Proses perekrutan tujuh pemain naturalisasi yang disanksi FIFA dipertanyakan, FAM mengaku tidak ikut campur urusan itu.
Integritas FAM hancur seketika saat skandal dokumen palsu tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia terbongkar oleh FIFA.
Tokoh kawakan sepak bola Malaysia, Datuk M. Karathu, meminta FAM untuk menjawab semua pertanyaan yang membuat publik penasaran.
Mantan pemain era 1960-an itu meminta FAM untuk jujur tentang bagaimana proses naturalisasi dijalankan dan siapa saja yang terlibat.
Ia juga mempertanyakan mengapa mayoritas pemain yang dinaturalisasi sudah berusia kisaran 28 hingga 30 tahun.
"Kita perlu tahu bagaimana itu dilakukan, apakah melalui agen?" kata Datuk M. Karathu seperti dikutip dari TheStar.com.my.
"Apa yang membuat para pemain ini memutuskan bermain untuk Malaysia saat usia mereka sudah 28 atau 29 tahun."
Pria berusia 82 tahun yang telah menghabiskan lima dekade dalam olahraga di Malaysia itu meminta transparansi FAM.
Hal itu sangat penting untuk menyelesaikan masalah yang ada dan mendesak FAM memastikan situasi tersebut tidak terulang lagi.
Bicara soal perekrutan pemain keturunan Malaysia yang kini bermasalah, pada Januari 2025 lalu, FAM sebenarnya sudah buka-bukaan.
Melalui pernyataan yang dilontarkan Datuk Mohd Yusoff Mahadi yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Presiden FAM.
Menurutnya, FAM tidak ikut campur urusan perekrutan pemain keturunan dan sepenuhnya tanggung jawab manajemen baru Harimau Malaya,
Sedangkan tugas FAM hanya untuk membantu dokumentasi dan beberapa hal lain yang tidak dijelaskan secara rinci oleh Yusoff Mahadi.
"FAM telah menyerahkan kepada manajemen Harimau Malaya untuk mencari dan merekrut pemain keturunan untuk memperkuat skuad Harimau Malaya."
"Mereka lebih berpengetahuan dan tahu kebutuhan tim Harimau Malaya, kami tinggal menunggu pengumumkan dari manajemen baru timnas."
"FAM membantu dokumentasi dan beberapa hal lainnya, yang terpenting memastikan skuad Harimau Malaya meraih kesuksesan," kata Yusoff Mahadi.
Laporan yang sama saat itu, Tunku Ismail Idris yang merupakan anak sultan Malaysia-lah yang bertanggung jawab terkait perekrutan.
Sosok yang juga pemilik klub Johor Darul Takzim (JDT) itu yang menekan pemerintah Malaysia agar memperlancar pengurusan paspor.
"Sultan Johor, Tunku Ismail, mengungkapkan timnas akan diperkuat sedikitnya enam pemain keturunan Grade A."
"Oleh karena itu, Tunku Ismail meminta kerja sama pemerintah untuk membantu memperlancar urusan sejumlah pihak."
"Dalam pengurusan paspor negara ini," tulis laman Berita Harian dalam artikel yang dirilis pada 21 Januari 2025.
Sementara itu ada pula perbedaan respons ketika kasus naturalisasi palsu ini terbongkar, FAM mengaku ada kesalahan yang mereka lakukan.
Sementara Tunku Ismail cenderung menyebar spekulasi liar dengan menuduh pihak asing, termasuk Indonesia, yang melaporkan ke FIFA.
Menarik dinantikan, seperti apa babak baru dari kasus naturalisasi palsu Malaysia ini, akankah muncul kejutan lainnya?

