Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Penemuan Plakat 1.400 Tahun di UEA Guncang Sejarah, Ungkap Perkembangan Kristen di Abad ke-7!

Agustus 21, 2025 Last Updated 2025-08-21T04:10:13Z


Sebuah penemuan arkeologi di Uni Emirat Arab mengubah pandangan lama tentang sejarah penyebaran Kekristenan. Tim peneliti menemukan plakat Kristen1.400 tahun di Pulau Sir Bani Yas, bergambar salib dengan piramida berundak yang dipercaya melambangkan Golgota, lokasi penyaliban Yesus.


Artefak berupa plakat Kristen1.400 tahun tersebut digali di area reruntuhan gereja dan biara, yang menegaskan bahwa komunitas Kristen sempat berkembang pesat di kawasan Teluk Arab pada abad ke-7 dan ke-8.


Selama ini, keberadaan agama Kristen di masa itu hanya diyakini terbatas di Levant, Mesopotamia, dan sebagian Eropa.


Arkeolog utama di situs itu, Maria Gajewska, menyebut penemuan plakat Kristen1.400 tahun itu sebagai bukti kuat bahwa Kekristenan di wilayah Arab Tenggara tidak sekadar hadir, melainkan juga berasimilasi dengan budaya lokal.


“Setiap detail salib menunjukkan pengaruh regional. Ini menegaskan bahwa Kristen di sini berkembang dan beradaptasi,” ujarnya.


Plakat yang berukuran 10,6 inci x 6,7 inci dengan ketebalan 0,8 inci itu bahkan masih menyimpan sidik jari pembuatnya di bagian belakang. Menurut para ahli, benda ini kemungkinan digunakan untuk doa dengan cara digantung di dinding.


Selain plakat, arkeolog juga menemukan tembikar, kaca, botol kecil hijau laut, hingga struktur batu kapur dan karang yang menunjukkan aktivitas para biarawan di sana.


Mereka diyakini menjalani kehidupan rohani yang tenang dengan fasilitas tangki air dan bangunan halaman untuk retret spiritual.


Ketua Departemen Kebudayaan dan Pariwisata UEA, Mohamed Khalifa Al Mubarak, menegaskan bahwa penemuan ini menjadi bukti penting sejarah koeksistensi di kawasan tersebut.


“Artefak ini menunjukkan bahwa UEA sejak dulu memiliki nilai keterbukaan budaya, di mana berbagai agama hidup berdampingan secara damai,” katanya.


Penelitian lanjutan, termasuk penanggalan radiokarbon, akan dilakukan untuk memperdalam analisis. Bahkan, para arkeolog berharap situs ini bisa dikembangkan menjadi jalur wisata sejarah yang menghubungkan generasi sekarang dengan masa lalu.*

×