Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indonesia Dihujat Netizen, Agam Rinjani: Masa Negara Diinjak-injak karena Orang Jatuh?

Juni 30, 2025 Last Updated 2025-06-30T13:09:10Z



Relawan evakuasi Gunung Rinjani, Agam Rinjani, menanggapi maraknya hujatan netizen internasional terhadap proses penyelamatan jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins.


Ia menyayangkan banyaknya komentar yang merendahkan Indonesia tanpa memahami kondisi medan di lapangan.


“Tujuan saya itu apa yang penting saya bisa bermanfaat buat evakuasi. Karena lihat netizen di medsos itu ngeri-ngeri,” kata Agam saat menceritakan proses evakuasi, Sabtu (28/6/2025).


“Penghinaan semua terhadap negara. Makanya, ini bangkit jiwa nasionalismeku. Masa negara diinjak-injak gara-gara orang jatuh,” lanjut dia.


Menurut Agam, sebagian besar kritik datang dari warganet luar negeri yang menyebut tim SAR Indonesia lamban dan tidak profesional.


“Saya kaget juga, lihat di media sosial. Kok resimen Indonesia kayak dipertanyakan begitu, kok lambat dan lain-lain,” ujar dia.


Ia menyebut kritik tersebut justru memantik semangat tim evakuasi untuk menyelesaikan tugas mereka sebaik mungkin.


“Akhirnya itu yang bikin semangat juga. Kami bangkitkan jiwa nasionalisme, semangat teman-teman yang ada di lapangan. Tujuannya cuma satu: merdeka! Itu yang membuat teman-teman semangat untuk evakuasi,” kata Agam.


Sebagai bentuk transparansi, Agam bersama tim membawa perangkat komunikasi Starlink ke puncak Rinjani untuk menyiarkan langsung kondisi di lokasi evakuasi.


“Waktu kami naik sama Mas Tio, kami berpikir panjang. Orang butuh informasi di sana, apa kita bisa bantu orang-orang di Brasil? Kita kasih informasi,” ujarnya.


Meski begitu, Agam mengaku sempat mendapat tekanan dari netizen luar negeri termasuk permintaan nomor rekening untuk penggalangan dana.


“Saya dipaksa, ‘Mana nomor rekeningmu?’. Saya bilang, ‘I don’t need money. Saya mau turun rescue ke bawah’,” ucapnya.


Siaran langsung pun ia tutup dengan pernyataan bahwa keselamatan korban menjadi prioritas utama.


“Saya sampaikan, ‘Mungkin ini terakhir saya live, ya. Mungkin paling bisa besok atau lusa saya live lagi karena kondisi di bawah tidak tahu bagaimana'," kata Agam.

×