×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Biaya dan Pengeluaran yang Wajib Dipersiapkan Sebelum Pensiun

Juni 07, 2025 Last Updated 2025-06-07T10:24:05Z


Siapa sih yang enggak ingin menikmati masa pensiun dengan tenang dan bahagia. Pasti semua mau dong. Tapi impian pensiun yang tenang itu butuh rencana matang dan persiapan jauh-jauh hari, tidak datang begitu saja.


Kita bakal bahas hal penting tapi sering dianggap sepele yaitu biaya-biaya dan pengeluaran wajib yang perlu disiapkan sebelum memasuki masa pensiun. Karena pensiun bukan cuma soal berhenti bekerja tapi juga bagaimana bisa hidup dengan nyaman tanpa pusing memikirkan keuangan.


Yuk, kita ulas satu per satu, biaya dan pengeluaran penting apa saja yang wajib dipersiapkan sebelum pensiun, agar masa tua kita nggak diwarnai drama keuangan, tapi justru jadi babak hidup yang paling santui dan menyenangkan.


1. Biaya Hidup Harian


Setelah pensiun nanti, kebutuhan hidup tetap jalan terus. Mulai dari urusan makan, bayar tagihan listrik dan air, sampai kebutuhan zaman now seperti internet, semuanya tetap butuh duit. Biaya hidup harian itu nggak bakal hilang dan malah bisa jadi lebih berat kalau tidak ada persiapan dari sekarang.


Coba bayangkan, sekarang seporsi makan sederhana bisa Rp20.000, gimana 15-20 tahun ke depan? Bisa-bisa tembus Rp50.000 karena inflasi. Belum lagi listrik buat nyalain lampu, air buat mandi, gas buat masak dan kuota internet supaya tetap bisa eksis atau ngobrol sama cucu lewat video call. Dan kalau kita masih aktif dengan berbagai kegiatan atau sekadar pergi belanja, maka biaya transportasi juga masuk dalam hitungan.


Jadi, penting untuk mulai menyusun strategi keuangan dari sekarang. Gimana caranya? Yang pertama bikin daftar prioritas pengeluaran. Bedakan mana yang benar-benar penting seperti makan, listrik, air, dan mana yang bisa dikurangi, contohnya langganan streaming dan makan di luar. Sehingga membantu kita lebih bijak pakai uang. 


Lalu hitung kebutuhan bulanan saat ini dan proyeksikan ke masa depan dan tambahkan faktor inflasi. Misal sekarang biaya hidup 5 juta per bulan, bisa jadi dua atau tiga tahun lagi kita butuh 10 juta per bulan untuk hidup dengan standar yang sama. Terakhir manfaatkan teknologi untuk mengatur keuangan seperti menggunakan aplikasi pencatat keuangan agar bisa melacak pengeluaran. Dari situ kita bisa tahu, uang lari ke mana saja setiap bulan.


2. Biaya Kesehatan


Biaya yang tidak kalah penting untuk disiapkan sebelum pensiun adalah biaya kesehatan, melalui asuransi kesehatan atau asuransi dari pemerintah seperti BPJS. Semakin bertambah usia, tubuh kita cenderung makin rentan. Ibarat mobil tua, perawatannya makin sering dibutuhkan karena ada saja yang mulai "aus" atau bermasalah.


Risiko terserang penyakit, baik yang ringan seperti flu musiman, sampai yang berat seperti stroke, jantung atau diabetes. Dan seperti yang kita tahu, biaya pengobatan sekarang tidak murah, apalagi nanti. Satu kali rawat inap untuk penyakit serius atau biaya operasi bisa menghabiskan puluhan sampai ratusan juta rupiah.


Bayangkan kalau tidak memiliki perlindungan asuransi atau BPJS. Semua dana pensiun yang dikumpulkan bertahun-tahun bisa amblas buat menutup tagihan rumah sakit. Lama-lama tabungan habis, aset terjual dan yang lebih parah lagi kalau harus berutang. Belum lagi beban mental saat menghadapi penyakit ditambah tekanan finansial. Kondisi seperti ini bisa bikin proses penyembuhan jadi makin berat.


Di sinilah pentingnya memiliki asuransi kesehatan atau BPJS sejak dini, ibarat kita sedang menyiapkan pelindung untuk masa depan. Jika suatu saat harus berobat, tidak perlu panik atau stres karena semua sudah ditanggung.


3. Dana Darurat


Kita pasti pernah mengalami hal-hal tidak terduga seperti bencana alam seperti banjir, motor atau mobil rusak, perbaikan rumah atau ada keluarga yang tertimpa musibah. Setelah pensiun kejadian seperti ini bakal mungkin bisa terjadi, hidup selalu penuh kejutan.


Di masa muda, mungkin masih bisa cepat cari penghasilan tambahan buat nutup kebutuhan mendadak. Tapi setelah pensiun? Kemampuan kita buat cari uang tambahan enggak selincah dulu. Itulah kenapa dana darurat jadi sangat krusial. Ibarat payung yang tidak dipakai waktu cuaca cerah, tapi sangat berguna saat hujan tiba. 


