Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi minta ditilang setelah terjebak macet di jalan.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi terjebak macet ketika menaiki mobil mewah.
Hingga akhirnya Dedi Mulyadi memilih untuk menaiki motor patwal.
Aksinya kemudian viral di media sosial.
Momen tersebut beredar di media sosial, salah satu diunggah Instagram @depok24jam.
Dalam momen itu Gubernur Jabar ini tampak mengenakan setelan jas berwarna putih rapi.
Tampak kondisi jalanan saat itu terlihat ramai dan padat merayap. Sang Gubernur pun bergegas turun dari mobil dan langsung berlari menuju motor patwal.
Diketahui, Dedi Mulyadi hendak menghadiri acara Peresmian Kampus Bela Negara Universitas Pertahanan RI oleh Presiden RI Prabowo Subianto di Bogor, Jawa Barat.
Suara teriakan dari perekam dan warga sekitar juga terdengar nyaring.
"Bapak, kang Dedi," teriak warga.
Kendati tengah buru-buru, Dedi Mulyadi masih memberikan lambaian tangan kala disapa warga.
Aksi spontan Kang Dedi itu menarik perhatian publik dan media sosial.
Sejumlah video dan foto yang menunjukkan dirinya menumpang motor polisi beredar luas, memperlihatkan sikap lugas dan kesigapan mantan Bupati Purwakarta itu dalam menghadapi situasi darurat.
Minta Ditilang
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi blak-blakan mengakui dirinya melakukan pelanggaran lalu lintas di wilayah Kabupaten Bogor.
Dedi mengaku bahwa dia melanggar aturan lalu lintas karena tidak mengenakan helm saat menumpangi kendaraan roda dua.
Dirinya pun meminta agar ditilang karena adanya kesalahan yang terjadi tersebut.
Hal itu terjadi ketika dia sedang akan menuju lokasi acara di kawasan Hambalang, Kabupaten Bogor pada Rabu (11/6/2025).
Saat itu Dedi menghadiri acara peresmian Universitas Bhineka Tunggal Ika yang dulunya Unhan.
Peresmian itu dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Dedi menceritakan bahwa karena banyak kendaraan pejabat yang melintas, lalu lintas menuju lokasi pun padat
"Tentunya pada saat dilakukan peresmian oleh Bapak Prabowo Subianto, banyak sekali kendaraan-kendaraan yang ditumpangi oleh para pejabat VVIP," kata Dedi melalui akun Instagramnya, Kamis (12/6/2025).
Dia menjelaskan, acara itu memang dihadiri banyak oleh tokoh penting.
Seperti para menteri, Panglima TNI, Kapolri, hingga para duta besar.
"Rangkaian-rangkaian kendaraan VVIP itu pasti rangkaiannya menjadi prioritas, dan terjadilah kemacetan yang panjang, saya mengalami kemacetan hampir satu jam," kata Dedi.
Karena terjebak macet, Dedi pun berinisiatif keluar dari mobil dan menumpangi sepeda motor.
Karena sebagai Gubernur tuan rumah, Dedi harus lebih dulu sampai di lokasi sebelum Presiden.
"Tentunya saya sebagai gubernur, saya tidak boleh lebih dulu presiden dibanding saya, maka saya mengambil inisiatif untuk ikut motor dinas perhubungan Kabupaten Bogor," katanya.
"Dan di situ terjadi pelanggaran pada diri saya, saya tidak menggunakan helm, dan tentunya kendaraan bermotornya tidak menyediakan helm untuk pembonceng, karena motor itu sepesialisasi tanpa boncengan, motor patwal," sambung Dedi.
Dedi pun mengakui kesalahannya dalam pelanggaran lalu lintas tersebut.
Dia pun meminta kepada Satlantas Polres Bogor untuk melakukan penilangan.
"Nah tentu saya adalah warga negara Indonesia yang melanggar, dan itu adalah sebuah kesalahan, untuk itu saya mohon kepada kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor untuk dilakukan penilangan terhadap motor yang membonceng saya tanpa helm, kan itu sebuah pelanggaran dan terjadi pada hari kemarin," ujarnya.
"Dan yang membawa motornya harus mengikuti prosedur, mengiktui sidang tilang, ini yang ingin saya sampaikan, karena saya merasa setiap perbuatan yang salah harus ada hukumannya dan saya bertanggung jawab untuk membayar denda tilang yang nanti dijatuhkan oleh hakim di Pengadilan Cibinong," imbuh Dedi Mulyadi.
Respon Dedi Mulyadi disuruh berangkat ke KUA
Respon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat disuruh berangkat ke Kantor Urusan Agama (KUA) bersama dengan Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi sempat menerima kunjungan Sherly Tjoanda di kediamannya, Lembur Pakuan, Subang, pada Minggu (8/6/2025).
Pertemuan itu ternyata menjadi viral di media sosial.
Hal ini tak lepas dari status kedua Gubernur tersebut yang sama-sama tak punya pasangan pernikahan.
