Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Inilah Hukum Menggabungkan Qadha Puasa Ramadhan dengan Puasa Syawal

April 14, 2024 Last Updated 2024-04-14T03:01:03Z


Tak sedikit Umat Islam yang masih bingung tentang bagaimana hukum menggabungkan puasa Qadha dengan puasa Syawal.


Seperti yang diketahui, setelah menjalankan Puasa Ramadhan, Umat Islam kini memasuki Bulan Syawal.


Saat Bulan Syawal, Umat Islam dianjurkan menjalankan ibadah puasa Syawal.


Umat Islam dianjurkan melaksanakan puasa 6 hari saat Bulan Syawal ini.


Puasa Syawal ini boleh boleh dikerjakan secara berturut-turut atau berselang -seling.


Lantas bagaimana hukumnya ?


Berikut penjelasannya menurut Ustadz Abdul Somad:


Menurut penjelasan Ustadz Abdul Somad (UAS) berdasarkan pandangan beberapa ulama, boleh melaksanakan Puasa Syawal di hari Senin Kamis, atau di hari Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, 15 bulan Hijriyah), untuk mendapatkan dua keutamaannya sekaligus.


Namun sebelum melaksanakan puasa sunnah, pastikan terlebih dahulu tidak memiliki utang puasa Ramadan. Karena jika masih memiliki utang puasa, maka harus atau wajib hukumnya mengganti (qadha) terlebih dahulu.


UAS kemudian menjelaskan lagi, apabila keberatan melaksanakan Puasa Qadha dilanjut puasa syawal 6 hari, maka boleh menjalankan Puasa Qadha di bulan Syawal, maka otomatis mendapatkan pahala keutamaan keduanya.


"Ibu-ibu yang punya utang puasa 7 hari, maka harus dibayar dahulu baru puasa Syawal 6 hari," ujar Ustadz Abdul Somad.


"Ibu-ibu kalau tidak kuat mengganti utang puasa dan puasa sunnah Syawal maka cukup mengganti puasa di bulan Syawal, maka ibu puasa qadha di bulan Syawal," jawab Ustadz Abdul Somad.


"Otomatis pahalanya seperti puasa sunnah Syawal, niatnya cuma satu, niatnya satu, saya niat puasa qadha besok hari lillahi ta'ala," jelas UAS.


Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Abdul Somad mengatakan jika melaksanakan Puasa Qadha di hari Senin Syawal, maka puasanya pun mendapat 3 pahala sekaligus. Yaitu pahala puasa sunnah Senin-Kamis, puasa Syawal dan pahala puasa pengganti.


"Hal itu berlaku untuk laki-laki maupun perempuan," ujar ustaz Abdul Somad dalam ceramahnya yang diunggah di YouTube, berjudul "SEBAIKNYA PUASA SYAWAL ATAU PUASA GANTI DULU.? | Ust. Abdul Somad. Lc., MA".


Mengaca dari ceramah Ustadz Abdul Somad berikut, berarti boleh hukumnya melaksanakan Puasa Qadha di hari Ayyamul Bidh Syawal, sehingga mendapatkan 3 pahala sekaligus.


Niat Puasa Syawal


Bagi yang niat puasa Syawal saja, bisa membaca niat sebagai berikut:


نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَي


(Nawaitu shauma ghadin ‘an sittatin min syawwaalinn sunnatan lillaahi ta’aalaa)


Terjemahannya, "Aku berniat puasa besok dari enam hari Syawal, sunnah karena Allah Ta’ala."


Panduan Puasa Syawal


1. Melafalkan Niat


Jangan lupa berpuasa Syawal didasari dengan niat telebih dahulu.


2. Makan Sahur


Disunnahkan makan sahur sebelum terbit fajar.


Namun tidak makan sahur pun (misalnya terlambat bangun) tidak apa-apa, dalam artian puasa tetap sah.


3. Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa


Saat berpuasa, hendaknya senantiasa untuk menahan diri dari makan, minum serta hal lain yang dapat membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga tenggelamnya matahari, atau waktu Maghrib.


