Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

BMKG Ungkap Masa-masa Krisis Air Akibat Pemanasan Global

Februari 19, 2023 Last Updated 2023-02-19T02:58:05Z


Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut perubahan iklim memicu gangguan terhadap siklus hidrologi dan membuat krisis air kian menjadi ancaman serius bagi semua negara.

 

"Krisis air terjadi hampir di seluruh belahan dunia dan menjadi krisis global yang harus diantisipasi setiap negara. Tidak peduli itu negara maju atau berkembang," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan resminya, Sabtu (18/2) dikutip dari Antara.

 

Ia menuturkan peningkatan emisi gas rumah kaca akan berdampak pada peningkatan laju kenaikan suhu udara serta berdampak pada fenomena perubahan iklim.

 

Emisi gas rumah kaca yang tidak bisa dikendalikan, kata dia, memicu semakin cepatnya proses penguapan air permukaan. Hal ini mengakibatkan ketersediaan air semakin cepat berkurang.

 

"Sebaliknya, akan terjadi hujan yang berlebihan di lokasi atau belahan bumi yang lain."

 

Dwikorita menyatakan pengurangan stok air itu berlaku bagi air permukaan maupun di tanah. Hal ini jelas mempengaruhi ketersediaan air bersih di seluruh dunia.

 

"Ditambah perubahan iklim yang ekstrem menyebabkan proses turunnya hujan menjadi ekstrem dan tidak merata," lanjut dia.

 

Jika krisis air dan kondisi iklim ekstrem terus berlanjut, ia risau ini akan berdampak pada krisis pangan di dunia.

 

Apa buktinya?

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada 2022 melaporkan kekeringan dan kelangkaan air melanda Eropa, Amerika sebelah utara dan barat, Amerika selatan barat, kawasan Mediterania, dan Sahel (zona perbatasan antara Gurun Sahara dengan daerah sebelah utara Afrika yang lebih subur).

 

Selain itu, Amerika Selatan, Afrika Utara, Timur Tengah, Asia Tengah, Asia Timur, Asia Selatan, dan Australia Tenggara.

 

"Tapi pada saat yang sama, banjir juga terjadi Easton Sahil, Pakistan, Indonesia, hingga Australia Timur. Jadi, sekali lagi kekeringan dan banjir adalah dampak yang sama akibat dari dari kencang-nya laju perubahan iklim yang diperparah dengan kerusakan lingkungan," tukas Dwikorita.

 

Menurutnya, perubahan iklim turut memicu munculnya kejadian-kejadian ekstrem terutama kekeringan dan banjir.

 

Jika sebelumnya rentang waktu kejadian berkisar 50-100 tahun, saat ini rentang waktu menjadi semakin pendek atau frekuensinya semakin sering terjadi dengan intensitas atau durasi yang semakin panjang.

 

Oleh karenanya, ia meminta semua negara untuk memitigasi dan mengurangi peningkatan dampak serius dari perubahan iklim tersebut. Salah satunya melalui World Water Forum 2024 yang akan digelar di Bali.

 

"Situasi Bumi saat ini menjadi alarm serius bagi kita semua. Kita perlu bekerja sama, berpikir bersama, dan memecahkan masalah bersama," tandas dia.

 

Sebelumnya, BMKG memperingatkan soal kedatangan kemarau kering di RI akibat kepergian La Nina dan kedatangan El Nino. Musim itu akan dimulai di sebagai kecil wilayah pada Maret.[SB]

×