"Marquez-sentris" menjadi tuduhan yang dialamatkan kepada pabrikan Ducati Lenovo Team pada jeda paruh musim MotoGP 2025.
Bos Ducati, Gigi Dall'Igna, menjawab tegas dengan bersikap bodoh amat menyoal tudingan timnya yang terlalu bergantung kepada seorang Marc Marquez.
Pembalap asal Cervera, Spanyol, Marc Marquez menunjukkan dominasi yang sulit ditandingi sepanjang paruh pertama musim MotoGP 2025.
Tercatat dari 12 seri, Marc Marquez membukukan 8 kemenangan pada balapan utama dan 11 kali finis terdepan di sprint race.
Wajar kemudian Marc Marquez menempatkan dirinya sebagai pemimpin kejuaran dunia MotoGP 2025.
Kakak Alex Marquez tersebut mengumpulkan 381 poin, unggul 120 angka dari sang adik yang masih berstatus pembalap Gresini Racing. Sementara rekan setim Marquez, Francesco 'Pecco' Bagnaia, duduk di peringkat ketiga klasemen melalui koleksi 213 angka.
Melihat gap poin yang lebih dari 100 angka di tabel klasemen, Marquez dipercaya hanya tinggal tunggu waktu untuk merengkuh gelar juara dunia MotoGP ketujuhnya.
Sayangnya di tengah dominasi Marquez, selentingan kurang sedap menghantam garasi pabrikan Borgo Panigale.
Ducati diklaim mulai bergantung kepada Marc Marquez. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar atau tidak sepenuhnya salah.
Sebab dari pabrikan Ducati Lenovo Team, baik Marquez dan Bagnaia diberikan spek motor yang sama. Bahkan pengembangan Desmosedici Ducati mutlak menjadi 'kekuasaan' Pecco.
Sementara secara performa, Marquez justru lebih baik dari Pecco.
Bayangkan, dari 12 seri, Bagnaia baru memenangkan satu balapan di GP Amerika Serikat. Berbanding terbalik dari Marquez yang meraih podium utama sebanyak 8 seri.
Tudingan Marquez-sentris sampai ke telinga Gigi Dall'Igna. Pria yang pernah bekerjasama dengan Marquez pada ajang balap 125cc tahun 2010 tersebut mengetahui pasti bagaimana kualitas The Baby Alien, julukan Marquez.
Di sisi lain, dirinya bersikap bodoh amat terhadap selentingan di luar garasi yang menyebut pabrikan asal Italia itu terlalu bergantung kepada sosok MM93.
"Dengar. Bagi saya, yang penting adalah menang. Setelah itu, saya tidak peduli dengan hal lain," kata Dall'Igna kepada media Spanyol AS.com dilansir Corsedimoto.
"Apa yang dia (Marquez) lakukan untuk bergabung dengan Ducati hanya dilakukan oleh sedikit atlet di olahraga mana pun di dunia, jadi dia pantas dihormati," ujarnya.
Marc Marquez juga baru saja mengukir sebuah sejarah setelah balapan GP Ceko akhir pekan lalu di Sirkuit Brno.
Itu menjadi kemenangan beruntun kelima Marquez mengendarai Ducati. Dia menjadi pembalap pabrikan Ducati yang mampu melakukannya sejak pabrikan asal Bologna tersebut debut di kelas para raja tahun 2003.
"Supremasi ini melampaui kemenangan-kemenangan sederhana dan menunjukkan betapa hebatnya pekerjaan yang kami lakukan dalam simbiosis antara motor dan pembalap, yang membuat kami bangga," tutur insinyur Italia itu.
"Penghormatan yang pantas untuk kelas Marc yang luar biasa, luar biasa, dan, yang terpenting, cerdas."
Selain itu perlu diingat tujuan lain mengapa Ducati mendatangkan Marquez. Di mana balap MotoGP 2027 memiliki regulasi dengan banyak memangkas sisi aerodinamika, dan cenderung ke arah pengembangan motor tahun 2010-an.
Berkaca dari itu, Marquez jelas menjadi referensi yang tepat jika ingin Ducati tetap mendominasi kejuaraan dunia MotoGP di masa mendatang.
Gigi Dall'Igna sudah tak lagi meragukan kemampuan Marquez yang mampu mengatasi balapan dalam keadaan kering maupun basah.
"Mengoptimalkan setiap keadaan, baik kering maupun basah," ucapnya.
"Di saat-saat krusial untuk mengeluarkan yang terbaik dari motornya dan dari dirinya sendiri, menggabungkan kecerdikan dan naluri, memodulasi pengalaman seorang juara dan keinginan yang tak pernah habis untuk menang," pungkas Dall'Igna.