4. Berbuka Puasa


Disunnahkan menyegerakan berbuka puasa ketika matahari terbenam, yakni bersamaan dengan masuknya waktu Maghrib.


Ketentuan Melaksanakan Puasa Syawal


Dilansir dari berbagai sumber, puasa Syawal dilaksanakan selama enam hari di bulan Syawal, mulai tanggal 2 Syawal yakni sehari setelah Idul Fitri.


Mengenai ketentuannya, Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah menjelaskan bahwa menurut pendapat Imam Ahmad, Syawal'>puasa Syawal boleh dilakukan secara berurutan, boleh pula tidak berurutan.


Dan tidaklah yang berurutan lebih utama daripada yang tidak berurutan.


Sedangkan menurut madzhab Syafi’i dan Hanafi, Syawal'>puasa Syawal lebih utama dilaksanakan secara berurutan sejak tanggal 2 Syawal hingga 7 Syawal.


Berdasarkan pendapat lain, yakni Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu mengatakan, puasa enam hari di bulan Syawal boleh dikerjakan secara terpisah-pisah atau tidak berurutan, tapi lebih afdal berurutan dan langsung setelah hari raya (dikerjakan tanggal 2 – 7 Syawal).


Jadi, tidak ada madzhab yang tidak memperbolehkan puasa ini di hari lain selain tanggal 2 sampai 7, yang penting masih berada di bulan Syawal.


Namun, hendaknya tidak berpuasa khusus di hari Jum’at tanpa mengiringinya dengan puasa di hari Kamis atau Sabtu karena adanya larangan Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah.


Para ulama menjelaskan bahwa larangan itu menegaskan makruhnya puasa di hari Jum’at tanpa mengiringinya dengan puasa di hari Kamis atau Sabtu.


Imam Nawawi dalam Syarah Muslim juga memberikan keterangan bahwa yang paling baik untuk melakukan puasa Syawal adalah dilakukan secara berturut-turut. Namun jika pun tidak, maka hal itu tidak mengurangi keutamaan Syawal'>puasa Syawal.


“Para ulama madzhab Syafii mengatakan bahwa paling afdhol (utama) melakukan puasa syawal secara berturut-turut (sehari) setelah idul fitri. Namun jika tidak berurutan atau diakhirkan hingga akhir syawal maka seseorang tetap mendapatkan keutamaan puasa syawal setelah sebelumnya melakukan puasa Ramadhan.”


Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah keutamaan melaksanakan puasa Syawal:


Menyempurnakan ibadah bulan Ramadan


Puasa Syawal menutup kekurangan kita dalam menjalankan ibadah wajib di bulan Ramadhan.


Puasa Syawal akan menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada pada bulan Ramadhan.


Sebab, pasti ada kekurangan yang dimiliki seseorang ketika menjalankan puasa Ramadhan.


Bagai puasa setahun


Dalam sebuah hadist riwayat Muslim nomor 1164 menyebut bahwa puasa Syawal selama 6 hari bagai puasa satu tahun lamanya.


"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh."


Pahala berlipat ganda


Dijanjikan pahala 10 kali lipat bagi orang yang menjalankan puasa sunnah Syawal.


Hal itu dijelaskan dari hadist yang diriwayatkan oleh Abu Ayyub yang berbunyi, "barangsiapa mengerjakan puasa enam hari bulan Syawal selepas 'Iedul Fitri berarti ia telah menyempurnakan puasa setahun penuh. Dan setiap kebaikan diganjar sepuluh kali lipat."


Menjalankan sunnah Rasulullah


Orang yang melakukan puasa Syawal dijanjikan akan masuk surga bersama Rasulullah.


Hal ini karena orang tersebut telah menghidupkan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah.


Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan At Tirmidzi menyebutkan bahwa, "siapa yang menghidupkan sunnahku maka sungguh ia mencintaiku, dan siapa yang mencintaiku bersamaku di surga."


Puasa Syawal bisa dilaksanakan mulai tanggal 2 Syawal atau sehari setelah Idul Fitri, dan dilakukan selama enam hari.

×