Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Minyak Panas Gegara Israel Biang Kerok, Tembak Warga Gaza Antre Makan

Maret 01, 2024 Last Updated 2024-03-01T03:37:16Z


Harga minyak mengalami kenaikan Jumat karena penembakan yang dilakukan Israel ke warga Gaza yang mengantre truk makanan, Kamis waktu setempat. Ini diyakini akan mengacaukan potensi gencatan senjata di Gaza dan membuat masalah semakin rumit.


Diketahui, gencatan senjata terbaru memang tengah dibahas Israel dan Hamas dengan mediasi Mesir, Qatar dan Amerika Serikat (AS). Sebelumnya dikabarkan kemungkinan gencatan senjata 40 hari dalam perang Gaza.


Akibat penembakan yang dilakukan Israel itu, setidaknya 112 warga Palestina yang menunggu pengiriman bantuan tewas. Sementara 750 warga dilaporkan luka-luka.


Mengutip Reuters, Brent berjangka untuk pengiriman April naik 29 sen atau 0,4% menjadi US$82,20 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) AS naik 22 sen atau 0,3% menjadi US$78,48.


WTI sendiri berada di jalur kenaikan sebesar 4% minggu ini sementara Brent bertahan mendekati harga penyelesaian minggu lalu. Brent telah berada di atas angka US$80 selama tiga minggu, dengan konflik Timur Tengah hanya memiliki dampak kecil terhadap aliran minyak mentah dari serangan terhadap lalu lintas pengiriman di Laut Merah.


Sementara itu, sejumlah negara dunia murka dengan tindakan Israel. Arab Saudi mengecam keras tindakan Israel dan menyebutnya "penargetan" terhadap warga sipil tak bersenjata.


Sementara Kuwait dan Uni Emirat Arab (UEA) juga mengeluarkan kecaman. Qatar memperingatkan bahwa "pengabaian Israel terhadap darah warga Palestina akan membuka jalan bagi perluasan siklus kekerasan".


Prancis mengutuk "penembakan Israel" menyebutnya "tidak dapat dibenarkan terhadap warga sipil". Menteri Luar Negeri Spanyol menggambarkan peristiwa tersebut sebagai hal yang "tidak dapat diterima".


Sementara itu Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell juga mengecam serangan dan menyebutnya "pembantaian". Dewan Keamanan PBB sendiri mengadakan pertemuan darurat tertutup mengenai insiden tersebut pada Kamis sore.


Meski begitu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan Washington sedang memeriksa "dua versi yang saling bertentangan" mengenai insiden tersebut. Ia merujuk kesaksian warga versus kesaksian Israel.


Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan telah menghubungi Israel. Lembaga itu mendesak untuk mendapatkan "jawaban atas apa yang terjadi".


"Insiden penembakan itu akan mempersulit upaya untuk menengahi gencatan senjata," kata Biden seraya menyebut kesepakatan apa pun kemungkinan besar tidak akan terjadi pada hari Senin ini, jadwal yang telah dia prediksi sebelumnya.


Laporan Gedung Putih menyebut Biden telah menghubungi pemimpin Qatar dan Mesir melalui panggilan telepon terpisah. Ia membahas gencatan senjata dan insiden bantuan yang "tragis dan mengkhawatirkan".

×