Panglima tertinggi Ukraina, Jenderal Oleksandr Syrsky, pada Jumat (26/9/2025) mengungkapkan bahwa militer Rusia mengubah strategi serangan mereka di garis depan selama musim panas ini.
Perubahan taktik itu mencakup pengerahan kelompok-kelompok sabotase kecil yang terdiri dari 4-6 tentara, untuk menyusup lebih dalam ke wilayah pertahanan Ukraina.
"Sejak awal musim panas, telah terjadi perubahan taktik musuh," kata Syrsky dalam pernyataan yang dibagikan kepada sejumlah jurnalis, termasuk kantor berita AFP.
Menurut Syrsky, kelompok-kelompok kecil tersebut bertugas menembus pertahanan, mundur untuk berkonsolidasi, lalu melancarkan serangan baru dengan menyasar target di belakang garis pertahanan.
"Tugas utama mereka adalah menembus sedalam mungkin ke wilayah kami, mundur, berkumpul kembali, dan maju lagi, lalu menyerang target jauh di dalam untuk melumpuhkan logistik dan rotasi pasukan kami," jelasnya.
Meski taktik ini tidak selalu menghasilkan kendali penuh atas wilayah tertentu, strategi tersebut memungkinkan Rusia melakukan penetrasi dengan jumlah pasukan terbatas.
Berdasarkan analisis AFP terhadap data dari Institute for the Study of War (ISW) dan Critical Threats Project, Rusia saat ini menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina.
Namun, hanya sekitar satu persen wilayah tambahan yang berhasil direbut selama satu tahun terakhir.
Kendati pergerakan pasukan Rusia terbilang lambat, pertempuran tetap berlangsung intens. Kedua pihak dilaporkan mengalami kerugian besar.
Pasukan Rusia sempat menembus pertahanan Ukraina pada Agustus di dekat kota pertambangan batu bara Dobropillia, wilayah timur negara itu. Akan tetapi, serangan itu dipukul mundur oleh militer Kyiv.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia pada Jumat (26/9/2025) mengeklaim telah merebut Desa Yunakivka di wilayah Sumy, timur laut Ukraina. Klaim ini belum bisa diverifikasi secara independen.
Syrsky menyebutkan bahwa situasi di garis depan masih sangat sulit, terutama karena panjangnya garis tempur yang membentang hingga 1.250 kilometer.
Ia mengakui bahwa Rusia terus melakukan tekanan dan menunjukkan kemajuan di sejumlah titik penting.
Ukraina kembangkan intersepsi drone
Selain merespons perubahan taktik darat Rusia, Ukraina juga melakukan penyesuaian terhadap sistem pertahanan udaranya.
Hal ini menjadi langkah penting seiring meningkatnya serangan udara Rusia ke berbagai kota Ukraina.
Menurut Syrsky, Ukraina kini memperkuat pertahanan dengan peningkatan pengerahan helikopter dan pesawat ringan.
Ukraina juga sedang mengembangkan sistem pencegat drone untuk mengantisipasi serangan udara jarak jauh.
Langkah ini dinilai penting untuk menjaga keberlangsungan logistik, melindungi kota-kota, serta memperkuat ketahanan militer Ukraina dalam konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Baca juga: Serangan Rusia Melebar ke Luar Ukraina, NATO Luncurkan Misi Khusus