Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Profil Timnas Guinea U-23, Lawan Garuda Muda dalam Play-Off Olimpiade

Mei 03, 2024 Last Updated 2024-05-03T13:50:04Z


Tim nasional Indonesia U-23 gagal merebut tiket otomatis ke Olimpiade Paris 2024, setelah kalah dari timnas Irak U-23 dalam perebutan tempat ketiga di Piala Asia U-23. Dalam laga yang berlangsung di Abdullah bin Khalifa Stadium, Doha, Qatar, skuad Garuda Muda harus mengakui keunggulan pasukan Singa Babilonia dengan skor 2-1.


Timnas Indonesia U-23 sempat memimpin terlebih dahulu melalui gol Ivar Jenner pada menit ke-19. Namun, Zaid Tahseen Hantoosh langsung menyamakan kedudukan pada menit ke-27. Gol penentu kemenangan Irak terjadi pada babak pertama perpanjangan waktu, saat striker Irak, Ali Jasim, berhasil membobol gawang Ernando Ari di menit ke-96.


Dengan hasil ini, skuad Garuda Muda harus menjalani laga play-off melawan timnas Guinea U-23 untuk bisa lolos ke Olimpiade Paris 2024. Pertandingan play-off akan diselenggarakan di Stade Pierre Pibarot, Prancis, pada Kamis (9/5).


Pemenang pertandingan ini, akan masuk dalam Grup A di Olimpiade Paris 2024 bersama dengan Prancis, Amerika Serikat (AS), dan Selandia Baru.


Profil Timnas Guinea U-23


Timnas Guinea U-23 (Confederation of African Football/CAF)


Asa timnas Indonesia U-23 untuk melangkah ke Olimpiade Paris 2024 memang masih terbuka. Namun, perjuangan skuad Garuda Muda tidak akan mudah, sebab Guinea U-23 bukanlah tim lemah. Tim asuhan Morlaye Cissé ini, membuktikan diri mampu bersaing melawan tim-tim besar dalam ajang Piala Afrika U-23 tahun lalu.


Dalam gelaran Piala Afrika U-23 2023 lalu, skuad berjulukan Syli National atau National Elephants ini, tampil sebagai tim debutan yang mencetak kejutan.


Di Piala Afrika U-23, Guinea mampu merepotkan Maroko dan meredam serangan tim berjulukan Lions de l'Atlas tersebut. Dari skor kemenangan 2-1, Maroko U-23 hanya mampu mencetak gol melalui tendangan penalti, karena rapatnya barisan pertahanan Guinea U-23.


Sementara, kala melawan Mesir U-23, timnas Guinea U-23 juga berhasil membendung serangan dan membuat frustasi para pemain The Pharaohs, hingga hanya mampu menang tipis 1-0.


Pun demikian ketika menghadapi Mali U-23, skuad National Elephants juga tampil disiplin dan mampu bertahan hingga babak perpanjangan waktu. Sayangnya, Mali mampu unggul dalam adu penalti, dengan skor 4-3.


Dari segi peringkat FIFA pun, Guinea jauh di atas Indonesia, yakni di peringkat 76. Sementara, Indonesia saat ini menempati peringkat 134. Pelatih kepala Guinea U-23 Morlaye Cissé optimistis mampu lolos ke Olimpiade Paris 2024 dalam laga play-off nanti.


“Kami tampil di Piala Afrika U-23 sebagai underdog, dan tidak ada yang menyangka kami bisa mencapai semi final. Namun, kami finis di urutan keempat, dan kini punya peluang untuk mengikuti play-off dan lolos,” kata Cissé, dilansir dari situs resmi konfederasi sepak bola Afrika (Confederation of African Football/CAF).


Pemain Andalan Timnas Guinea U-23


Pelatih timnas Guinea U-23 Morlaye Cissé (Confederation of African Football/CAF)


Skuad Garuda Muda pantas mewaspadai Guinea U-23 dalam pertandingan play-off untuk memperebutkan satu tiket ke Olimpiade Paris 2024. Pasalnya, tim asuhan Morlaye Cissé ini diperkuat sejumlah pemain yang berkompetisi di liga-liga Eropa.


Mengutip Transfermarkt, tercatat ada 14 pemain Guinea U-23 yang bermain di Eropa, yakni di Austria, Prancis, Belgia, Jerman, Turki, dan Yunani. Beberapa pemain tersebut, antara lain:


1. Sandali Condé


Memulai karirnya di FC Hellas Kagran, karir pria berusia 21 tahun ini terus menanjak hingga menjadi kiper FK Austria Wien II pada musim kompetisi 2019-2020, atau saat ia masih berusia 16 tahun.


FK Austria Wien II sendiri berkompetisi di 2. League, atau Liga Zwa, kompetisi kasta kedua di Liga Austrai, di bawah Die Fußball-Bundesliga.


