Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Sudah Tangkap Pejuang Hamas, Israel Malah Bombardir Area Dekat Istana Suriah

Mei 03, 2025 Last Updated 2025-05-03T04:25:02Z


Pemerintah Suriah yang dipimpin Ahmad al Sharaa berupaya untuk mendapatkan keringanan sanksi dan berbagai kemudahan dari Negara Barat. Apapun jalan yang harus ditempuh demi tujuan itu, Sharaa akan menjalankannya, termasuk salah satunya menangkap pemimpin Hamas di Suriah.


Pemerintah Suriah menahan dua anggota senior Brigade al-Quds, faksi militer Jihad Islam Palestina (PIJ) pada Selasa (23/4/2025). Penangkapan itu dilakukan setelah Amerika Serikat menjanjikan pencabutan sanksi ekonomi dengan syarat tak ada lagi pejuang Palestina di Suriah.


Keduanya disebut mengambil bagian dalam serangan terhadap Israel dari Gaza pada Oktober 2023, kata sayap bersenjata kelompok tersebut dan seorang pejabat Suriah pada hari Selasa.


Penangkapan itu terjadi beberapa pekan setelah seorang pejabat AS menyerahkan delapan tuntutan kepada menteri luar negeri Suriah dalam sebuah konferensi di Brussels menurut laporan Reuters bulan lalu. Sumber mengatakan salah satu syaratnya adalah menjaga jarak dari kelompok pejuang Palestina yang didukung Iran.

 

Namun apa yang terjadi setelah memenuhi permintaan menahan pemimpin Hamas? Bukannya kemudahan dan apresiasi dari Amerika dan Israel, justru, Suriah dibombardir Israel, bahkan lokasi pemboman berada di dekat istana kepresidenan Suriah.


Militer Israel mengumumkan pada Jumat pagi bahwa mereka telah melancarkan serangan udara di daerah yang berdekatan dengan istana presiden di Damaskus. Serangan itu terjadi tak lama setelah Israel mengancam akan melakukan serangan balasan kepada pemerintah Suriah jika tidak melindungi minoritas Druze di negara itu.

 

Kaum Druze adalah sebuah sekte keagamaan yang unik dengan sekitar 1 juta penganut di seluruh dunia, sebagian besar di Lebanon, Suriah, Israel, dan Yordania. Mereka adalah sebuah kelompok minoritas etno-religius yang sebagian besar mengidentifikasi diri sebagai orang Arab dan berbahasa Arab. Agama Druze memiliki pengaruh dari Islam, Yahudi, Kristen, filsafat Yunani, dan Hinduisme. 

 

"Beberapa waktu lalu, pesawat tempur menyerbu daerah yang berdekatan dengan Istana Ahmad Hussein al-Sharaa di Damaskus," kata juru bicara militer Avichay Adraee dalam sebuah posting di platform X.

 

Pada gilirannya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pagi ini bahwa Israel telah menyerang target di dekat istana presiden di ibu kota Suriah, Damaskus, menegaskan kembali janjinya untuk melindungi anggota minoritas Druze.


 

"Tadi malam, Israel melancarkan serangan udara di dekat istana presiden di Damaskus," tambah Netanyahu dalam pernyataan bersama dengan Menteri Pertahanan Israel Katz.


Ia menambahkan, "Ini adalah pesan yang jelas kepada rezim Suriah: Kami tidak akan membiarkan pasukan (Suriah) dikerahkan ke selatan Damaskus atau menimbulkan ancaman apa pun terhadap Druze."


Ini adalah kedua kalinya Israel melancarkan serangan terhadap Suriah dalam dua hari, setelah berjanji untuk membela minoritas Druze.


Tersandera Amerika


Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Profesor Sudarnoto Abdul Hakim menanggapi pihak berwenang Suriah yang telah menahan dua anggota senior Brigade al-Quds, faksi militer Jihad Islam Palestina (PIJ) pada Selasa (23/4/2025). Untuk diketahui, penangkapan itu dilakukan setelah Amerika Serikat (AS) menjanjikan pencabutan sanksi ekonomi dengan syarat tak ada lagi pejuang Palestina di Suriah.


