Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump banjir kecaman usai mengunggah gambar buatan AI yang menunjukkan dirinya berpakaian paus.
Berbagai pihak menuding tindakan Trump ini mencemooh gereja dan umat yang sedang berduka usai wafatnya Paus Fransiskus.
Gambar itu diunggah Trump di media sosialnya, Truth Social pada Jumat (2/5/2025) malam waktu setempat, kemudian diunggah ulang akun resmi Gedung Putih di media sosial X.
Gambar AI tersebut dipublikasikan sang presiden ketika Vatikan dan umat Katolik masih dalam masa berkabung pasca-wafatnya Paus Fransiskus.
Hal ini membuat berbagai pihak di Italia, Spanyol, serta komunitas Katolik di AS mengecam pemimpin Partai Republikan tersebut.
Media-media Italia dan Spanyol mengeluarkan pernyataan editorial yang menyebut unggahan Trump tidak sensitif dan ofensif.
Suratkabar Italia, La Republicca menyebut Donald Trump "berpenyakit megalomania."
Mantan perdana menteri Italia, Matteo Renzi turut angkat bicara mengkritik Donlad Trump.
Renzi mengecam Trump yang dinilai mencemooh pihak lain ketika ekonomi AS memburuk di bawah kepemimpinannya.
"Ini adalah gambar yang mengejek umat, menghina institusi, dan menunjukkan bahwa pemimpin kaum sayap kanan suka mencemooh," kata Renzi dikutip Associated Press.
"Padahal, ekonomi AS terancam resesi dan dolar kehilangan nilai. Para sovereignist memang menimbulkan kerusakan, di mana pun," ungkapnya.
Kritik senada juga disampaikan Konferensi Katolik New York. Konferensi uskup-uskup ini menuduh Trump mengejek umat Katolik dengan gambar AI-nya.
"Tidak ada yang cerdas atau lucu tentang gambar ini, Pak Presiden. Kami baru saja memakamkan Paus Fransiskus tercinta dan para kardinal baru hendak memulai konklaf khidmat untuk memilih penerus Santo Petrus. Jangan menghina kami," demikian pernyataan konferensi tersebut.
Gedung Putih menepis anggapan bahwa unggahan Trump merendahkan umat Katolik.
Sekretaris Pers Gedung Putuh, Karoline Leavitt menyebut Donald Trump menghormati umat dan rela terbang ke Italia untuk memberi penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus.
"Presiden Trump terbang ke Italia untuk memberi penghormatan kepada Paus Fransiskus dan menghadiri pemakamannya, dia adalah pembela teguh Katolik dan kebebasan beragama," kata Leavitt.