Mobil hybrid kian diminati karena konsumsi BBM yang efisien serta emisi yang lebih rendah. Namun di balik teknologi canggihnya, kendaraan ini membutuhkan pola penggunaan yang tepat. Sayangnya, banyak pemilik belum sepenuhnya memahami karakter mobil hybrid sehingga tanpa sadar melakukan kebiasaan yang justru mempercepat penurunan performa.
Padahal, dengan penggunaan yang benar, mobil hybrid bisa awet, nyaman dipakai harian, dan minim biaya perbaikan. Berikut sejumlah kesalahan umum yang sering dilakukan pemilik mobil hybrid dan sebaiknya mulai dihindari.
1. Mengabaikan Perawatan Baterai dan Sistem Pendinginnya
Baterai traction merupakan jantung mobil hybrid. Meski jarang bermasalah dalam jangka pendek, kondisinya sangat dipengaruhi oleh suhu. Banyak pemilik tidak menyadari adanya filter pendingin baterai yang berfungsi mengalirkan udara agar suhu tetap stabil.
Jika filter ini kotor oleh debu, rambut, atau bulu hewan, baterai bisa mengalami panas berlebih. Dalam jangka panjang, kondisi ini mempercepat degradasi baterai dan menurunkan efisiensi sistem hybrid. Idealnya, filter dibersihkan secara berkala, terutama jika mobil sering digunakan bersama penumpang atau hewan peliharaan.
2. Berkendara Terlalu Agresif
Akselerasi mendadak dan pengereman keras memang terasa menyenangkan, tetapi sangat tidak ramah bagi sistem hybrid. Gaya mengemudi agresif membuat motor listrik dan mesin bensin bekerja lebih berat serta mengurangi efektivitas regenerasi energi saat pengereman.
Mobil hybrid dirancang untuk dikendarai dengan halus dan konsisten. Semakin stabil gaya berkendara, semakin optimal perpindahan energi dan semakin besar manfaat efisiensi yang didapatkan.
3. Jarang Menggunakan Mode Eco atau EV
Banyak pemilik tidak memanfaatkan mode Eco atau EV karena mengira performa mobil akan menurun. Padahal, mode ini justru membantu sistem hybrid bekerja lebih efisien, khususnya di lalu lintas perkotaan.
Mode Eco mengatur respons throttle dan AC agar konsumsi energi lebih hemat, sementara mode EV memungkinkan mobil melaju menggunakan motor listrik saja dalam kondisi tertentu. Mengabaikan fitur ini sama saja menyia-nyiakan keunggulan utama mobil hybrid.
4. Membiarkan Mobil Terlalu Lama Tidak Digunakan
Berbeda dengan mobil konvensional, mobil hybrid tidak ideal jika dibiarkan terlalu lama tanpa dinyalakan. Baterai tetap mengalami penurunan voltase meski mobil tidak digunakan.
Jika memungkinkan, mobil hybrid sebaiknya dijalankan setidaknya seminggu sekali. Tidak perlu jarak jauh—cukup digunakan beberapa menit agar sistem dapat menyeimbangkan ulang daya baterai.
5. Mengira Mobil Hybrid Tidak Perlu Servis Rutin
Kesalahan fatal lainnya adalah anggapan bahwa mobil hybrid “lebih simpel” sehingga jarang diservis. Faktanya, mobil hybrid memiliki sistem yang lebih kompleks karena menggabungkan mesin bensin, motor listrik, inverter, dan baterai.
Pemeriksaan berkala di bengkel yang memahami sistem hybrid sangat penting untuk memastikan seluruh komponen bekerja optimal dan mencegah kerusakan besar di kemudian hari.
6. Salah Persepsi Soal Ketahanan Baterai
Banyak orang terlalu cemas soal baterai hybrid, namun justru salah dalam perlakuannya. Ketakutan berlebihan sering membuat pemilik enggan memanfaatkan sistem listrik secara maksimal.
Padahal, baterai hybrid dirancang untuk penggunaan jangka panjang dengan sistem manajemen cerdas. Yang terpenting bukan menghindarinya, melainkan menggunakannya sesuai desain pabrik.