Sudarnoto melihat yang terjadi di Suriah adalah masalah atau tantangan besar terkait dengan Palestina dan negara di sekitarnya. Menurutnya, tersanderanya negara-negara tertentu dengan kepentingan-kepentingan Amerika adalah isu yang perlu menjadi perhatian.

 

"Jadi seperti Suriah ini ya, harus mengikuti pilihan-pilihan yang diberikan oleh Amerika, ya antara lain tadi itu penangkapan pejuang Palestina," kata Sudarnoto kepada Republika, Jumat (25/4/2025).


Ketua MUI ini menerangkan bahwa yang dilakukan Amerika terhadap Suriah adalah upaya AS membela Israel. Juga dalam rangka mempertahankan kepentingan AS di Timur Tengah dengan cara memecah belah kekuatan-kekuatan yang ada di sana dan sekitarnya.


Sudarnoto mengungkapkan bahwa negara-negara yang melakukan hubungan normalisasi dengan Israel, tentu saja tidak akan bisa melakukan langkah maksimal dalam rangka melakukan pembelaan terhadap Palestina.


"Jadi tidak saja isu tentang pertentangan yang terjadi antara Hamas dan Fatah, tapi saya melihat juga upaya-upaya lebih yang dilakukan oleh Amerika yaitu memecah kekuatan-kekuatan pembela-pembela Palestina yang misalnya ada di Suriah atau bahkan di tempat-tempat lain termasuk Iran juga ya," ujar Sudarnoto.


Menurutnya, negara manapun yang ekonominya tergantung pada kapitalisme Amerika, maka selama itu juga tidak akan bisa bergerak merdeka, apalagi membantu dan menolong tetangganya atau saudara-saudara sendiri yang sedang teraniaya.


Untuk itu, MUI mendorong perlunya pertemuan darurat untuk melakukan konsolidasi internal di kalangan negara-negara Muslim. MUI juga menilai konsolidasi anggota-anggota negara-negara OKI memang tidak mudah dan bukan persoalan baru. Selama ini memang tidak efektif konsolidasi internal OKI terutama dalam menghadapi problem politik, ekonomi dan keamanan.


Tapi, Sudarnoto menegaskan, memang harus dilakukan upaya lain termasuk melalui OKI atau melalui apapun, supaya ada negara lain termasuk Indonesia mencoba meyakinkan supaya OKI bisa bersatu padu. Kalau tidak bersatu padu, negara-egara anggota OKI akan susah dan terbelenggu.


"Saya juga ingin mengusulkan juga ya, kekuatan-kekuatan atau organisasi-organisasi perlawanan terhadap Israel itu juga penting melakukan memperkuat konsolidasinya untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan politik pecah belah seperti yang dilakukan oleh Amerika," jelaa Sudarnoto.


Sudarnoto mengusulkan kepada pihak-pihak yang sedang melawan Israel untuk bersatu dan berkonsolidasi sehingga menjadi kekuatan yang diperhitungkan, juga untuk mencegah politik pecah belah yang dilakukan Amerika. Konsolidasi dipelukan negara-negara dan organisasi-organisasi pembela Palestina agar tidak kalah menghadapi kekuatan besar seperti Amerika.


MUI melihat bahwa perjuangan Hamas selama ini di Gaza sudah membuktikan kekuatan Hamas yang menyusahkan Israel. Meskipun harus dibayar dengan harga mahal yakni wafatnya puluhan ribu orang Palestina oleh serangan Israel.


"Jadi sebetulnya mereka seperti Hamas kalau saya boleh menyebutkan itu sudah menjadi the main player of global politics sebetulnya, dulu diremehkan tapi sekarang tidak lagi bisa diremehkan," ujarnya.


Sudarnoto menambahkan, tapi yang sangat penting harus ada konsolidasi internal di kalangan kekuatan-kekuatan perlawanan Israel. Sebagaimana diketahui, Israel selalu didukung Amerika.

×