Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Singgung Hijab, Senator Bali Arya Wedakarna Bikin Geram Warganet

Januari 01, 2024 Last Updated 2024-01-01T12:44:04Z

Senator Bali Arya Wedakarna membuat warganet geram gegara ucapannya yang dianggap rasis. 


Sebab, Arya meminta agar petugas di bandara tidak menggunakan penutup kepala atau hijab.


Ucapannya itu disampaikan ketika menegur kepala Kanwil Bea Cukai Bali Nusa Tenggara dan kepala Bea Cukai Bandara I Gusti Ngurah Rai, serta pengelola bandara dalam sebuah rapat DPD.

Perkataannya viral di media sosial melalui video yang direkam saat Arya berbicara.


Dalam video yang dimaksud, Arya ogah melihat petugas bandara yang perempuan menggunakan hijab.


Ia menginginkan petugas bandara yang menyambut atau bertemu langsung dengan turis mancanegara itu memperlihatkan rambutnya.


"Saya gak mau yang front line, front line itu, saya mau yang gadis Bali kayak kamu, rambutnya kelihatan terbuka," kata Arya dikutip melalui akun X @avrax75 pada Senin (1/1/2024).


Arya mengaku tak mau apabila petugas bandara perempuan malah dipilih yang berhijab. Ia tak mau Bali justru terlihat seperti Timur Tengah.


"Jangan kasih yang penutup, penutup gak jelas, this is not Middle East. Enak aja Bali, pakai bunga kek, pake apa kek," ungkapnya.


Karena ucapannya tersebut, nama Arya langsung dibicarakan di media sosial terutama di platform X.


Tak sedikit yang mengutarakan amarahnya mendengar ucapan Arya.


"Moga banyak orang yang melek dan orang semacam itu gak perlu punya jabatan, Rasis," ucap pemilik akun @kerta*****.


"Ini contoh rasialis dan radikal sebenernya.. mengedepankan hanya golongannya, ini bukan modern ini terbelakang yang sebenernya," kata @Zak****


Bila ditelusuri dari jejak digital Arya Wedakarna, Arya terkesan tidak menyukai hal-hal bernuansa Islami  yang dicapnya sebagai budaya Timur Tengah. 


Pada 7 Agustus 2014, melalui akun facebooknya, Arya Wedakarna, menulis status yang menyatakan penolakannya terhadap perbankan syariah di Bali. “Aliansi Hindu Muda Indonesia dan Gerakan Pemuda Marhaen (GPM) hari itu berdemonstrasi di depan Kantor Bank Indonesia Denpasar untuk moratorium/stop izin Bank Syariah di pulau Bali.


Namanya kembali menjadi perbincangan publik tatkala dia dituduh sebagai provokator penolakan Ustad Abdul Somad yang akan melakukan dakwah di Bali pada Desember 2017. Ustad Somad sebelumnya sempat mendapatkan penolakan dari ormas Bali pada 8 Desember 2017. 


Tuduhan mengarah pada Arya Wedakarna karena dalam akun Facebook-nya, Arya menuding Ustad Abdul Somad adalah anti-Pancasila. “Siapa pun boleh datang ke Bali, Pulau Seribu Pura, bahkan Raja Arab Saudi saja tidak masalah datang ke Bali untuk berlibur asal tanpa agenda politik terselubung. 


Tapi tentu Bali menolak jika ada oknum siapapun yang datang ke Pulau Dewata dengan agenda anti Pancasila. Ngiring kawal NKRI dan Tolak Agenda Khilafah tersosialisasi di Bali,” kata Wedakarna melalui fan page Facebook @dr.aryawedakarna, Jumat (1/12/2017). 


Wakil Ketua Komisi II DPR Lukman Eddy kemudian melaporkan Arya Wedakarna ke Badan Kehormatan (BK) DPD. Diungkapkan Lukman dalam pelaporan itu karena Arya Wedakarna diduga menjadi otak pelaku atas persekusi yang dialami oleh Abdul Somad di Denpasar, Bali. 


Dalam pembelaannya, Arya Wedakarna menyebut, penolakan itu merupakan aspirasi masyarakat Bali yang sudah viral di medsos beberapa hari sebelumnya seperti dilansir dari laman tokoh.id.[jsh]

×