Niatan
putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep untuk terjun politik jelang
pelaksanaan Pemilu Serentak 2024 merupakan bentuk kemunduran demokrasi di masa
sekarang ini.
Direktur
Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie memaparkan, kemunduran
demokrasi tersebut terlihat dengan ketidakkonsistenan Presiden Jokowi yang
jauh-jauh hari berkomitmen tak akan mengajak keluarganya ikut berpolitik.
“Presiden
Jokowi mengingkari dan melanggar ucapannya sendiri pada beberapa tahun lalu
yang menegaskan anak-anaknya tak akan berpolitik,” ujar Jerry kepada Kantor
Beirat Politik RMOL, Sabtu (4/2).
Kenyataan
yang dilihat publik saat ini, ditegaskan Jerry, tidak sesuai dengan ucapan
Jokowi. Karena selain Kaesang yang akan terjun politik, kakak sulungnya, Gibran
Rakabuming Raka sudah terlebih dahulu melakukan praktik politik hingga menjadi
Walikota Solo.
“Juga
mantunya, Bobby Nasution jadi Walikota Medan. Kini Kaesang Pangarep yang akan
terjun di politik. Bahkan, iparnya Ketua MK (Anwar Usman),” urainya.
Maka
dari itu, pakar komunikasi politik lulusan America Global University ini
membandingkan rezim Jokowi saat ini dengen masa sebelum era reformasi.
“Era Jokowi lebih parah dari Soeharto. Mana ada anak-anak Soeharto jadi gubernur, walikota atau bupati? Kalau dia (Soeharto) mau, bisa saja anak-anaknya duduk semua. Tapi dia bukan tipikal rakus kekuasaan,” demikian Jerry menambahkan.[SB]