Suplemen tambahan vitamin dan mineral kerap dianggap penting untuk menunjang kesehatan tubuh. Padahal, tidak semua suplemen tersebut benar-benar diperlukan oleh tubuh, terutama jika sudah mendapatkan asupan gizi seimbang dari makanan harian.
Menurut beberapa studi medis terbaru, konsumsi suplemen tanpa indikasi yang jelas justru bisa menimbulkan efek samping, membebani ginjal, atau bahkan berisiko bagi kesehatan jangka panjang. Lalu, suplemen apa saja yang sebenarnya tidak perlu dikonsumsi jika tidak mengalami kekurangan zat gizi tertentu?
Melansir laman Medical News Today, berikut beberapa jenis suplemen tambahan yang tidak perlu dikonsumsi tanpa anjuran dokter.
1. Multivitamin
Multivitamin sering dianggap sebagai salah satu cara paling ampuh menjaga kesehatan. Penelitian dalam Annals of Internal Medicine (2013) menunjukkan bahwa konsumsi multivitamin secara rutin tidak memberikan manfaat signifikan dalam mencegah penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, atau penurunan fungsi kognitif.
Jika pola makan seseorang sudah seimbang dan bergizi, asupan nutrisi harian sebenarnya sudah tercukupi dari makanan alami. Terlalu banyak mengonsumsi multivitamin justru bisa menyebabkan overdosis mikronutrien tertentu, terutama vitamin dan mineral yang larut dalam lemak seperti vitamin A dan E.
2. Vitamin A
Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan sistem kekebalan tubuh, tetapi dosis berlebih bisa berbahaya. Studi dari National Institutes of Health (NIH) menyatakan bahwa asupan tinggi vitamin A lebih dari 10.000 IU per hari dapat menyebabkan keracunan.
Keracunan vitamin A atau hipervitaminosis A dapat memicu gejala seperti pusing, mual, nyeri sendi, dan bahkan kerusakan hati. Selain itu, pada wanita hamil, dosis tinggi vitamin A bisa menyebabkan cacat lahir.
Sumber vitamin A alami mudah diperoleh dari makanan seperti hati, wortel, dan sayuran berwarna oranye atau hijau. Suplemen tambahan biasanya tidak diperlukan kecuali ada defisiensi yang jelas.
3. Vitamin C
Vitamin C sering dikonsumsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, khususnya saat flu atau pilek. Namun, penelitian Cochrane Review (2013) menyatakan bahwa suplemen vitamin C tidak secara signifikan mencegah flu pada populasi umum.
Konsumsi berlebihan juga dapat menyebabkan efek samping seperti gangguan pencernaan dan batu ginjal, terutama bila dikonsumsi lebih dari 2.000 mg per hari. Padahal, vitamin C cukup mudah diperoleh dari buah-buahan segar seperti jeruk, kiwi, dan stroberi.
4. Vitamin B3
Vitamin B3 berperan dalam metabolisme energi dan kesehatan jantung. Meski sempat populer untuk menurunkan kolesterol, studi dalam New England Journal of Medicine (2014) menunjukkan bahwa suplemen vitamin B3 dalam dosis tinggi tidak memberikan manfaat yang signifikan.
Konsumsi suplemen vitamin B3 tambahan justru meningkatkan risiko efek samping seperti gangguan hati, infeksi, dan gula darah tinggi. Dalam jumlah cukup, niasin sudah tersedia secara alami dalam makanan seperti daging tanpa lemak, ikan, dan biji-bijian.
5. Vitamin E
Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan kulit dan membantu melawan tanda-tanda penuaan. Namun, sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association (2005) menunjukkan bahwa konsumsi suplemen vitamin E dalam dosis tinggi, yakni lebih dari 400 IU per hari, dapat meningkatkan risiko stroke, perdarahan, serta penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh.
Vitamin E banyak ditemukan dalam makanan seperti kacang-kacangan, biji bunga matahari, dan minyak sayur. Penggunaan suplemen tambahan tanpa indikasi medis sebaiknya dihindari.
6. Biotin
Biotin sering dipromosikan untuk memperkuat rambut dan kuku. Namun, penelitian menunjukkan bahwa tidak ada cukup bukti ilmiah kuat bahwa suplemen biotin secara signifikan memperbaiki kondisi rambut rontok atau kuku rapuh pada orang tanpa defisiensi.
Bahkan, suplemen biotin dapat mengganggu hasil tes laboratorium, seperti tes hormon tiroid dan jantung. Kondisi ini dapat menyebabkan diagnosis keliru.
Biotin sendiri sudah cukup diperoleh dari makanan seperti telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian.