×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Cerita Pasien Saat Pertama Kali Alami Penyumbatan Pembuluh Darah Otak, Apa Saja Gejalanya?

Juni 02, 2025 Last Updated 2025-06-02T07:22:32Z


Penyumbatan pembuluh darah otak terjadi ketika plak (timbunan lemak) menyumbat pembuluh darah yang mengalirkan darah ke otak dan kepala (arteri karotis).


Kondisi penyumbatan pembuluh darah otak dapat meningkatkan risiko terkena penyakit stroke, dan sering kali berkembang secara perlahan.


Gejala pertama kondisi ini mungkin berupa stroke atau serangan iskemik sementara (TIA), ketika terjadi kekurangan aliran darah ke otak yang bersifat sementara.


Berikut adalah cerita dua pasien tentang gejala saat pertama kali mengalami penyumbatan pembuluh darah ke otak:


Sakit kepala dan mati rasa atau kelemahan pada anggota tubuh


Suatu hari di bulan Juni 2018, Kim Steele-McNeal terbangun dengan rasa sakit yang tajam di belakang mata yang menjalar ke bagian atas kepala saya.


“Saya mengalami sakit kepala, sedikit pusing, tekanan di belakang mata saya, dan nyeri rahang kanan yang tumpul dengan sedikit kedutan mata kiri,” kata Kim dikutip dari laman American College of Cardiology.


Untuk mengatasi hal itu, Kim hanya minum ibuprofen (pereda nyeri), sehingga sakit kepalanya tampaknya mereda.


Beberapa hari kemudian, saat sedang berada di kamar mandi kantor untuk mencuci tangan, tangan kirinya kesulitan untuk mematikan keran.


“Seluruh lengan kiri saya terayun ke arah gagang keran. Tidak berhasil, lengan saya terasa terpisah dari tubuh saya,” ujar Kim.


Kim kemudian menduga dirinya terkena stroke. Tidak lama setelah ia beranjak dari kamar mandi, ia merasa sisi kiri wajah dan kaki kiri mulai terkulai.


“Saya tidak bisa mengucapkan kata-kata lengkap. Saya hanya bisa menjawab dengan menggelengkan kepala,” jelasnya.


Kim segera mendapatkan bantuan dan kemudian melakukan MRI. Hasilnya, Kim mengalami diseksi arteri karotis kanan.


Ia mengalami robekan pada arteri yang memasok darah ke kepala dan otak saya. Saat itu terjadi, aliran darah tersumbat atau melambat.


Kim kemudian dibawa ke Rumah Sakit Indiana University Health Methodist untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut hingga tahap pemulihan.


Masalah penglihatan sementara


Dilansir dari laman NewYork-Presbyterian Hospital, Jack, seorang pensiunan pengacara berusia 82 tahun, mengalami sesuatu yang tidak biasa ketika sedang berjalan-jalan dengan istrinya.


Ia mengalami gangguan penglihatan sementara. Jack merasakan gejala seolah ada awan abu-abu yang mulai mengaburkan penglihatan di mata kirinya.


Jack memeriksakan kondisinya ke dokter perawatan primer, yang kemudian menyuruhnya pergi ke ruang gawat darurat.


Masalah penglihatan yang dialami hanya sementara, sebab dalam perjalannya menuju ke rumah sakit, lapisan abu-abu itu tiba-tiba menghilang.


Di UGD, dokter melakukan tes dan hasilnya bahwa ada arteri karotis yang tersumbat. Jack mengalami kondisi yang dikenal sebagai stenosis karotis.


Stenosis arteri karotis adalah penyempitan pada arteri karotis, yaitu arteri utama yang membawa darah ke otak dan kepala.


Arteri karotis kanannya hampir sepenuhnya tersumbat dan harus dibersihkan melalui pembedahan.


Segera, Jack membuat janji dengan Dr. Jared Knopman, direktur bedah serebrovaskular dan neuroradiologi intervensional di NewYork-Presbyterian/Weill Cornell Medical Center.


“Gejala seperti ini mungkin dapat diatasi, tetapi jika diabaikan, dapat menyebabkan stroke serius berikutnya,” kata Knopman.


Stenosis karotis berhubungan dengan arteri karotis yang terletak di kedua sisi leher. Ketika jalur yang menuju otak tersumbat atau menyempit oleh plak, potongan-potongan plak dapat pecah secara spontan.


Kondisi ini dapat menyebabkan hipoksia retina, sehingga menyebabkan hilangnya penglihatan sementara.

×