12 Perawat dan
1 Dokter diperiksa sebagai buntut kasus bayi tertukar di RS Sentosa Bogor.
Sebanyak 3
perawat mendapat hukuman karena dianggap bertanggungjawab.
Sikap 3 perawat
RS Sentosa Bogor ini sempat membuat Siti Mauliah, ibu bayi tersebut kesal.
Menurut Siti
Mauliah, gara-gara perawat tersebut, bayinya tertukar dengan pasien lain.
Terlebih saat
mencoba untuk mencari bayi tertukar, Siti mendapat perlakuan tak menyenangkan
dari perawat tersebut.
Hal itu bermula
saat Siti bertanya soal gelang bayi yang dibawanya ternyata memiliki nama yang
berbeda dengan dirinya.
Alih-alih dapat
jawaban memuaskan, Siti malah dibentak.
"Pas
ngembaliin gelang (penanda bayi) ke rumah sakit nanya lah di sana (Siti tanya)
'ini engga ketukter bayinya?', kata suster 'enggak, itu cuma ketuker gelang
kok' dia ngebentaklah," cerita Siti Mauliah ke TribunnewsBogor.com.
Lebih lanjut,
Siti pun sebal dengan sikap perawat yang lain saat ditanyai soal baju bayinya.
Usai lahir dan
menyusui bayi kandungnya, Siti memakaikan anaknya itu dengan baju warna kuning.
Namun saat
dikembalikan di hari ketiga, perawat malah membawa bayi berbaju pink.
"Pas
pulang bajunya juga beda saya ngasihin baju kuning kok dikembaliin ke saya itu
pink, kata susternya 'emang saya ngurusin bayi cuma satu aja, banyak bu, wajar
aja kalau baju doang ketuker'," imbuh Siti, Kamis (11/8/2023)
Lantaran hal
itu, Siti pun mengurai kekesalannya ke sang perawat yang belum diketahui
identitasnya itu.
"Satu
suster yang buka gelang, dua yang dateng ke rumah. Saya gedek sama suster yang
tiga itu kenapa engga jujur," kata Siti.
Sebelumnya,
Siti mengungkapkan awal mula bayinya tertukar.
Saat itu, bayi
yang baru dilahirkan diambil perawat atau suster jam 11 malam.
Saat itu, sang
jabang bayi tidak tidur bersamanya.
"Diambil
sama suster jam 11 malem, pagi-pagi diambil lagi dikasih ke saya,"
katanya.
Saat diserahkan
di hari kedua itu lah, dia merasakan ada yang berbeda dengan penampakan
bayinya.
Kata dia, bayi
yang ia berikan ASI pada hari pertama mirip dengan suaminya. Akan tetapi
berbeda dengan bayi pada keesokan harinya.
"Hari
pertama itu bayinya putih, imut kayak cewe, tapi pas saya mau pulang itu jadi
wajah bayi itu engga imut kayak awal. Yang awal itu mirip sama bapaknya,"
katanya.
Tak hanya itu,
perbedaan lain yang ia rasakan adalah pada rambut bayi. Ia mengaku bayi yang ia
susui pada haru pertama berbeda dengan keesokan harinya.
"Rambut
beda, kalau yang ini gembal banget, kalau yang awal itu agak tipis," katanya.
Dengan adanya
kejanggalan tersebut ia pun merasa sangat heran dan menimbulkan banyak
pertanyaan di dalam benaknya.
"Cuma
beberapa jam sih, kalaupun berubah kan engga sedrastis itu," katanya.
Lalu, bagaimana
kabar perawat yang menukar bayinya tersebut?
Juru Bicara RS
Sentosa, Gregorius B Djako menyebut pihaknya baru tahu kasus bayi tertukar
setelah 11 bulan berlalu.
Hal itu
lantaran Siti menurut pihak RS Sentosa mendatangi pihak manajemen rumah sakit
baru-baru ini.
Tak tinggal
diam, Gregorius B Djako pun menyebut pihak rumah sakit segera melakukan
tindakan.
Termasuk dengan
memeriksa beberapa perawat dan dinas yang bertugas di hari kelahiran Bu Siti.
Total ada 12
suster dan dokter yang berdinas di hari tersebut.
"Ada
mekanisme internal yang sedang kami dalami. Kalau kesengajaan belum kami
temukan karena kami sedang mendalami dan sementara kami mendalami ada dugaan
kelalaian," kata Gregorius B Djako dilansir dari Kompas.com, Minggu
(12/8/2023).
Tak cuma itu,
Gregorius B Djako juga menyebut pihak rumah sakit telah memberikan surat
peringatan (SP) kepada tiga perawat yang diduga terlibat dalam kasus bayi
tertukar.
Hal tersebut
disampaikan Gregorius B Djako saat dihubungi TribunnewsBogor.com.
"Baru
posisi sekarang ini baru disampaikan saja hari ini, rumah sakit sudah kasih SP
kok, tiga (perawat) kalau enggak salah. Kita kasih SP untuk apa? bahwa rumah
sakit itu tidak tinggal diam. Semuanya akan kita lakukan sesuai mekanisme
juga," ungkap Gregorius B Djako.
