AS.


“Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif dan ditutup menguat di kisaran Rp 15.610 hingga Rp 15.700 per dolar AS,” ujar analis sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam keterangan tertulis, Jumat.


Dalam analisisnya, indeks dolar AS melemah setelah Bank Sentral AS Federal Reserve alias The Fed mempertahankan suku bunga tetap stabil dan menurunkan ekspektasi penurunan suku bunga pada Maret mendatang.


“Namun Ketua The Fed, Jerome Powell, memberikan catatan yang agak optimis terhadap perekonomian AS, yang mendorong investor untuk beralih ke aset-aset yang berbasis risiko meskipun ada prospek suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama,” kata dia.


Saat ini, menurutnya, pasar menantikan penurunan suku bunga pada bulan Mei seiring pendekatan Non-Farm Payrolls (NFP). “Para pedagang mulai memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin di bulan Mei,” tuturnya.


Selanjutnya: Sementara Alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang....


Sementara Alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang penurunan suku bunga di bulan Mei lebih dari 60 persen. Para analis juga memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga setidaknya empat kali lagi setelah bulan Mei.


“Meskipun skenario seperti ini menjadi pertanda baik bagi mata uang Asia yang didorong oleh risiko, The Fed belum memberikan indikasi bahwa mereka akan memangkas suku bunga secara besar-besaran pada 2024,” ujar analis itu.


Adapun bank sentral menegaskan bahwa rencana mereka untuk menurunkan suku bunga sebagian besar akan ditentukan oleh jalur inflasi. Data NFP diperkirakan akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai pasar tenaga kerja.


“The Fed juga menyebutkan melemahnya pasar tenaga kerja sebagai salah satu faktor utama yang mendorong penurunan suku bunga,” ucap Ibrahim.


Dari faktor internal sendiri, Bank Indonesia sebelumnya menyatakan bahwa ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di dunia pada 2023 dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen. Hal itu disertai dengan inflasi sebesar 2,61 persen atau salah satu yang terendah di dunia.

×