Terungkap kronologi pendaki meninggal di Gunung Slamet, Sabtu (26/7/2025). Pendaki asal Sukabumi ini naik bersama sang istri dan sempat pingsan sebelum mengembuskan napas terakhir.
Pria bernama Yuswandi (46) meninggal dunia di tengah perjalanan menuju puncak Gunung Slamet. Ia mendaki bersama istrinya, Ati Kusmiati.
Bukan pemula, suami istri ini memang memiliki hobi naik gunung sejak lama. Tak disangka, Gunung Slamet menjadi perjalanan terakhir Yuswandi.
Kronologi pendaki meninggal di Gunung Slamet berawal saat Yuswandi bertolak dari Sukabumi pada Selasa (22/7/2025). Namun tak langsung ke gunung, pasangan ini mampir terlebih dulu ke organisasi Kuttab Alfatih di Bandung untuk bersilaturahmi.
Baru pada Sabtu (26/7/2025) keduanya berangkat ke gunung paling tinggi di Jawa Tengah tersebut. Yuswandi naik melalui jalur Bambangan, Purbalingga. Mereka naik bersama seorang teman.
Yuswandi dan istrinya tiba di posko pendakian Dukuh Bambangan pada Sabtu (26/7/2025) pukul 08.00 WIB. Mereka pun menyewa satu orang porter untuk membawakan barang bawaan mereka.
Yuswandi mulai mendaki pada pukul 10.00 WIB. Namun ketika sampai di Pos 5 pada pukul 16.30, Yuswandi mengeluh sakit hingga pingsan.
Saat itu kondisinya tiba-tiba kritis. Porter pun melapor ke petugas base camp pendakian agar Yuswandi dievakuasi.
Yuswandi juga sempat mendapatkan pertolongan pertama dari sesama pendaki yang berprofesi sebagai dokter. Namun nyawanya tidak tertolong, ia mengembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 17.45 WIB.
"Pada pukul 17.45 WIB survivor dinyatakan meninggal dunia," kata Kepala Kantor SAR Cilacap, M Abdullah dalam rilis tertulis, dikutip dari Kompas.com.
Proses Evakuasi
Usai mendapatkan laporan, tim SAR gabungan segera diberangkatkan untuk melakukan evakuasi pada pukul 18.45 WIB dengan membawa peralatan lengkap. Proses evakuasi ini juga melibatkan personel Rescue Unit Siaga SAR Banyumas dan kantor SAR Cilacap.
Kemudian sekitar pukul 21.11 WIB, tim sampai di Pos 4 dan bertemu dengan porter dan tim evakuasi yang sudah lebih dulu membawa korban turun.
Selanjutnya, jenazah korban tiba di View Slamet pada Minggu (27/7/2025) sekitar pukul 00.30 WIB. Di sana dilakukan pemeriksaan awal oleh petugas kepolisian.
Kemudian jenazah Yuswandi dibawa menggunakan ambulans menuju ke RSUD Purbalingga.
Penyebab Kematian
Dikutip dari Tribun Jabar, dari kronologi pendaki meninggal di Gunung Slamet, dugaan awal kematian Yuswandi adalah akibat kelelahan. Selain itu, korban juga memiliki riwayat penyakit hipertensi.
Di tubuh korban juga tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan atau hal mencurigakan lainnya. Akan tetapi penyebab pasti kematian korban masih menunggu pemeriksaan resmi tim medis.
Dari RSUD Purbalingga, sang istri, Ati Kusmiati, turut mengantar jenazah suaminya menuju ke Sukabumi dengan ambulans.
Setelah 7 jam perjalanan ke rumah duka, korban kemudian dimakamkan pada Minggu (27/7/2025) siang pukul 11.00 WIB. Yuswandi dimakamkan di lahan milik Yayasan Kuttab Alfatih di Kampung Pondoktisuk, Desa Balekambang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Kesaksian Anak
Putra sulung Yuswandi dan Ati, Ghazi Adias Al-Ghazali Yuswandi (21) menceritakan tentang kecintaan kedua orangtuanya pada alam. Ghazi menyebut bahwa kedua orangtuanya sudah mendaki beberapa gunung di Indonesia.
"Ayah saya bersama ibu berdua. Kan ibu sama ayah saya sudah berumur 40 tahun lebih jadi ya menyewa porter satu orang, karena kalau masih muda pasti masih kuat bawa barang," ujar Ghazi.
Bahkan sebelum ke Gunung Slamet, kedua orangtuanya rupanya baru saja naik ke Gunung Ciremai. Selang 3 minggu, Yuswandi dan Ati kemudian melanjutkan perjalanan ke Gunung Slamet.
"Kalau berdua gunung Slamet, Merbabu, Sindoro, Gede kemarin banyakan 11 orang. Sebelum ini (Slamet) ke gunung Ciremai, selang waktu tiga minggu," jelas Ghazi.
Diketahui Yuswandi meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak, antara lain satu laki-laki dan dua perempuan. Keluarga pun telah ikhlas menerima takdir ini.