Pembalap Ducati Lenovo, Marc Marquez, mengungkapkan strategi cerdiknya sehingga membuahkan podium di MotoGP Prancis 2025.
Marc Marquez menunjukkan kecerdasannya dalam menerapkan stretegi saat balapan di Sirkuit Le Mans, Prancis, Minggu (11/5/2025).
The Baby Alien menjadi pembalap Ducati yang finish terbaik di posisi kedua.
Marquez selamat dari kekacauan balapan yang diwarnai pergantian motor.
Pembalap asal Spanyol itu sempat menggunakan motor dengan konfigurasi basah.
Sebelum akhirnya berganti pada putaran keenam setelah melihat beberapa titik di lintasan mengering.
Marc mengaku pernah punya pengalaman dengan skema balapan seperti di Le Mans.
"Ada beberapa balapan di masa lalu di mana kami juga mengganti motor sebanyak dua kali," kata Marquez dikutip Juara.net dari Es.motorsport.com.
"Namun enam atau tujuh putaran pertama merupakan saat-saat yang paling menegangkan secara mental."
"Terutama dalam memutuskan dan tidak mengambil risiko yang tidak perlu, karena balapan sebanyak 26 putaran itu terasa akan sangat panjang," ucapnya menambahkan.
Menurut Marquez, strategi sangat menentukan jalannya balapan di Le Mans.
Juara enam kali MotoGP itu menerapkan akal bulus dengan membuntuti adik kandungnya, Alex Marquez.
"Saya bisa menggambarkan balapan yang saya alami, apa yang saya pikirkan secara langsung setiap saat."
"Selama lap pengamatan, saya melihat Pecco (Francesco Bagnaia) menuju grid start dengan ban basah."
"Namun, saya ingin masuk pit dengan ban kering, jadi saya memutuskan untuk menunggu Alex (Marquez), yang berada di belakang saya," jelas Marquez.
Pembalap berusia 32 tahun itu menjadikan adiknya patokan saat hendak masuk pit stop untuk ganti motor.
"Jika saudara saya terus masuk ke grid start, saya akan mengikuti mereka berdua (Alex dan Bagnaia)."
"Mereka adalah rival utama saya yang paling dekat dalam perebutan gelar juara."
"Saya sedikit melupakan balapan, saya hanya akan melakukan man marking."
"Namun, saya melihat Alex masuk pit dan memutuskan untuk mengikutinya."
"Pilihannya tepat, karena bagi saya itu adalah strategi terbaik." jelas Marquez.
Nasib apes justru menimpa Alex yang terjatuh dua kali hingga akhirnya gagal finish.
Marc pun ikut prihatin dengan kegagalan saudaranya tersebut di Le Mans.
"Saya merasakan sesuatu telah terjadi ketika saya melihat papan skor yang menunjukkan Pedro Acosta 11 detik di belakang saya, saya mengerti ada sesuatu yang tidak beres."
"Namun, tim telah diperingatkan bahwa saya tidak ingin ada informasi apa pun di papan skor jika sesuatu terjadi pada Alex, atau bahkan Pecco, pada parsaingan ini."
"Dia (Alex) terjatuh, tetapi meskipun demikian, dia masih berada di posisi kedua dalam klasemen, tertinggal 22 poin," jelas Alex.
Marquez menjadikan momen itu untuk evaluasi bersama dengan adiknya di rumah.
"Sama seperti saya berasumsi dia (Alex) tidak ingin saya terjatuh, saya juga tidak ingin terjadi apa-apa padanya."
"Kami menginginkan yang terbaik untuk satu sama lain dan berjuang di lintasan."
"Setelah balapan, kami makan malam bersama dan pada hari Senin kami berlatih bersama."
"Kami akan mencoba untuk tiba di Silverstone dengan persiapan sebaik mungkin."
"Begitulah cara kami saling membantu sejauh ini," tutur Marquez.
Diakuinya, Johann Zarco layak menjadi pemenang sekalipun balapan berjalan normal.
"Johann Zarco kemudian menang dengan strategi lainnya, tetapi dia akan menang dengan strategi apapun karena dia adalah yang tercepat di trek pada hari Minggu," tutupnya.