Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Hizbullah Lepas 40 Roket Katyusha ke Israel,Taktik Kuras Iron Dome Sebelum Gelombang Serangan Iran?

April 13, 2024 Last Updated 2024-04-13T08:50:36Z


Kelompok pejuang muslim Syiah Lebanon, Hizbullah, melepaskan puluhan roket artileri ke wilayah Israel utara pada Sabtu dini hari, (13/4/2024).


Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya isu Iran akan membalas tindakan Israel yang menghancurkan gedung konsulatnya di Damaskus, Suriah, beberapa waktu lalu.


Hizbullah adalah proksi Iran yang terlibat konflik terbatas dengan Israel di perbatasan, setelah negeri Yahudi itu melancarkan invasi ke Jalur Gaza.


Sekjen Hizbullah Sayyid Hasan Nasrallah memandang reaksi Iran menanggapi agresi Israel di bagian konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus sebagai hak yang sah.


Hizbullah dilaporkan menggunakan 40 roket Katyusha ke posisi artileri Pasukan Pertahanan Israel di Israel utara.


Israel mengklaim beberapa di antaranya berhasil dicegat, sementara yang lain menghantam area terbuka atau gagal di Lebanon.


Saat kejadian berlangsung, terdengar sirene meraung-raung termasuk akibat jatuhnya pecahan peluru dari intersepsi rudal pertahanan Iron Dome.


Meski tak menimbulkan kerusakan di pihak Israel, ada analisa bahwa serangan Hizbullah yang membanjiri Israel ini bukan untuk menimbulkan kerusakan.


Serangan itu diduga untuk menguras stok rudal pertahanan udara IDF sebelum Iran melancarkan serangan utama.


Disebutkan ratusan rudal jelajah telah disiapkan Iran sebagai pembalasan atas pemboman Israel terhadap kedutaan mereka di Suriah. Ratusan drone "murah" juga sudah siap.


Iran diyakini akan menggunakan taktik cerdas, menggunakan drone murah terlebih dahulu untuk membuat Israel menggunakan sistem pertahanan udara bernilai jutaan dolar.


Prediksi Waktu Serangan


Intelijen Amerika Serikat dan negara-negara lain memprediksi pembalasan bisa terjadi paling cepat pada hari Sabtu malam waktu setempat.


Serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini dapat memicu perang regional yang besar-besaran.


Presiden AS Joe Biden juga telah memperingatkan Israel bahwa ia memperkirakan serangan dari Iran akan segera terjadi, namun telah memperingatkan negara ulama tersebut untuk tidak menyerang.


“Saya belum mendapatkan informasi yang valid, tetapi mungkin dalam waktu dekat,” kata Biden kepada wartawan usai sebuah acara.


Ketika ditanya apa pesannya kepada Iran mengenai serangan terhadap Israel, Biden menjawab, "Jangan."


Serangan dari wilayah Iran telah muncul sebagai salah satu skenario utama yang diperkirakan oleh negara Yahudi dan sekutunya, menurut laporan Wall Street Journal dan Bloomberg.


Pemboman dengan drone dan rudal presisi bisa terjadi dalam 24 jam ke depan, kata laporan tersebut mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.


Setiap serangan Iran terhadap Israel kemungkinan besar merupakan kombinasi rudal dan drone, berdasarkan kemampuan saat ini yang diuraikan dalam penilaian Ancaman Seluruh Dunia Badan Intelijen Pertahanan yang dirilis Kamis malam.


"Teheran memiliki persediaan rudal balistik dan jelajah dalam jumlah besar yang mampu menyerang sasaran sejauh 2.000 kilometer dari perbatasannya,” kata badan tersebut.


AS telah mempercepat penambahan aset militer untuk melindungi Israel dan pasukan Amerika di wilayah tersebut.


Negara tersebut telah memindahkan dua kapal perusak Angkatan Laut ke Laut Mediterania Timur, menurut seorang pejabat Angkatan Laut.


Salah satunya adalah USS Carney, yang baru-baru ini berada di Laut Merah melakukan pertahanan udara melawan drone Houthi dan rudal anti-kapal.


Amerika juga telah menggandakan upaya diplomatiknya untuk mengendalikan permusuhan di kawasan, yang semakin memanas sejak Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Palestina untuk menghancurkan organisasi militan Hamas.


Para pejabat AS telah berupaya mengirim pesan ke Iran, termasuk melalui saluran Swiss yang sudah mapan, sambil berbicara dengan Israel, Arab Saudi, Qatar, dan pemerintah lainnya.


Biden juga telah mengirim kepala Komando Pusat AS, Jenderal Michael Kurilla, ke Israel untuk melakukan pembicaraan mendesak mengenai ancaman dari Iran.


'Perang bayangan' antara dua negara di Timur Tengah memanas ketika serangan udara Israel menghantam konsulat Iran di Damaskus, menewaskan tujuh orang, termasuk dua jenderal.


Iran segera mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa pihaknya siap berperang dan akan memberikan "tamparan" kepada Israel.


Sejak saat itupula, Israel telah bersiaga, mereka membatalkan cuti pulang bagi pasukan tempur, memanggil pasukan cadangan, dan memperkuat pertahanan udara.


Militer Israel juga mengacak sinyal navigasi di Tel Aviv pada hari Kamis untuk mengganggu drone atau rudal yang bernavigasi GPS yang mungkin ditembakkan ke negara tersebut.

×