Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Viral Ramalan Gempa Turki Pakai Posisi Planet, Ahli Jelaskan Faktanya

Februari 08, 2023 Last Updated 2023-02-08T09:53:01Z


Sebuah kicauan soal prediksi gempa Turki terkait posisi planet viral di media sosial. Para ahli gempa bumi pun ramai-ramai menepis sains palsu (pseudoscience) ini.

Sebelumnya, akun Frank Hoogerbeets, Jumat (3/2), berkicau soal prediksi gempa berkekuatan Magnitudo 7,5 di Turki, Yordania, dan Lebanon.

 

"Cepat atau lambat akan ada ~M 7.5 #gempa bumi di wilayah ini (Turki Selatan-Tengah, Yordania, Suriah, Lebanon)," kicaunya.

 

Gempa dengan M 7,8 kemudian mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2). Hoogerbeets menyebut kejadian ini sesuai dengan prediksinya. Selain itu, ia mengaitkan bencana alam tersebut dengan tata letak planet di angkasa.

 

"Hati saya berduka pada semua orang yang terkena dampak gempa bumi besar di Turki Tengah. Seperti yang saya nyatakan sebelumnya, cepat atau lambat ini akan terjadi di wilayah ini, mirip dengan tahun 115 dan 526. Gempa bumi ini selalu didahului oleh geometri planet yang kritis, seperti yang kita alami pada 4-5 Februari," ujarnya.

 

Unggahan itu pun dibantah oleh Martijn van den Ende, ahli seismologi dari Université Côte d'Azur, Prancis, di kolom komentar.

 

"Setiap orang yang membaca 'prediksi' ini, tolong jangan tertipu. Gempa bumi tidak dipicu oleh tata letak planet, dan tidak ada metode ilmiah untuk memprediksi gempa bumi," kicau dia, Senin (6/2).

 

"Silakan berkonsultasi dengan seismolog sungguhan jika Anda punya pertanyaan," tambahnya.

 

Tak banyak informasi yang dapat ditemukan soal Hoogerbeets. Pada profil Twitter-nya, ia mengaku sebagai peneliti dari Survei Geometri Tata Surya (SSGEOS).

 

SSGEOS mengklaim sebagai lembaga penelitian untuk memantau geometri antara benda langit yang terkait dengan aktivitas seismik.

 

Mereka mengklaim menemukan petunjuk pertama geometri atau pola tertentu di Tata Surya dapat memicu gempa bumi besar pada insiden 23 Juni 2014.

 

Saat itu, tiga gempa berkekuatan Magnitudo 6 di selatan Pasifik, diikuti oleh tiga gempa lagi di utara Pasifik yang puncaknya berkekuatan M 7,9, yang semuanya terjadi dalam beberapa jam.

 

"Dengan menggunakan perangkat lunak simulasi Tata Surya, tampak sekitar tanggal 23 Juni 2014 enam benda langit terlibat dalam konjungsi planet yang menyatu menjadi segitiga dekat," klaim SSGEOS.[sb]

×