Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Jurnalis Korea Bongkar Akar Konflik di Balik Pemecatan Shin Tae-yong

Oktober 16, 2025 Last Updated 2025-10-16T05:12:09Z



Berita pemecatan pelatih Shin Tae-yong setelah hanya 10 pertandingan menangani raksasa Korea Selatan, Ulsan HD, terus menjadi bahan pembicaraan.


Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, dipecat tiga kali juara beruntun Liga Korea Selatan itu pada Kamis (9/10/2025) setelah kekalahan 0-3 lawan Gincheon Sangmu.


Pemecatan tersebut berujung drama panjang karena laporan adanya friksi antara pemain-pemain senior di skuad dan manajemen Ulsan HD.


Ulsan HD juga menambahkan kalau ada dugaan kekerasan verbal dan fisik serta rendahnya kualitas latihan bersama pelatih Korea Selatan di Piala Dunia 2018 tersebut.


Shin Tae-yong dengan keras menyanggah semua tuduhan tersebut dan membela dirinya saat berbicara di depan stasion KBS, media milik negara di Korsel (seperti TVRI di sini). 


Perbedaan Versi antara Shin dan Klub


Jurnalis olahraga Korea Selatan, Steve Han, memaparkan bahwa versi yang disampaikan kedua pihak — Shin Tae-yong dan Ulsan HD — sebagian besar memang benar adanya, namun dengan perbedaan sudut pandang yang tajam.


“Dari sisi Shin, ia merasa benar dan klub yang salah. Tapi dari sudut pandang Ulsan, klub dan para pemain yakin bahwa Shin yang keliru,” ujar Steve Han kepada Kompas.com pada Selasa (14/10/2025). 


Menurut wartawan yang karyanya dimuat antara lain di Goal Korea dan FIFA.com tersebut, Shin mengakui bahwa dirinya menggunakan kata-kata kasar dan sempat menarik telinga pemain, tetapi menyebut tindakan itu hanya bagian dari gaya bercandanya selama ini.


“Dia bilang itu caranya mencairkan suasana dan menunjukkan bahwa dirinya santai,” ucap Steve.


"Tentu saja, itu situasi yang cukup dipertanyakan. Memang benar bahwa orang Korea yang lebih tua kadang bercanda dengan orang yang lebih muda seperti itu — seperti paman kepada keponakan." 


"Namun, perlu diingat bahwa Ulsan bukan tim sembarangan."


Ketegangan dengan Pemain Bintang


Steve menjelaskan, gaya kepemimpinan Shin tidak mudah diterima oleh para pemain Ulsan yang berstatus bintang dan berpengalaman di Piala Dunia.


Ulsan juga merupakan tim dengan harga pasar tertinggi di Liga Korea, mencerminkan kualitas para pemainnya.


“Ulsan bukan tim biasa. Mereka punya pemain top, starter-starter bagi tim nasional Korea, dan juara K League tiga kali beruntun. Jadi, mereka bukan anak-anak yang bisa diperlakukan seenaknya,” ujarnya.


"Mungkin memang begitu cara dia bercanda, tapi pemain zaman sekarang tidak akan menanggapinya dengan cara yang sama."


"Dia juga berargumen bahwa dirinya memperlakukan pemain di Indonesia dengan cara serupa. Tapi apakah itu membuatnya benar?"


Shin juga disebut membawa metode latihan dan pendekatan komunikasi yang dinilai sudah ketinggalan zaman.


“Beberapa pemain bahkan mempertanyakan metodenya, sama seperti yang dulu terjadi ketika dia melatih tim nasional Korea,” kata Steve Han.


Tuduhan Obsesif dan Isu Lama


Selain persoalan komunikasi, muncul pula isu bahwa Shin membawa perlengkapan golf di bus tim agar bisa bermain saat latihan atau laga tandang.


Meskipun Shin membantah, banyak pihak di Korea menyebut kebiasaannya itu bukan hal baru.


Steve menambahkan, pola konflik yang melibatkan Shin bukan kali pertama terjadi.


“Saat di Timnas Korea, sebenarnya hubungannya dengan para pemain tidak sampai tegang tetapi bukan hanya para pemain bermasalah dengan metode latihannya, ada keluhan soal sikap dan cara dia memperlakukan pemain di luar lapangan,” ucapnya.


Dengan pemecatan ini, masa depan Shin Tae-yong kembali menjadi tanda tanya.  Dalam wawancaranya dengan KBS, Shin menegaskan tidak berniat kembali ke Indonesia.


Namun, menurut Steve Han, pernyataan tersebut masih perlu ditunggu pembuktiannya.


“Dia dikenal suka bermain dengan kata-kata. Bukan tidak mungkin ucapannya berubah dalam waktu dekat,” kata Steve.

×