Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

6 Kebiasaan yang Membuat Otak Menua Lebih Cepat

Juni 16, 2025 Last Updated 2025-06-16T06:53:29Z

 


Proses penuaan tidak dapat dihentikan, tapi Anda bisa memperlambat prosesnya, terutama jika menyangkut penuaan otak. 


Penuaan otak adalah proses alami di mana otak mengalami perubahan seiring bertambahnya usia, yang meliputi perubahan umum pada semua orang dan perubahan yang disebabkan oleh penyakit. 


Proses ini dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif seperti daya ingat, kosentrasi, dan kemampuan berpikir cepat. 


"Penuaan otak mengacu pada penurunan alami dan struktur dan fungsi otak seiring berjalannya waktu," kata seorang ahli ilmu saraf, Caitlin Shure, Ph.D, yang dilansir dari EatingWell.


Kebiasaan yang Membuat Otak Menua dengan Cepat


Proses penuaan bisa terjadi lebih cepat, yang disebabkan karena kebiasaan buruk. 


Berikut ini beberapa kebiasaan buruk yang dapat membuat otak menua dengan cepat. 


1. Duduk sepanjang hari


Menghabiskan sebagian besar waktu dengan duduk tidak hanya membuat punggung sakit, tapi juga buruk untuk kesehatan otak. 


"Gaya hidup yang tidak banyak bergerak dapat mengurangi aliran darah dan oksigen ke otak, yang keduanya penting untuk kesehatan mental dan kognitif," kata Shure. 


Gagasan ini didukung oleh penelitian, tidak banyak bergerak dikaitkan dengan risiko demensia yang lebih tinggi. 


"Di sisi lain, aktivitas fisik membantu melepaskan faktor pertumbuhan seperti faktor neurotropik yang berasal dari otak (BDNF) yang mendukung pertumbuhan sel-sel otak baru dan penguat koneksi otak," lanjut Shure.


Untuk membantu memperkuat otak, temukan satu atau dua aktivitas yang dapat dilakukan secara konsisten, misalnya jalan kaki, bermain di taman, atau bersepeda statis. 


2. Tidak mengelola tingkat stres


Menurut Sains, stres tidak hanya memengaruhi suasana hati, tapi stres juga dapat mempercepat penuaan otak. 


Kadar hormon stres yang tinggi secara kronis seperti kortisol dikaitkan dengan penurunan kognitif, khususnya yang memengaruhi fungsi memori di hipokampus. 


Penelitian menunjukkan, orang yang tidak memiliki kesehatan apa pun, kadar hormon glukokortikoid yang tinggi dilepaskan saat seseorang merasa stres, yang dapat mengganggu memori verbal untuk sementara waktu. 


Dengan kata lain, stres dapat membuat seseorang mengingat informasi tertulis atau lisan menjadi lebih sulit. 


Menemukan cara untuk mengelola stres secara efektif sangat penting untuk kesehatan otak dan kesehatan keseluruhan. 


Melakukan yoga, jalan kaki, atau bicara dengan profesional kesehatan mental dapat mengurangi stres dan membantu merasa lebih tenang. 


Suplemen Renovit untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya. 


3. Kurang tidur


Menurut seorang psikiater bersertifikat, Ankur Bindal, MD, MPH, FAPA, FAASM, kurang tidur kronis adalah salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan otak. 


Saat Anda tidur, otak akan bekerja keras untuk membentuk jalur saraf baru dan mempersiapkan diri untuk hari berikutnya. 


Penelitian menunjukkan, selama tidur tubuh membuang racun di dalam otak yang mungkin menumpuk sepanjang hari. 


Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian, proses ini dapat menjadi kunci untuk mencegah penyakit neurologis, seperti Alzheimer dan Parkinson. 


Kurang tidur juga dikaitkan dengan risiko depresi yang lebih tinggi. 


"Saya selalu menyarankan untuk memprioritaskan tujuh hingga sembilan jam tidur yang konsisten dan berkualitas tinggi, serta menciptakan rutinitas waktu tidur yang menenangkan," kata Bindal. 


4. Tidak memprioritaskan hubungan sosial


Penelitian menunjukkan, kesepian menyebabkan perubahan saraf yang memengaruhi proses kognitif. 


Terlebih lagi, orang yang melaporkan merasa kesepian sepanjang waktu diketahui memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit Alzheimer dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah melaporkan merasa keseipan atau hanya merasa kesepian kadang-kadang. 


Salah satu rekomendasi Bindal untuk menjaga otak tetap tajam adalah dengan tetap berhubungan secara sosial. 


Meskipun pertemanan daring bisa bermanfaat, penelitian menunjukkan bahwa pertemanan langsung mungkin lebih memuaskan dan memberikan peningkatkan suasana hati yang lebih besar. 


5. Melakukan terlalu banyak hal sekaligus


Berusaha melakukan terlalu banyak hal sekaligus juga dikenal sebagi multitasking, yang bisa berdampak buruk pada otak seiring berjalannya waktu. 


Beberapa penelitian menunjukkan, rasangan berlebihan seperti ini (melakukan banyak hal sekaligus) dapat berdampak negatif pada kemampuan untuk membuat keputusan dan menyerap informasi. 


Hal ini juga dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang kian menunpuk. 


"Saya menyarankan untuk benar-benar berhenti menggunakan internet, membiasakan membaca buku, mencatat pikiran Anda dalam jurnal, dan meluangkan waktu untuk bermeditasi," jelas Bindal. 


6. Mengonsumsi makanan olahan berlebihan


Terlalu sering pergi ke tempat penjualan makanan cepat saji dan mengonsumsinya, tidak memberikan bahan bakar terbaik untuk otak Anda. 


"Pola makan yang mengandung banyak makanan olahan sangat merusak, karena makanan ini dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh dan otak," jelas Bindal. 


Sebuah penelitian menemukan, setiap peningkatkan 10 persen pada asupan makanan olahan sangat terkait dengan risiko gangguan kognitif dan stroke yang lebih tinggi. 


Sebaliknya, asupan makanan utuh yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah dengan kondisi ini. 


Menjaga kesehatan otak seiring bertambahnya usia dapat dilakukan dengan penyesuaian kecil setiap hari. 


Melatih kesadaran, meningkatkan aktivitas fisik, mengonsumsi makanan yang seimbang, memprioritaskan tidur, dan tetap terhubung secara sosial merupakan kunci penuaan yang sehat.

×