Tanpa dana darurat setiap kejadian tak terduga bisa jadi mimpi buruk. Mau nggak mau harus ambil dari tabungan pensiun atau bahkan terpaksa berutang. Dan di usia pensiun, utang adalah hal yang paling harus dihindari karena bisa mengganggu kestabilan keuangan yang sudah susah payah dibangun.


4. Tempat Tinggal yang Nyaman dan Sudah Lunas


Memiliki rumah sendiri tanpa beban cicilan di masa tua ibarat fondasi utama buat hidup yang tenang. Coba bayangkan kalau setelah pensiun masih harus bayar cicilan KPR atau ngontrak rumah setiap tahun. 


Alokasi dana pensiun yang seharusnya bisa buat kebutuhan lain malah habis hanya untuk tempat tinggal. Ujung-ujungnya terpaksa mencari penghasilan tambahan atau bahkan harus bergantung pada anak dan keluarga. Situasi seperti ini jelas bukan yang diharapkan.


Idealnya, rumah pribadi sudah dimiliki dan lunas sebelum pensiun tiba. Nggak perlu rumah mewah yang penting nyaman, aman dan sesuai dengan kebutuhan. Akan lebih baik lagi kalau lokasinya dekat fasilitas penting seperti puskesmas, rumah sakit, pasar atau minimarket, supaya aktivitas harian tetap mudah dijalani.


Kalau saat sudah pensiun masih menyicil rumah, usahakan untuk mulai fokus melunasinya. Kurangi keinginan untuk ambil utang konsumtif lain yang malah memperlambat pelunasan rumah. Dan jika belum punya rumah sama sekali, mulailah menyisihkan uang dan pertimbangkan menabung lewat instrumen investasi yang aman untuk mengumpulkan DP rumah.


Yang paling penting, jangan kejar gengsi. Pilih rumah yang sesuai kemampuan, bukan yang mewah tapi bikin terjebak utang panjang. Masa pensiun itu waktunya menikmati hidup bukan terus dikejar tagihan.


5. Hobi


Biaya yang juga patut dipikirkan menjelang pensiun meskipun sifatnya opsional adalah untuk kegiatan hobi di masa pensiun. Pensiun bukan hanya soal istirahat, tapi juga saat yang tepat untuk melakukan hal-hal yang selama ini disukai namun belum sempat dilakukan karena sibuk bekerja. Masa pensiun bisa jadi momen sempurna menekuni hobi tanpa tekanan waktu.


Bahkan kalau dijalani dengan serius, bukan nggak mungkin hobi bisa berkembang jadi aktivitas yang produktif, bahkan menghasilkan uang tambahan. Seperti hobi menulis, memasak, editing vidio, fotografi, berkebun dan masih banyak lagi. Agar lebih semangat, bisa bergabung ke komunitas atau kelompok yang memiliki minat serupa. Selain jadi ajang sosialisasi, juga untuk saling tukar ide dan inspirasi.


Intinya, hobi di masa pensiun itu bukan sekadar pengisi waktu, tapi juga cara untuk menjaga semangat, kebahagiaan, menambah income dan yang terpenting agar tidak cepat pikun yang akan mempengaruhi kesehatan mental. Jadi, tidak ada salahnya mulai menyiapkan investasi kecil-kecilan untuk hobi dari sekarang.


6. Biaya Sosial dan Dana Amal


Biaya opsional lain yang patut dipertimbangkan sebelum pensiun adalah dana untuk sosial atau kegiatan amal. Pensiun bukan berarti harus anti sosial. Kadang kita harus menghadiri resepsi pernikahan dan melayat ke tetangga atau saudara, menjenguk orang sakit, donasi di lingkungan sekitar untuk menyelenggarakan kegiatan dan sebagainya.


Bahkan kita juga ingin bisa tetap berbagi dengan sesama meskipun sudah pensiun. Misalnya dengan menjadi donatur tetap lembaga sosial atau tempat ibadah, berbagi sembako untuk warga kurang mampu, donasi untuk Jumat Berkah dan masih banyak lagi. 


Semua itu tentu bisa terealisasi kalau anggaran biaya sosial dari dana pensiun sudah mulai dipersiapkan dari sekarang. Di masa pensiun, ketika fokus sudah bukan lagi mengejar materi, kontribusi sosial dan amal bisa jadi sumber semangat dan rasa syukur yang besar dalam hidup.


Pensiun bukan sekadar berhenti bekerja, tapi soal bagaimana menjalani hidup dengan tenang, nyaman, dan tetap produktif di usia senja. Oleh karena itu perencanaan keuangan terutama berbagai biaya dan pengeluaran opsional sebaiknya mulai dipersiapkan sebelum memasuki masa pensiun. 


Semakin awal mulai menyusun rencana keuangan untuk masa tua, semakin ringan juga langkah ke depannya. Tidak harus langsung besar, yang penting ada kemauan untuk memulai. Jangan tunggu sampai waktunya mepet atau baru sadar ketika kondisi sudah nggak sefleksibel dulu. Siapkan masa depan yang lebih tenang, stabil dan penuh makna karena hidup di usia senja seharusnya bisa dinikmati, bukan malah jadi beban.

×