Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

😡 Warga Baduy Ditolak RS Usai Dibegal, Pratikno Teriak “Ya Allah!” dan Janji Turun Tangan!

November 06, 2025 Last Updated 2025-11-06T07:50:04Z



Publik dikejutkan oleh kabar seorang warga Baduy Dalam bernama Repan yang menjadi korban begal di Jakarta, namun sempat ditolak rumah sakit karena tidak memiliki KTP. Insiden ini langsung mendapat perhatian serius dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno.


“Ya Allah, kami lacak, ya!” ucap Pratikno dengan ekspresi kaget saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/11/2025). Ia menegaskan, pemerintah akan menyelidiki kasus ini dan memastikan warga adat seperti masyarakat Baduy tetap mendapat pelayanan kesehatan yang layak.


Terkait permasalahan identitas warga Baduy yang belum memiliki KTP, Pratikno menyebut akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).


“Oke, kami bicarakan dengan Kemendagri, ya, di Adminduk kan itu ya,” katanya.


1. Kronologi: Warga Baduy Jadi Korban Begal di Jakarta


Repan diketahui datang ke Jakarta untuk berjualan madu. Namun nasib buruk menimpanya di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, saat ia diserang oleh pelaku begal. Akibat kejadian itu, Repan mengalami luka di tangan kirinya.


Dalam kondisi terluka parah, Repan mencoba mencari pertolongan ke rumah sakit terdekat. Namun sayangnya, pihak rumah sakit menolak memberikan perawatan karena ia tidak memiliki KTP.


Akhirnya, sambil menahan sakit, Repan menuju rumah pelanggannya, Johan Chandra alias Nello, di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat.


Nello menceritakan, Repan datang dengan kondisi tangan diperban dan wajah penuh ketakutan. “Dia kebingungan dan minta tolong untuk dihubungkan dengan saudaranya di Baduy,” ujar Nello.


2. Tidak Mendapat Penanganan Serius


Nello kemudian membawa Repan ke klinik terdekat untuk mendapatkan perawatan tambahan. Namun, penanganan yang diberikan masih jauh dari cukup. “Dia bilang cuma diikat aja, tidak dijahit atau diapa-apain sama sekali,” ujar Nello.


Nello, yang sebelumnya pernah berkunjung ke Baduy, mencoba menghubungi kontak kenalannya di sana, tapi sempat tidak mendapat tanggapan. Sementara itu, kondisi tangan Repan semakin memburuk dan terus mengeluarkan darah.


3. Akhirnya Dapat 10 Jahitan di RS Ukrida


Melihat luka yang makin parah, pihak klinik menyerah dan merujuk Repan ke Rumah Sakit Ukrida. Saat perban dibuka, darah langsung mengucur deras hingga membuat petugas klinik panik.


“Pegawainya sampai bilang, ‘Pak, maaf banget, ini sudah kena vena-nya, kami gak bisa nanganin,’” tutur Nello. Di RS Ukrida, Repan akhirnya mendapat perawatan layak dengan 10 jahitan di luka tangannya.


4. Polisi Selidiki Kasus Begal


Polisi kini tengah menyelidiki kasus pembegalan tersebut. Dari laporan sementara, Repan kehilangan 10 botol madu, ponsel, dan uang tunai sebesar Rp3 juta. Aparat juga telah memeriksa sejumlah rekaman CCTV di lokasi kejadian untuk mengidentifikasi pelaku.


5. Pemerintah Diminta Tegas Terhadap RS yang Menolak Pasien


Kasus ini menuai kemarahan publik karena dinilai mencederai rasa kemanusiaan. Banyak pihak menilai bahwa rumah sakit seharusnya tidak menolak pasien dalam kondisi darurat — apa pun alasannya.


Pratikno memastikan pemerintah akan menindaklanjuti kasus ini dan memperkuat regulasi agar masyarakat adat, termasuk warga Baduy, tidak lagi kesulitan mengakses layanan kesehatan hanya karena kendala administratif seperti KTP.


“Tidak boleh ada warga yang ditolak ketika butuh pertolongan. Kita pastikan itu,” tegasnya.

×