Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Menyiapkan Financial Freedom di Usia Muda dari Peluang yang Ada

Juni 08, 2025 Last Updated 2025-06-08T11:24:09Z

Menyiapkan dana pensiun sejak dini adalah langkah yang sering dianggap terlalu jauh bagi anak muda. Tapi itu justru adalah langkah paling realistis. Sejak SMA, saya sudah punya mimpi: bisa bebas secara finansial sebelum usia pensiun. 


Hidup tidak ingin sepenuhnya bergantung pada gaji bulanan, apalagi saat tenaga sudah tidak lagi sekuat sekarang. Dari situlah semua dimulai dari mimpi dan keberanian untuk mengambil peluang, sekecil apa pun itu.


Salah satunya saya menyadari bahwa untuk memulai sesuatu, kita tidak perlu menunggu punya modal besar atau ide yang sempurna. Yang terpenting adalah keberanian untuk mulai. Saya melihat di daerah Ngemplak Boyolali, di mana ada tradisi slametan sadranan setiap malam Jumat masih sangat kuat. Apalagi setiap malam Jumat Kliwon, banyak yang melakukan ritual kirim doa dan ziarah ke makam.


Dari kebiasaan ini, saya menangkap peluang berjualan bunga setaman. Mungkin bagi orang lain ini bukan usaha yang "keren", tapi kenyataannya permintaan pasar sangat nyata. Usaha ini hanya seminggu sekali, setiap hari Kamis sore saja, saya berjualan. 


Hanya sekitar 3 jam, tapi pendapatannya lumayanlah. Lebih dari cukup kalau hanya pengeluaran selama seminggu. Bahkan jika bertepatan dengan Jumat Kliwon, hasilnya bisa setengah dari UMR Solo. Belum lagi ditambah dengan usaha sampingan lainnya. 


Naikkan penghasilan online dengan strategi cloud untuk usia 40 tahun ke atas

Ad

Naikkan penghasilan online dengan strategi cloud untuk usia 40 tahun ke atas

ventiaservicesgroup

call to action icon

Tidak perlu malu. Tidak usah gengsi. Karena saya tahu, ini bagian dari proses menuju impian besar: hidup mapan tanpa harus menunggu usia tua. Dan usaha itu bukan soal besar kecilnya, tapi soal konsistensi dan ketekunan.


Mumpung Muda, Waktunya Menyerap Ilmu dan Pengalaman


Mumpung masih muda, badan masih kuat, pikiran masih lapang, dan belum ada tanggungan besar, saya merasa inilah saatnya mencoba banyak hal. Gagal? Wajar. Tapi justru dari kegagalan itu saya belajar: mana yang layak dilanjutkan, mana yang perlu ditinggalkan.


Saya juga mulai memperluas jaringan. Ketemu banyak orang, ngobrol sama pelanggan, ikut komunitas kecil-kecilan. Ternyata dari situ saya belajar lebih banyak tentang pola pikir bisnis, tentang ritme pasar, dan tentang pentingnya membangun relasi yang baik. Semakin luas relasi, semakin besar peluang.


Saya belajar bisnis itu bukan hanya dari buku atau seminar mahal saja. Tapi juga dari obrolan warung, dari pengalaman lapangan, dan dari jatuh-bangun menjajakan dagangan sendiri. Pelajaran terbaik justru datang dari dunia nyata, bukan dari teori semata.


Pimpin Perluasan Bisnis dengan Visi yang Jelas dan Kepastian.

Ad

Pimpin Perluasan Bisnis dengan Visi yang Jelas dan Kepastian.

jmconsultingglobal

call to action icon

Digitalisasi: Peluang Baru Anak Muda


Tak berhenti di situ, saya juga mulai mencoba masuk ke dunia digital. Belajar tentang digital marketing secara otodidak. Dari media sosial hingga marketplace, semua saya pelajari sedikit demi sedikit. Kadang bingung, kadang salah, tapi tetap saya jalani.


Karena saya sadar, di era digital ini, kemampuan untuk memasarkan sesuatu secara online itu ibarat senjata utama. Banyak usaha kecil yang bisa besar hanya karena tahu cara menjangkau pasar lewat internet. Maka saya pun ikut belajar---karena peluang tak akan datang dua kali, dan zaman tak akan menunggu.


