Warta Bulukumba - Senja turun cepat di langit Gaza. Ledakan menggelegar di Tel al-Hawa. Debu dan asap masih menggantung di udara ketika suara letusan dan ledakan tak juga mereda. Gema menusuk telinga.
Sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, mengumumkan serangkaian operasi terbaru. Pernyataan mereka memancing perhatian luas dari dunia internasional yang selalu menanti situasi terkini di front pertempuran.
Operasi yang diumumkan Al Qassam penuh dengan detail, dari jenis senjata yang digunakan hingga lokasi serangan.
Sejumlah operasi Al Qassam di Jalur Gaza
Dalam rilis resmi pada Ahad, 28 September 2025, Al-Qassam mengungkapkan, mujahiidn mereka telah menargetkan berbagai sasaran militer 'Israel'. Serangan pertama disebutkan mengenai tank Merkava menggunakan peluru “Yasin 105” di dekat Menara Al-Salhi, Tel al-Hawa, selatan Kota Gaza.
Mereka juga mengeklaim menembak pasukan yang bersembunyi di rumah warga sipil yang dialihfungsikan sebagai pangkalan militer.
Selain itu, sebuah pengangkut personel lapis baja Zionis Namer dikatakan terkena peluru tandem di dekat Masjid Ammar bin Yasir, juga di kawasan Tel al-Hawa. Al-Qassam menambahkan bahwa Mujahidin mereka menembak mati seorang tentara Zionis di daerah Halawa, lingkungan Al-Tuffah, pada Rabu, 24 September 2025.
Tidak hanya itu, sehari sebelumnya, pada Jumat, sebuah tank Merkava kembali menjadi target, kali ini dengan EFP Shawaz di sekitar pertanian Abu Zur.
Al-Qassam juga mengklaim berhasil membombardir sekelompok tentara musuh dengan mortir di Tel al-Hawa.
Pengumuman ini memperlihatkan upaya mereka menjaga citra sebagai kelompok perlawanan yang aktif di garis depan.
Pesan politik terbaru dari Hamas
Melalui pejabat seniornya, Hussam Badran, yang diwawancara Al Jazeera, organisasi ini menegaskan bahwa negosiasi tetap mungkin, meski dengan prinsip tegas.
“Kami belum menerima proposal resmi melalui mediator Qatar dan Mesir,” ujar Badran.
Ia menambahkan bahwa Hamas tidak mengajukan tuntutan pribadi, melainkan tuntutan yang mewakili rakyat Gaza.
“Prinsip kami dalam negosiasi jelas; gerakan ini tidak memiliki tuntutan khusus, dan tujuan kami adalah kepentingan rakyat kami di Gaza,” lanjutnya.
Badran juga menekankan bahwa seluruh sikap Hamas lahir dari konsultasi dengan berbagai faksi Palestina.
“Kami menuntut hak kami untuk menentukan nasib sendiri; kami bukan anak di bawah umur yang membutuhkan perwalian,” tegasnya.
Pesan politik ini menyoroti upaya Hamas untuk tampil sebagai representasi sah aspirasi nasional Palestina. Narasi mereka memberi sinyal bahwa jalan menuju penghentian perang tetap terbuka, meski syaratnya berat.
Di satu sisi, Al-Qassam menegaskan kekuatan militer mereka. Di sisi lain, Hamas berupaya menunjukkan diri sebagai aktor politik yang sah, bukan sekadar kelompok bersenjata.