×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Gus Yahya Pilih Jalan Damai: Fokus Selesaikan Konflik PBNU dan Ajak Keponakan Ma’ruf Amin untuk Islah

Desember 11, 2025 Last Updated 2025-12-11T07:24:19Z



Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menegaskan bahwa dirinya tidak menyiapkan langkah hukum terkait polemik jabatan Ketum PBNU. Ia menuturkan bahwa penyelesaian terbaik saat ini adalah melalui komunikasi internal dan dialog terbuka antar-pimpinan organisasi.


Gus Yahya menyampaikan bahwa PBNU sedang menjalani proses internal untuk meredakan ketegangan yang muncul. Menurutnya, penyelesaian yang baik tidak dapat dilakukan secara tergesa-gesa, melainkan melalui pendekatan yang tenang dan penuh kehati-hatian. “Kita ini soal internal, kita proses dulu. Perlu komunikasi, perlu dialog. Insyaallah, sabar sedikit,” ujarnya saat ditemui di Gedung Kemensetneg, Jakarta Pusat, Rabu (10/12/2025).


Salah satu langkah yang dilakukan Gus Yahya adalah mengajak Penjabat (Pj) Ketum PBNU, KH Zulfa Mustofa, untuk melakukan islah. Zulfa diketahui merupakan keponakan Wakil Presiden ke-13 RI, Ma’ruf Amin. Meski demikian, Gus Yahya tidak menuturkan secara rinci apakah ajakan islah tersebut telah mendapat respons positif. Ia hanya menyampaikan bahwa komunikasi antara keduanya masih terus berjalan.


Di sisi lain, Gus Yahya menolak keputusan pemberhentian dirinya sebagai Ketum PBNU yang diputuskan dalam rapat pleno PBNU. Menurutnya, jabatan Ketua Umum hanya dapat dicopot melalui forum Muktamar, bukan melalui mekanisme pleno. “Itu tidak sah,” tegasnya.


Rapat pleno PBNU yang digelar pada Selasa malam (9/12/2025) di Hotel Sultan, Jakarta, menetapkan KH Zulfa Mustofa sebagai Penjabat Ketum PBNU untuk sisa masa bakti berjalan. Penetapan tersebut dibacakan oleh Rais Syuriah PBNU, M. Nuh, selaku pimpinan rapat.


Namun, keputusan pleno itu langsung mendapat penolakan keras dari Gus Yahya. Ia menyebut penetapan tersebut inkonstitusional dan tidak sesuai dengan aturan organisasi yang berlaku.


Konflik kepemimpinan PBNU ini kini menjadi perhatian publik, sementara upaya islah dan dialog internal diharapkan mampu meredam ketegangan serta mengembalikan kondusivitas di tubuh organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.

×