Interaksi akrab Dedi Mulyadi dan Sherly Tjoanda, membuat warganet ramai menjodohkan dua gubernur tersebut.
Dikonfirmasi mengenai pertemuan ini, Dedi Mulyadi rupanya sudah tahu dirinya ramai dijodohkan oleh netizen.
Ia pun hanya memberi jawaban singkat terkait tujuan pertemuan dengan Sherly Tjoanda.
"Terserah warganet saja. Pertemuan murni pekerjaan, enggak ada kaitan dengan perjodohan," kata Dedi via WhatsApp kepada Kompas.com, Senin siang.
Dedi Mulyadi juga sempat menanggapi candaan selebgram Lutfi Agizal yang meninggalkan komentar di media sosial.
“Bismillah kantor KUA bsk Selasa sudah buka pak gub bu gub,” tulis Lutfi Agizal.
Menariknya, Dedi Mulyadi pun tak tinggal diam.
Ia menanggapi dengan humor, mengutip lirik dari lagu viral "Mangu" milik Fourtwnty.
"Cerita kita, sulit dicerna... pake nada lagu Mangu," tulis Dedi, seolah menanggapi candaan publik dengan santai dan jenaka.
Sebagai informasi, lagu Mangu tersebut menceritakan mengenai pasangan yang dipisahkan oleh perbedaan keyakinan.
Momen pertemuan Dedi Mulyadi dan Sherly Tjoanda dapat disaksikan melalui unggahan di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel.
Selain itu, beberapa cuplikan juga dibagikan Dedi Mulyadi di akun Instagram pribadinya.
Sherly Tjoanda disambut hangat oleh Dedi Mulyadi, yang memperlihatkan keindahan kediamannya di kawasan yang asri.
"Asri sekali," puji Sherly saat tiba.
Dedi kemudian menjelaskan, "Saya tinggalnya di sini, rumah saya di atas," sembari mempersilakan tamunya masuk. Dalam pertemuan itu, Sherly yang datang bersama putrinya memperkenalkan anaknya kepada Dedi.
"Oh, ini anak saya," kata Sherly.
"Yang suka saya lihat di TikTok," timpal Dedi sembari tersenyum.
"Salaman," kata Sherly, dan langsung disambut Dedi, "Iya, makasih banyak."
Obrolan pun berlanjut ringan namun penuh makna.
Mereka membahas jarak Maluku Utara ke Jakarta, pengalaman menjadi kepala daerah, hingga soal anak-anak.
"Pesawat berapa jam kalau dari Malut ke Jakarta?" tanya Dedi.
"3 jam setengah," jawab Sherly.
"Lama ya? Enggak jauh sama Bangkok ya?" celetuk Dedi.
"Iya, malah lebih dekat ke Bangkok," jawab Sherly sambil tertawa.
Dedi kemudian memperkenalkan putri bungsunya, Ni Hyang Sukma.
Ia pun bercanda dengan bertanya kepada Ni Hyang Sukma apakah boleh menikah lagi.
Namun Ni Hyang Sukma menjawab tegas, "Tidak".
Sontak Dedi Mulyadi dan Sherly Tjoanda pun tertawa.
Candaan dan keakraban mereka membuat banyak netizen menjodohkan keduanya.
"SEMOGA BERJODOH DENGAN KDM,,,SIAPA YANG SETUJU,JIKA KDM BERJODOH DENGAN GUBERNUR MALUKU,,,MANA LIKE NYA," tulis @Ri***, seorang netizen di kolom komentar sebuah video pertemuan mereka.
Bahkan beberapa akun menyebut pertemuan ini sebagai "pertemuan dua hati pejabat daerah".
Di balik suasana santai, diskusi serius pun berkembang terkait peluang kerja sama strategis antarwilayah, khususnya di sektor pertanian.
Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa Maluku Utara memiliki lahan pertanian yang luas, tetapi kekurangan tenaga kerja.
"Ke depan nanti kami juga akan mengadakan MoU masalah pertanian dengan Maluku Utara," ungkap Dedi kepada Kompas.com pada Senin (9/6/2025).
Dedi menambahkan, kerja sama ini merupakan peluang besar bagi petani Jawa Barat untuk "nyawah" atau bertani di Maluku Utara.
"Nanti ada potensi warga Jabar 'nyawah' di Maluku Utara, tapi teknisnya akan dibahas lagi," jelasnya.
Kolaborasi ini dinilai dapat menjadi solusi dua arah untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja pertanian di Maluku Utara sekaligus membuka lapangan pekerjaan baru bagi petani di Jawa Barat.
Pertemuan yang berawal dari silaturahmi hangat dan penuh canda ini diharapkan dapat menjadi fondasi awal bagi kerja sama nyata antara dua provinsi di ujung barat dan timur Indonesia.
Rencana penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Maluku Utara dijadwalkan akan dirumuskan dalam waktu dekat.