Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

PRABOWO Ungkap Perubahan Sikap Presiden Joko Widodo, Kemarin Dipanggil Menhan,Sekarang Mas Bowo

April 30, 2024 Last Updated 2024-04-30T03:17:56Z


Prabowo Subianto, Presiden Indonesia 2024-2029, mengaku dirinya semakin akrab dengan Presiden Jokowi.


Setelah memenangkan Pilpres 2024, kini Presiden Jokowi tidak lagi memanggilnya Menteri Pertahanan (Menhan).


Prabowo Subianto menceritakan, Presiden Jokowi kini memanggilnya sebagai 'Mas Bowo'.


Menurutnya, hal tersebut menunjukkan hubungan keduanya semakin akrab.


"Kemarin-kemarin saya masih dipanggil Menhan kan sekarang sudah lebih akrab Mas Bowo hahaha," ucap Prabowo saat acara halal bihalal di Kantor PBNU, Jakarta pada Minggu (28/4).


Di sisi lain, Prabowo Subianto pun memuji Presiden Jokowi sebagai sosok yang selalu memberikan perhatian kepada dirinya.


Sebaliknya, eks Danjen Kopassus itu pun menilai Jokowi sebagai sosok yang teliti.


"Saya harus sampaikan di sini betapa besar Pak Joko Widodo menyiapkan saya, saudara sekalian, beliau seorang yang boleh saya katakan sangat teliti, beliau sangat teliti. Mungkin karena itu saya kalah 2 kali sama beliau itu hahaha," ucapnya.


"Tapi saya juga tidak kalah akal kalau 2 kali kalah lebih baik kita belajar dari orang yang menang gitu. Tapi sampai sekarang pun beliau memperhatikan dan saya merasa saya disiapkan bener-bener," sambungnya.


Karena itu, Prabowo pun mengaku dirinya selalu mengikuti arahan Presiden Jokowi. Terakhir, eks Gubernur DKI Jakarta itu memberikan arahan dirinya ke sejumlah negara.


"Jadi, Mas Bowo berangkat ke sini ketemu ini. Jadi beliau yang saya siap pak siap bener saya ke Tiongkok atas petunjuk beliau saya ke Jepang. Saya sekarang diperintahkan untuk ke timur tengah karena sangat penting," ujarnya.


Prabowo mengatakan, dirinya sedang fokus untuk terus mempersiapkan diri jelang pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2024.


Persiapan tersebut di antaranya mempelajari masalah-masalah yang dihadapi oleh bangsa, hingga menggelar diskusi dengan semua unsur guna merumuskan langkah-langkah strategis membangun Indonesia.


Langkah itu diambil agar dirinya dapat langsung bekerja usai pelantikan, tanpa membuang waktu.


“Kami belajar masalah, kami kumpulkan para pakar, kami diskusi dengan semua unsur agar kami (dapat) rumuskan langkah-langkah sehingga tanggal 20 Oktober nanti dengan penyerahan mandat, tidak akan ada vakum, tidak akan ada waktu yang terbuang,” kata Prabowo.


Sememntara itu, Ketum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf sempat berkelakar kala mengungkapkan alasan pihaknya menggelar halal bihalal hanya di Kantor PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Minggu (28/4).


Awalnya, Gus Yahya mengungkapkan acara halalbihalal ini, adalah acara untuk keluarga. Sementara yang hadir dalam acara halalbihalal ini, kata Gus Yahya, adalah keluarga sendiri.


Sehingga acaranya digelar di rumah sendiri. "Dan yang hadir di sini adalah semuanya anggota-anggota keluarga itu sebabnya kami memilih untuk menyelenggarakan acara halal bihalal ini di rumah sendiri walaupun keadaannya seperti ini," ujar Gus Yahya dalam sambutannya.

 

Menurut Gus Yahya, kemungkinan ada pihak yang memprotes mengapa acara ini tidak digelar di acara yang bonafit. Padahal, acara ini dihadiri oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih, yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.


"Mungkin akan ada ya yang ngerasa nih memprotes kenapa kok PBNU mengadakan halal bihalal di tempat yang lebih bonafit karena ini adalah halal bihalal keluarga yang kita selenggarakan di rumah sendiri di antara anggota anggota keluarga sendiri," kata Gus Yahya.


Gus Yahya menilai Prabowo dan Gibran telah menjadi bagian dari keluarga NU. Kehadiran keduanya, menurut Gus Yahya, adalah sebagai keluarga. "Jadi kalau ada saat ini hadir Pak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih, ya walaupun kehadiran beliau jelas ada konteks khusus. Tapi beliau hadir sebagai anggota-anggota keluarga kita keluarga NU," pungkas Gus Yahya.


Halal bihalal PBNU ini dihadiri oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Investasi/Kepala BKPM RI Bahlil Lahadalia, Menteri PPN RI/ Bappenas Suharso Monoarfa dan Menteri Informatika dan Komunikasi Budi Arie Setiadi.


Kemudian, juga dihadiri oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subiyanto, beserta Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto, dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan.


Lebih dari itu, Duta besar (Dubes) negara sahabat seperti Dubes Palestina, Dubes Arab Mesir, Dubes Uni Eropa, Dubes Republik Federasi Brazil, Dubes Kerajaan Hasimiah Yordania, Dubes Kerajaan Maroko, Dubes Malaysia, Dubes Republik India, Dubes Inggris, beserta Perwakilan dari Republik Singapore.

×