Presiden
terguling Niger Mohamed Bazoum meminta bantuan Amerika Serikat (AS) dan seluruh
komunitas internasional setelah kudeta militer pekan lalu.
Dalam sebuah
opini di Washington Post, Bazoum menulis statusnya "sandera".
Dia minta
bantuan AS dan komunitas internasional untuk memulihkan "ketertiban
konstitusional" Niger.
Kerusuhan pecah
di negara Afrika barat itu sejak Bazoum digulingkan.
Pada hari
Kamis, para pemimpin kudeta mengumumkan bahwa mereka menarik duta besar negara
itu dari Prancis, AS, Nigeria, dan Togo.
Dalam
pernyataan yang dibacakan di televisi nasional, mereka mengatakan fungsi empat
duta besar telah dihentikan.
Niger adalah
produsen uranium yang signifikan—bahan bakar yang sangat penting untuk tenaga
nuklir—dan terletak di jalur migrasi utama ke Afrika Utara dan Mediterania.
Dalam artikel
opininya di surat kabar AS, Bazoum memperingatkan bahwa kudeta tersebut, jika
berhasil, akan memiliki konsekuensi yang menghancurkan bagi negaranya, wilayah
kawasan dan seluruh dunia.
"Memperjuangkan
nilai-nilai bersama kita, termasuk pluralisme demokratis dan menghormati
supremasi hukum, adalah satu-satunya cara untuk membuat kemajuan berkelanjutan
melawan kemiskinan dan terorisme," tulis Bazoum, yang dikutip BBC, Jumat
(4/8/2023).
"Orang-orang
Nigeri tidak akan pernah melupakan dukungan Anda pada momen penting dalam
sejarah kami ini."
Bazoum juga
memperingatkan hubungan pemimpin kudeta dengan kelompok tentara bayaran Rusia;
Wagner Group, yang beroperasi di tempat lain di wilayah tersebut dan telah
dilihat oleh banyak orang sebagai pengaruh buruk di Niger.
"Seluruh
wilayah Sahel tengah bisa jatuh ke dalam pengaruh Rusia melalui kelompok
Wagner, yang terorisme brutalnya terlihat jelas di Ukraina," tulis Bazoum.
Banyak
pendukung kudeta di Niger meneriakkan slogan-slogan pro-Rusia dan mengenakan
warna bendera Rusia.
Pada hari
Kamis, ribuan orang turun ke jalan di Ibu Kota Niger, Niamey, dalam demonstrasi
damai yang mendukung kudeta dan mengkritik negara-negara Afrika Barat lainnya
karena memberlakukan sanksi keuangan dan perdagangan terhadap Niger.
Tidak ada
indikasi bahwa Wagner terlibat dalam penggulingan Bazoum, menurut AS—tetapi
pemimpin Wagner dilaporkan menggambarkan kudeta sebagai kemenangan.
Pengambilalihan
kekuasaan oleh militer di Niger juga telah dikecam secara internasional,
termasuk oleh Uni Eropa, PBB dan AS.
Awal pekan ini,
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara dengan Bazoum di telepon, di
mana AS mengatakan setelah itu bahwa Washington berkomitmen untuk pemulihan
pemerintah terpilih secara demokratis Niger.
Bazoum,
presiden pertama yang terpilih secara demokratis untuk menggantikan yang lain
di Niger, ditahan oleh pengawalnya sendiri minggu lalu. Pemimpin kudeta
Jenderal Abdourahmane Tchiani telah dilantik sebagai kepala negara.[SB]