SEKELOMPOK pejuang Hamas terekam video sedang mengeksekusi beberapa orang pria di depan umum di Gaza. Dilansir dari ABC News, video tersebut telah terverifikasi. Dalam video terekam beberapa pria dipaksa berlutut di tengah kerumunan orang.
Video itu menampilkan beberapa pria bersenjata menggunakan masker penutup muka. Mereka tidak mengenakan seragam, tetapi setidaknya dua di antaranya memiliki ikat kepala hijau yang dikaitkan dengan sayap militer Hamas. Para pria bersenjata itu lalu menembak sejumlah orang dengan senjata berkekuatan tinggi.
"Perlawanan melaksanakan hukuman mati terhadap sejumlah kolaborator dan pelanggar hukum di kota Gaza," tulis akun Telegram yang berafiliasi dengan Hamas, seraya membagikan video tersebut.
Menurut laporan CNN, kemungkinan besar eksekusi di hadapan publik terjadi setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas berlaku. Kerusakan bangunan akibat perang yang terlihat dalam video menunjukkan bahwa video tersebut direkam baru-baru ini.
Para tahanan—yang semuanya tampak pria dewasa—terlihat diseret ke alun-alun, tangan terikat di belakang punggung. Beberapa ditelanjangi sebagian dan bertelanjang kaki.
Beberapa pejuang terlihat memukuli beberapa tahanan dengan keras saat mereka berbaris untuk dieksekusi. Para pejuang Hamas terlihat bersorak setelah menembak para tahanan.
Pusat Hak Asasi Manusia Al-Mezan, sebuah LSM Palestina, menggambarkan insiden tersebut sebagai “eksekusi warga negara di luar hukum” dan menyerukan penyelidikan atas insiden tersebut. Al-Mezan menuntut agar pelaku diadili.
Pasukan keamanan yang berafiliasi dengan Hamas, Radaa, mengatakan dalam pernyataannya bahwa mereka mengeksekusi geng penjaga di Gaza. Tak ada bukti bahwa korban yang ditembak adalah penjahat.
Radaa menyatakan bahwa mereka telah mengambil alih posisi-posisi di Kota Gaza dan “melakukan penyisiran dan penangkapan terhadap individu-individu yang terlibat dalam penembakan, pembunuhan warga terlantar, dan serangan terhadap warga sipil.”
Kantor Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengutuk pembunuhan tersebut, menyebutnya sebagai kejahatan keji dan pelanggaran hak asasi manusia yang nyata, menurut laporan kantor berita resmi Palestina WAFA. Presiden menambahkan bahwa mereka akan meminta pertanggungjawaban Hamas atas kejahatan-kejahatan yang merugikan kepentingan tertinggi rakyat Palestina.

