Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Daisy dan Violet Hilton: Kisah Kembar Siam Paling Tragis di Abad ke-20

Desember 28, 2025 Last Updated 2025-12-28T10:54:13Z



Kisah Daisy Hilton dan Violet Hilton kerap disebut sebagai salah satu tragedi paling menyayat dalam sejarah kembar siam abad ke-20. Terlahir dengan kondisi tubuh menyatu di bagian pinggul dan bokong, hidup mereka sejak awal sudah dibayangi penolakan, eksploitasi, dan penderitaan panjang.


Meski masing-masing memiliki organ tubuh sendiri, keterbatasan medis pada awal 1900-an membuat pemisahan nyaris mustahil. Risiko kematian yang tinggi membuat dokter memprediksi mereka tak akan bertahan lama. Namun, takdir berkata lain—mereka justru harus menjalani hidup panjang yang penuh luka.


Diprediksi Tak Bertahan Sebulan


Daisy dan Violet lahir pada Februari 1908 di Brighton, Inggris. Para dokter kala itu memperkirakan mereka hanya akan hidup kurang dari satu bulan. Kondisi fisik mereka dianggap anomali ekstrem di masa ketika ilmu kedokteran masih sangat terbatas.


Ditolak oleh Ibu Kandung Sendiri


Di Inggris saat itu, bayi dengan cacat lahir kerap dicap sebagai “monster”. Ibu Daisy dan Violet menganggap kelahiran mereka sebagai aib dan hukuman karena melahirkan di luar pernikahan.


Alih-alih merawat, sang ibu justru meninggalkan dan menjual kedua anaknya kepada seorang perempuan bernama Mary Hilton.


Dijadikan Tontonan di Kafe


Mary Hilton melihat peluang ekonomi dari kondisi Daisy dan Violet. Mereka dipajang di ruang belakang sebuah kafe di Inggris, tempat orang-orang membayar beberapa sen untuk memastikan apakah tubuh mereka benar-benar menyatu.


Tanpa perlindungan dan tanpa pilihan, Daisy dan Violet tumbuh sebagai objek tontonan publik sejak usia sangat dini.


Dianiaya dan Dieksploitasi oleh Wali


Sepanjang masa kecil, mereka mengalami kekerasan fisik dan emosional. Mary Hilton dan kerabatnya memastikan si kembar tahu bahwa mereka hanya bernilai jika menghasilkan uang.


Hidup mereka diatur ketat, tanpa pendidikan layak, tanpa kebebasan, dan penuh ancaman hukuman jika menolak perintah.


Sempat Ditolak Masuk Amerika Serikat


Pada 1915, saat berusia delapan tahun, Daisy dan Violet dibawa ke San Francisco. Otoritas imigrasi Amerika Serikat sempat menolak mereka karena dianggap “tidak layak secara medis”.


Namun, Mary Hilton memanfaatkan media lokal untuk menekan pihak berwenang hingga akhirnya mereka diizinkan masuk ke AS.


Hidup Seperti di Penjara


Setelah Mary Hilton meninggal, hak asuh berpindah ke keponakannya, Edith Hilton. Kondisi tak banyak berubah. Daisy dan Violet dilarang berinteraksi bebas dan dipaksa tampil berjam-jam memainkan saksofon dan biola.


Jika menolak, mereka dipukuli. Hidup mereka sepenuhnya dikendalikan demi keuntungan wali.


Terkenal dan Menghasilkan Uang, Tapi Tetap Miskin


Pada era 1920-an, Daisy dan Violet tampil di panggung besar dan bahkan bekerja dengan tokoh ternama seperti Charlie Chaplin dan Bob Hope. Mereka menghasilkan ribuan dolar per minggu—jumlah fantastis pada masa itu.


Ironisnya, mereka hampir tak pernah menikmati hasil kerja keras mereka sendiri.


Bebas Berkat Nasihat Harry Houdini


Pesulap legendaris Harry Houdini menjadi sosok penting dalam hidup mereka. Ia menyarankan Daisy dan Violet mempelajari hak hukum mereka.


Dengan bantuan pengacara, si kembar akhirnya berhasil membebaskan diri dari wali yang selama bertahun-tahun mengeksploitasi mereka.


Pernikahan yang Ditolak Negara


Meski akhirnya merdeka, hidup mereka tetap tak mudah. Daisy dan Violet menikah pada waktu berbeda, tetapi pernikahan mereka ditolak secara hukum oleh negara bagian karena dianggap tidak bermoral dan tidak senonoh.


Bintang Film dan Penulis Otobiografi


Tahun 1932, mereka tampil dalam film kontroversial Freaks karya Tod Browning, yang membuat nama mereka kembali dikenal publik. Pada 1942, mereka menulis otobiografi berjudul The Lives and Loves of the Hilton Sisters, mengungkap kisah hidup mereka yang kelam.


Akhir Hidup yang Menyedihkan


Memasuki tahun 1960-an, popularitas mereka memudar. Pada 1961, Daisy dan Violet jatuh miskin dan bekerja sebagai kasir di toko kelontong demi bertahan hidup.


Pada 1969, keduanya meninggal dunia akibat flu. Daisy wafat lebih dulu, dan Violet menyusul beberapa hari kemudian, menutup kisah panjang dua saudari yang sepanjang hidupnya jarang merasakan kebebasan sejati.


Penutup


Kisah Daisy dan Violet Hilton bukan sekadar cerita kembar siam, melainkan potret kelam tentang eksploitasi, diskriminasi, dan bagaimana kemanusiaan kerap kalah oleh keserakahan. Mereka hidup bersama, menderita bersama, dan akhirnya meninggal bersama—menjadi simbol tragis dalam sejarah modern.

×