Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

BI Was-Was Inflasi Naik Akibat Harga Beras Selangit

Februari 29, 2024 Last Updated 2024-02-29T08:44:52Z


Inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food yang terus naik membuat Bank Indonesia (BI) was-was. Inflasi volatile food ini terrutamanya dipengaruhi oleh harga beras yang terus meninggi.


Deputi Gubernur BI Juda Agung mengungkapkan, sebetulnya BI nyaman dengan angka inflasi umum saat ini atau per Januari 2024 yang berada di kisaran 2,57%, termasuk angka inflasi inti yang di kisaran 1,68%.


Angka inflasi umum pada awal tahun ini itu pun sebetulnya turun dari posisi bulan sebelumnya sebesar 2,61%, demikian juga dengan inflasi inti yang turun dari Desember 2023 sebesar 1,8%.


Sementara itu, inflasi volatile food malah meningkat, menjadi sebesar 7,22% pada Januari 2024, naik dari posisi per Desember 2023 yang sebesar 6,73%. Dipengaruhi terus naiknya harga komoditas beras.


"Core inflation kami sudah nyaman, tapi volatile food kita harus waspadai bersama, terutama beras," kata Juda Agung dalam acara Economic Outlook 2024 CNBC Indonesia, Kamis (29/2/2024).


Selain beras yang mengkhawatirkan harganya dan terus memengaruhi inflasi volatile food, Juda mengatakan juga ada komoditas lainnya yang harus waspadai pergerakan harganya saat ini, seperti cabai dan bawang.


"Yang musiman memang cabai dan bawang, tapi yang terutama beras karena memberi dampak signifikan ke daya beli masyarakat," ujar Juda Agung.


Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menghimbau agar masyarakat tak perlu khawatir akan kenaikan harga beras dan stok beras, yang belakangan ini menjadi polemik di dalam negeri.


Menurutnya, saat ini harga mulai stabil dan normal kembali karena pasokan beras di Pasar Induk Johar Karawang mulai masuk dari Jawa Tengah yang mulai panen raya.


"Masyarakat tak perlu khawatir kini harga mulai normal dan stabil. Harga beras premium yang kemarin sempat tembus Rp17 ribuan, saat ini bertahap mulai turun dan kembali ke harga di kisaran Rp14 ribuan. Begitu juga beras medium, harga mulai stabil," kata Bayu dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis (29/2/2024).


Bayu menjelaskan, harga beras memang terkadang naik, lantas normal kembali itu sebenarnya sudah menjadi siklus tahunan, kalau dicermati. Itu juga terjadi pertengahan tahun lalu. Hanya saja tahun ini memang panen agak mundur, karena faktor alam.


"Memang faktor alam tidak bisa kita hindari. Badai El Nino yang melanda, mempengaruhi produksi yang sempat berkurang karena adanya gagal panen di sejumlah wilayah," jelasnya.


Selain faktor alam El Nino, Bayu juga menyinggung soal kebutuhan pupuk petani yang mahal. Hal itu juga mempengaruhi produktivitas padi petani, karena tidak semua kebutuhan pupuk petani terpenuhi. Kini, kata Bayu, pasokan beras mendekati normal menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1445 Hijriah. Jadi masyarakat tak perlu risau.


Berdasarkan prognosa neraca pangan nasional periode Januari-Desember 2024 yang telah disusun oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas), kebutuhan beras Indonesia pada 2024 mencapai 31,2 juta ton.


Bayu menuturkan, kebutuhan beras hingga Juni sudah terpenuhi, sehingga menurutnya untuk 6 bulan ke depan stok beras nasional sudah aman. "Kebutuhan setiap tahun memang kita lakukan per enam bulan," kata Bayu.

×