Memulai Investasi Reksadana


Saya sadar, uang yang diam di rekening tak akan berkembang. Maka, saya mulai berani membuka rekening reksadana---hanya dengan modal awal Rp100.000 per bulan. Pilihan saya jatuh pada reksadana, karena prosesnya mudah dan risikonya relatif terukur.


Dari situ saya belajar pentingnya tiga hal: diversifikasi, agar risiko lebih seimbang; kesabaran, karena hasil investasi tak instan; dan konsistensi, karena sekecil apa pun nominalnya, yang rutin akan tumbuh. Setiap bulan saya sisihkan Rp100--200 ribu, dan perlahan portofolio saya mulai menunjukkan hasil.


Kini, setiap kali membuka aplikasi investasi, ada rasa puas tersendiri. Uang yang dulu hanya diam, kini mulai bekerja. Dari langkah kecil inilah saya percaya: financial freedom bukan mimpi, asal kita berani mulai, walau dari yang sederhana.


Hidup Sederhana: Kunci Menjaga Arus Keuangan


Satu hal penting yang saya pegang teguh: jangan lebih besar pasak daripada tiang. Saya tidak gengsi hidup sederhana. Saya juga berusaha menghindari FOMO. Saya tahan-tahan keinginan membeli barang yang sebenarnya tidak saya butuhkan. Sebisa mungkin catat setiap pengeluaran dan berusaha menyisihkan sebagian besar pendapatan dari gaji untuk ditabung.


Karena sering masih tinggal dengan orang tua, Kalau bisa pengeluaran bulanan dari usaha sampingan, dan menyimpan seluruh gaji untuk masa depan. Saya anggap gaji itu bukan penghasilan untuk dihabiskan, tapi tabungan jangka panjang yang bisa menopang masa pensiun saya kelak.


Menata Masa Depan Tanpa Menunggu Tua


Bagi saya, menyiapkan masa depan bukan soal usia. Ini soal mental dan cara pandang. Banyak orang bilang, "Masih muda, santai saja dulu." Tapi saya tidak mau hidup santai sekarang dan panik nanti. Justru sebaliknya: kerja keras sekarang agar bisa menikmati hasil di masa depan.


Dana pensiun bukan hanya untuk pegawai kantoran atau ASN. Siapa pun bisa menyiapkannya---termasuk anak muda yang masih belajar bisnis, masih jatuh bangun, dan belum punya penghasilan tetap. Yang penting niat dan disiplin. Sisihkan sedikit demi sedikit. Cari penghasilan dari banyak sumber. Jangan hanya andalkan satu jalan.


Saya tahu jalan ini tidak mudah. Tapi bukan berarti mustahil. Financial freedom bukan hanya mimpi orang kota. Anak desa pun bisa, asal berani mencoba dan tahan banting menghadapi jatuh bangun usaha.


Pesan untuk Sesama Pejuang Rupiah


Bagi teman-teman muda di luar sana yang juga sedang merintis jalan menuju kemandirian finansial, saya hanya ingin bilang satu hal: jangan takut mencoba. Jangan gengsi memulai dari bawah. Jangan terbuai gaya hidup konsumtif. Dan yang paling penting, jangan berhenti belajar.


Kita ini hidup di zaman yang sangat dinamis. Kesempatan itu banyak, tapi cepat berubah. Maka kita pun harus sigap dan terus berkembang. Kalau hari ini belum berhasil, bukan berarti gagal. Mungkin hanya perlu cara baru, sudut pandang baru, atau waktu yang lebih lama.


Menyiapkan dana pensiun sejak dini bukan berarti kita takut miskin di masa depan. Justru itu bentuk keberanian: berani membangun masa depan yang kita impikan sendiri. Dan financial freedom bukan hanya tentang uang, tapi tentang kebebasan memilih: mau kerja atau tidak, mau berbisnis atau istirahat, semua karena kita siap secara finansial.


Saya percaya, langkah-langkah kecil yang saya jalani hari ini akan menjadi batu loncatan untuk kehidupan yang lebih baik esok hari. Langkah sederhana bisa menjadi jalan untuk menuju financial freedom---mulai dari sekarang, dari yang kecil, dari yang nyata.


Tetap semangat, pejuang rupiah. Mari siapkan masa depan dari sekarang. Karena masa tua yang tenang dan merdeka secara finansial tidak datang karena keberuntungan, tapi karena keputusan-keputusan kecil yang kita buat setiap hari.


Salam sukses semuanya, Terima Kasih

×