×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Konflik India Vs Pakistan Bisa Picu Perang Nuklir, Begini Dampaknya ke Dunia

Mei 03, 2025 Last Updated 2025-05-03T06:23:20Z


Ketegangan antara India dan Pakistan semakin memanas imbas konflik di Kashmir yang menewaskan 26 warga sipil oleh serangan milisi bersenjata pada 22 April 2025.


Sebagian besar korban adalah wisatawan India yang mengunjungi Kashmir karena menjadi tempat wisata yang terkenal. 


India menyebut, peristiwa berdarah itu sebagai serangan teroris dan menuduh Pakistan terlibat. Sebaliknya, Islamabad membantah.


Sebuah kelompok bernama Resistance Front, cabang dari Lashkar-e-Taiba, mengeklaim bertanggung jawab atas serangan itu.


Pembunuhan tersebut membuat tensi India dan Pakistan mendidih, jual-beli tembakan antar tentara dari kedua belah pihak berlangsung selama beberapa malam di sepanjang garis kontrol atau line of control (LoC) Kashmir.


Bahkan, kedua negara di ambang perang setelah Menteri Informasi Pakistan Attaullah Tarar menulis di X (sebelumnya Twitter) pada Rabu (30/4/2025) mengenai kemungkinan serangan militer dari India.


Attaullah mengatakan, Pakistan memiliki informasi intelijen yang kredibel bahwa India akan melancarkan serangan militer dalam 24 hingga 36 jam ke depan.


Potensi perang nuklir


Meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan juga memicu kekhawatiran tentang potensi perang nuklir.


Pasalnya, masing-masing negara memiliki hampir 200 hulu ledak nuklir, sebagaimana dilansir Newsweek.


Menurut data dari Arms Control Association, India memiliki sekitar 172 hulu ledak nuklir. Sementara Pakistan memiliki sekitar 170 hulu ledak nuklir.


Pada 1998, India mengadopsi kebijakan bernama "tidak menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu". Ini berarti negara itu hanya akan menggunakannya sebagai pembalasan.


Akan tetapi, India sedang mempertimbangkannya kembali kebijakan tersebut dalam beberapa tahun terakhir. 


Sebaliknya, Pakistan tidak memiliki kebijakan seperti yang dimiliki India.


Dampak perang nuklir


Dengan kekuatan nuklir yang cukup seimbang, kedua negara dikhawatirkan bisa menggunakan senjata tersebut dalam konfliknya.


Jika senjata nuklir benar-benar digunakan, dampaknya akan sangat luar biasa. Tidak hanya bagi kedua negara, tapi juga seluruh dunia.


Sebuah studi tahun 2019 dari Rutgers University dan Robock menyatakan, 100 juta orang bisa langsung meninggal jika perang nuklir kedua negara pecah.


Bahkan, banyak orang di seluruh dunia bisa meninggal karena kelaparan jika konflik nuklir pecah antara India dan Pakistan.


Penelitian tersebut menemukan, kebakaran yang dipicu oleh ledakan senjata nuklir dapat melepaskan 16 juta hingga 36 juta ton jelaga atau karbon hitam dalam bentuk asap.


Asap ini yang akan naik ke atmosfer lalu menyebar ke seluruh dunia dalam hitungan pekan.


Jelaga ini akan menyerap radiasi matahari. Akibatnya, cahaya matahari yang mencapai Bumi akan berkurang 20 hingga 35 persen, sehingga mendinginkan permukaan Bumi antara 2 sampai 5 derajat celsius.


Asap yang membumbung dan menyelimuti atmosfer ini juga bisa mengurangi curah hujan antara 15 hingga 30 persen, dengan dampak regional yang lebih besar.


Kondisi tersebut membuat pertumbuhan vegetasi termasuk tanaman pangan di darat menurun antara 15 hingga 30 persen di daratan dan laut menurun 5 hingga 15 persen. 


Pemulihan dari semua dampak akibat perang nuklir India dan Pakistan akan memakan waktu lebih dari 10 tahun karena asap akan bertahan di atmosfer cukup lama

×