Pengamat politik Rocky Gerung kembali menjadi sorotan usai mengomentari kebijakan Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, terkait penempatan dana pemerintah senilai Rp200 triliun di bank-bank BUMN (Himbara). Menurut Rocky, kebijakan tersebut tak lebih dari bentuk pencarian sensasi politik.
Komentar itu disampaikan Rocky saat menjadi pembicara pada kuliah umum bertema “Etika Berpikir dalam Demokrasi” di Universitas Borneo Tarakan (UBT), Kalimantan Utara, Senin (27/10/2025). Ia menilai Purbaya tengah menjadi media darling sehingga publik perlu lebih kritis melihat kebijakan ekonomi yang diumumkan pemerintah.
“Purbaya itu artinya pura-pura banyak gaya. Tiba-tiba jadi naik daun, media lover,” sindir Rocky.
Rocky menyebut penyaluran dana Rp200 triliun ke bank Himbara menandakan lemahnya daya beli masyarakat dan tidak adanya strategi komprehensif.
“Bank diguyur dana karena ekonomi kurang imunitas. Yang kurang itu daya beli rakyat,” lanjutnya.
Ia juga menekankan pentingnya mahasiswa memahami isu ekonomi agar tidak terbawa narasi elite.
Kehadiran Rocky di Acara Daerah
Sebelum hadir di UBT, Rocky ikut menghadiri perayaan HUT ke-26 Kabupaten Malinau dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRD Malinau. Acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh nasional, pejabat daerah, dan pemuka masyarakat.
Ketua DPRD Malinau menyebut momentum itu menjadi simbol kekuatan kolaborasi daerah dan nasional.
Tanggapan Menkeu Purbaya
Di sisi lain, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyebut penyerapan dana Rp200 triliun oleh Himbara berjalan baik. Dalam laporan awal, beberapa bank bahkan sudah mengajukan tambahan penempatan dana.
Purbaya menegaskan langkah ini ditujukan untuk mendorong kredit produktif, bukan untuk konglomerat atau pembelian valuta asing.
“Kalau penyerapan 100 persen, akan kita tambah. Ini untuk menggerakkan ekonomi dan turunkan bunga kredit,” ujarnya.
Bank-bank yang menerima dana tersebut yakni Mandiri, BNI, BRI, BTN, dan BSI, dengan tingkat penyerapan berbeda-beda. Mandiri tercatat paling cepat, sedangkan BTN masih tertinggal.
Purbaya menekankan deposito pemerintah di perbankan akan memicu kompetisi antarbank untuk menurunkan bunga kredit dan mendorong konsumsi masyarakat.