Dimana Bayi
Siti Sekarang?
Sebagaimana
diketahui, bayi Siti Mauliah tertukar usai melahirkan di RS Sentosa.
Selama setahun
ternyata dia merawat bayi milik orang lain, sedangkan ia sendiri tak tahu pasti
bayinya tertukar dengan siapa.
Selama setahun
itu pula ia mencoba bersabar sambil mencari tahu keberadaan anak biologisnya.
Ia mengatakan
tidak ada yang keberatan ketika bayi yang sudah jelas tertukar itu masih tetap
dirawatnya.
"Kalau
keluarga besar mah menerima (keberadaan bayi yang saat ini dirawatnya),"
ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Jumat (11/8/2023).
Meski begitu,
sebagai seorang ibu yang memiliki intuisi dengan anak kandung, ia tak merasakan
adanya ikatan batin yang terjalin dengan bayinya saat ini.
Walaupun,
setiap harinya bayi tersebut dirawatnya seperti anak sendiri.
Setiap harinya,
dilubuk hatinya terdalam ia terus mempertanyakan dimana anaknya.
"Saudara
juga bilang udahlah katanya diikhlasin, emang secara lisan ikhlas, tapi batin
engga. Tetep kalau malam bertanya-tanya anak saya dimana," ungkapnya.
Lebih lanjut,
ia pun sangat berharap bayinya yang tertukar dapat segera kembali dalam
dekapannya.
Ia mengatakan
banyak faktor yang harus dipertimbangkan jika terus menerus merawat bayi yang
sudah jelas bukan anak biologisnya berdasarkan hasil tes DNA yang sudah
dilakukan.
"Bukannya
tega ngelepas anak yang udah dirangkul bertahun-tahun, dari susu juga ibaratnya
udah engga itung-itungan, tapi dampak kedepannya, kan bukan kambing yang gede
dijual, anak kan puluhan tahun, nanti dikhawatirkan bermasalah terus
kedepannya," pungkasnya.
Bayi Siti Sudah
Ditemukan
Kabar terbaru
menyebut, bayi Siti saat ini dirawat seorang ibu bernama D, warga Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor.
Saat ditemui
Siti, D ternyata enggan melakukan tes DNA untuk memastikan anak kandungnya.
Penolakan ini
usai Siti Mauliah bersama kuasa hukumnya melakukan mediasi pada D soal nasib
bayi tertukar di Bogor.
Namun D, yang
diduga membawa bayi Siti Mauliah dan ibu asli dari bayi yang bersama Siti
menolak untuk tes DNA.
Ia menyebut
bayi yang sekarang dirawatnya merupakan anak kandungnya sendiri.
"Mereka
enggak ngerespons. Bilangnya, 'Bayi saya enggak ketukar, mungkin ibu salah
orang kali'," kata Siti.
Bahkan pihak
rumah sakit sudah ikut membujuk, namun D tetap menolak.
Pihak rumah
sakit juga telah memfasilitasi D untuk tes DNA, namun D masih yakin bayinya
pada Juli 2022 tidak tertukar.
Permintaan Siti
melakukan tes DNA pada D bukan tanpa alasan.
Dugaan
mengerucut pada D karena pada saat itu hanya ada dua bayi laki-laki yang ada di
rumah sakit, yaitu bayi D dan Siti.
Siti pun telah
melakukan tes DNA dan hasilnya menunjukkan bahwa bayi yang dibawa Siti sejak
Juli 2022 bukan anak kandungnya.
"Saya kalau
salah orang, itu alamat dari rumah sakit enggak mungkin sampai sini," kata
Siti.
Siti masih
belum menyerah untuk menemukan anak kandungnya yang tertukar satu tahun lalu.
Pendekatan
terus ia lakukan pada D agar kecurigaan Siti terjawab dengan jelas.
Siti masih
berusaha membujuk D melakukan tes DNA, namun ia dan keluarganya tetap menolak.
Malahan, D
mengajukan syarat yang cukup berat pada Siti jika tetap harus tes DNA.
Kuasa hukum
Siti, Rusdy Ridho mengatakan, D ingin melakukannya jika semua bayi yang ada di
hari itu juga harus tes DNA.
"Yang
terduga tidak mau melakukan DNA. Pengenya semua bayi yang ada hari itu juga
harus dilakukan tes DNA," ujarnya.
Sebelumnya
diberitakan, bayi laki-laki dari pasangan suami istri M Thabrani dan Siti
Maulia asal Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tertukar dengan
bayi lain.
Hal ini
terungkap berawal dari nama di gelang bayi yang tidak sesuai.
Siti kemudian
melakukan tes DNA dan hasilnya Siti bukan ibu biologis bayi tersebut.
Alhasil, Siti
memilih melaporkan kasus bayi tertukar saat persalinan di RS Sentosa setahun
lalu ke Unit PPA Satreskrim Polres Bogor.
Kuasa Hukum
meminta pihak rumah sakit bertanggung jawab atas apa yang dialami kliennya
tersebut.[SB]