India-Pakistan saling mengklaim menang perang setelah konflik antar kedua negara mulai meningkat.
Konflik India-Pakistan terjadi setelah serangan oleh kelompok bersenjata yang terjadi ke kawasan Kahsmir yang dikuasai India, dan membunuh 26 wisatawan.
India menuduh Pakistan terlibat dalam aksi teror tersebut, yang langsung dibantah oleh negara itu.
Konflik yang tereskalasi ini pun menimbulkan kekhawatiran dunia, mengingat kedua negara merupakan negara kekuatan nuklir.
Saluran televisi India menampilkan judul berita “Pakistan Menyerah”, sepanjang layar, beberapa menit setelah gencatan senjata yang ditengahi oleh Amerika Serikat.
Dikutip dari CNN Internasional, Senin (12/5/2025), Menteri Pertahanan India Rajnath Singh, menegaskan aksi militer India ke Pakistan, menjadi pesan tegas ke para teroris.
Sementara itu, di Pakistan, kerumunan yang berkumpul di jalanan Ibu Kota Pakistan, untuk merayakan apa yang Perdana Menteri Shehbaz Sharif, gambarkan sebagai sejarah militer yang dicapai tentara pemberani Pakistan dengan cara yang spektakuler.
“Pada hitungan jam, jet kami telah membungkam persenjataan India dengan cara yang tak akan dilupakan oleh sejarah,” ujarnya.
Pakistan mengungkapkan kesuksesannya di udara, mengklaim bahwa pilot mereka telah menembak jatuh lima jet tempur India dalam pertempuran udara.
Termasuk tiga jet tempur canggih buatan Prancis, Rafale, dalam apa yang disebut upaya mempermalukan angkatan udara Pakistan.
Selain itu, sebelumnya dilaporkan dua pesawat jatuh di negara bagian India yang berbatasan dengan Pakistan.
Laporan itu terjadi bersamaan dengan klaim Pakistan telah menembak jatuh jet tempur India.
Sumber intelijen Prancis mengungkapkan bahwa Pakistan telah menembak setidaknya satu buah pesawat Rafale.
Namun, pejabat India masih menolak mengakui bahkan satu kekalahan yang dialami pesawatnya.
India malah merilis gambaran satelit terbaru yang memperlihatkan kerusakan serius dari landasan udara dan stasiun radar yang menurut pejabat pertahanan India merupakan pangkalan militer Pakistan yang liumpuh akibat serangan udara besar-besaran India.
Meski pemimpin politik militer India dan Pakistan bisa memutarbalikkan keadaan sesuai keinginan, tapi tak ada kemenangan jelas dalam konflik ini.
Bahkan ada perseteruan untuk mendapatkan apa yang jelas-jelas merupakan negosiasi yang ditengahi AS dan berujung gencatan senjata.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, mengatakan ia dan Wakil Presiden JD Vance menghubungi para pemimpin politik dan militer di kedua belah pihak untuk mendesak mereka menahan diri.
Pejabat Pakistan menyatakan terima kasih atas intervensi AS, namun pemimpin India disebut mengecilkan peran Washington.
Mereka mengatakan bahwa gencatan senjata tersebut diupayakan antara India dan Pakistan secara langsung.
Alasannya, kemungkinan besar didorong oleh kebanggaan nasional, karena pejabat India enggan mengakui bahwa gencatan senjata tersebut dipaksakan kepada mereka, atau bahkan ditengahi AS.