Condé tercatat bermain sebanyak 26 kali untuk Young Violets sejak 2019 hingga 2023. Pada musim kompetisi 2023-2024, ia memperkuat SV Stripfing, klub yang juga berlaga di Liga Zwa. Ia sempat membela Austria di level junior, yakni di level U-17 dan U-19, sebelum akhirnya memutuskan untuk memperkuat Guinea U-23.


2. Naby Oularé

Naby Oularé memulai karir sepak bola dengan bergabung di tim junior Santoba FC. Permainan bek tengah berusia 21 tahun ini mampu mengesankan para pencari bakat, hingga akhirnya direkrut oleh Boluspor, tim Trendyol 1. Lig atau Divisi Utama Liga Turki pada 2021 lalu.


Selama berkarier di Boluspor, Oularé telah bermain sebanyak 30 kali dan mencetak lima gol dan dua assists.


3. Sahmkou Camara


Bek tengah yang juga bisa bermain sebagai bek sayap dengan tinggi 193 cm ini, bermain di Swiss Super League, untuk klub FC Stade Lausanne Ouchy. Ia memulai karir profesional bersama klub Prancis RC Pays de Grasse dan tercatat bermain sebanyak tujuh kali bersama klub yang berkompetisi di Championnat National 2 tersebut.


Pada musim 2023-2024 ia bermain sebanyak 27 kali dan menyumbang satu gol untuk  FC Stade Lausanne Ouchy. Permainannya yang cukup mengesankan selama Piala Afrika U-23 membuatnya dipanggil ke timnas Guinea. Sahmkou Camara menjalani debut di tim senior dalam laga persahabatan melawan Guinea-Bissau pada 13 Oktober 2023.


4. Aguibou Camara


Pria kelahiran 20 Mei 2001 ini, memulai karier profesionalnya dengan Lille Olympique Sporting Club. Meski demikian, selama dua tahun ia tidak memperkuat tim senior Lille, melainkan tim juniornya, Lille II.


Gelandang penyerang ini tercatat hanya sekali memperkuat tim senior klub yang berlaga di Liga Prancis tersebut, dan 21 kali bermain untuk Lille II, dengan dua torehan gol.


Pada musim kompetisi 2021-2022, Aguibou pindah ke Olympiakos dengan nilai transfer 300.000 euro. Bersama klub yang berkompetisi di Super Liga Yunani ini, ia telah bermain sebanyak 32 kali dengan torehan lima gol.


Pada musim kompetisi 2023-2024, ia dipinjamkan ke Atromitos F.C., yang juga berkometisi di Liga Super Yunani. Bersama klub yang berbasis di Peristeri, Yunani ini, ia telah bermain sebanyak 33 kali dengan torehan lima gol.


Pemain timnas Guinea U-23. (Confederation of African Football/CAF)


5. Ibrahima Breze Fofana


Pemain yang berposisi sebagai gelandang tengah ini bermain untuk Kocaelispor di Trendyol 1. Lig, dengan status pinjaman dari klub Swedia, Allsvenskan Hammarby IF.


Lahir dan besar di Conakry, Guinea, Fofana memulai karier di tim junior bersama dengan FC Atouga dan Diamants de Guinee. Setelah itu, pada musim kompetisi 2021-2022 ia bergabung dengan CLub NXT, klub sepak bola yang berkompetisi di Divisi Dua Liga Belgia.


Selama di NXT, ia bermain sebanyak sembilan kali sebelum akhirnya bergabung dengan Hammarby IF Fotbollförening, yang berlaga di Allsvenskan atau Divisi Utama Liga Swedia.


Namun, selama berkarier di Swedia, Fofana belum bermain di tim senior Hammarby, melainkan di tim cadangannya, Hammarby TFF, yang berkompetisi di Divisi Dua Liga Swedia, dan telah bermain sebanyak 26 kali, dengan torehan tujuh gol. Pada musim kompetisi 2023-2024, ia dipinjamkan ke Kocaelispor, dan telah bermain sebanyak 14 kali.


6. Algassime Bah


Pemain kelahiran 12 November 2002 ini, bermain sebagai penyerang untuk klub Liga Super Yunani Olympiacos. Ia memulai karir junior di klub Guinea Renaissance FC, sebelum merantau ke Rusia di klub Vista.


Pada musim kompetisi 2021-2022 ia menarik minat beberapa klub top Eropa, seperti Atlético Madrid, AA Gent, dan AC Milan. Namun, pada akhirnya Olympiakos menjadi pilihan Algassime.


Meski demikian, sejak bergabung 2021 lalu, Algassime belum berlaga di tim senior Olympiakos, melainkan di tim cadangannya, Olympiakos B di Divisi 2 Liga Yunani. Sejak 2021 hingga saat ini, ia telah bermain sebanyak 66 kali dan mencetak 23 gol bagi klubnya.


Di level timnas, Algassime tercatat telah memperkuat Guinea U-23 sebanyak enam kali dan mencetak satu gol. Sebelumnya, ia memperkuat Guinea U-17 sebanyak lima kali, dengan torehan satu gol.

×