Rekonsiliasi antara Jorge Martin dan Aprilia menjadi berita besar di paddok MotoGP. Ada kecurigaan soal sosok yang menjadi pahlawan dari belakang layar.
Situasi antara Jorge Martin dan Aprilia memang sempat memanas gegara niat sang juara bertahan MotoGP untuk hengkang.
Meneken kontrak dengan durasi 2025-2026, Martinator ingin keluar setahun lebih cepat dengan mengaktifkan klausul performa.
Aprilia memasang sikap keras. Maklum, Martin bersikap saat baru tampil sekali dalam 6 seri balap MotoGP 2025 akibat badai cedera.
Pihak yang terlibat tak cuma dari kubu pabrikan Noale ataupun pembalap Madrid.
Dorna Sports selaku penyelenggara MotoGP sampai turun tangan lewat CEO, Carmelo Ezpeleta, saat perang kata-kata meledak lagi di GP Belanda, akhir Juni lalu.
"Dorna, MSMA (asosiasi pabrikan MotoGP), dan IRTA (asosiasi tim) tidak akan menerima registrasi di Kejuaraan Dunia untuk pembalap yang tidak bebas kontrak," ucapnya kepada Sky Italia.
Sikap Martin akhirnya melunak sampai konferensi pers khusus digelar untuk menjelaskan niat bertahan di Aprilia tahun depan jelang GP Ceko akhir pekan lalu.
Ancaman Dorna hingga menipisnya peluang untuk mencari tim baru akibat kemungkinan sengketa yang berlarut-larut.
"Tidak ada yang tahu apa yang terjadi di rumah sakit, ketika Anda memiliki 12 tulang rusuk yang patah dan tidak bisa tidur, apa yang terlintas di pikiran saya."
"Saya hanya berpikir apa yang terbaik untuk masa depan saya," ucapnya membela diri seperti dikutip dari GPone.com.
Sementara itu, sebuah kecurigaan muncul tentang sosok yang berperan dalam perubahan sikap Martin terhadap Aprilia.
Sosok senior di paddock MotoGP, Carlo Pernat, memiliki pandangan bahwa ada andil dari legenda MotoGP, Max Biaggi.
Pernat menunjuk momen bertukar helm antara Biaggi dan Martin jelang GP Ceko hingga seringnya The Roman Emperor berhubungan dengan Martinator.
"Mungkin saya agak berlebihan," ucap Pernat seperti dilansir dari Men on Wheels Magazine.
"Namun, menurut saya pertukaran helm antara Martin dan Biaggi di Brno sedikit seperti memberi tahu tanpa berbicara terlalu banyak."
"Bukannya mereka ingin menyembunyikannya ... karena tidak ada yang harus disembunyikan dan sebenarnya itu hal yang indah."
Biaggi juga orang penting di Aprilia. Dia menjadi duta karena memenangi empat gelar juara dunia GP250 di atas motor Aprilia RSV250 yang legendaris pada 1994, 1995, 1996, 1997.
Tentunya publik lebih mengenal Biaggi sebagai seteru Valentino Rossi karena rivalitas panas di antara keduanya pada awal milenium.
Pernat, mengenal Rossi dan Biaggi secara personal ketika menjadi direktur olahraga Aprilia, makin yakin karena sifat jagoan balap yang disebut terakhir.
"Dia punya karakter khusus dan juga si berengsek yang keras kepala pada masa lalu tetapi sekarang sangat berbeda."
"Saya sangat yakin dia menanganinya secara serius."
"Selain itu, karena sifatnya, dia tidak peduli dengan publikasi untuk mendapat kredit dari urusan ini," tukas sosok yang dulu mengurus karier mendiang Marco Simoncelli.
Menurut Pernat, pengalaman panjang dan latar belakang Biaggi sebagai pembalap juara membuat kalimatnya lebih mau didengar oleh Martin.
Pernat sendiri percaya bahwa Biaggi bertindak bukan dengan memaksakan sugesti melainkan memberi dukungan terhadap Martin yang diuji musibah yang berat.
Badai cedera membuat Martin meragukan masa depannya sebagai pembalap.
"Bayangkan Anda seorang juara muda yang berada di momen terburuk dalam kehidupan dan karier, ditarik ke sana dan kemari," tutur Pernat lagi.
"Pada satu titik seorang legenda menawarkan bahu untuk bersandar dan mungkin membuat Anda menyadari banyak hal yang tidak terpikirkan tentang semua yang dilalui."
"Apakah Anda sadar bahwa sangat mungkin terjadi seperti itu?"