Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Orang yang Kurang Berkelas di Depan Umum Seringkali Menunjukkan 8 Perilaku Ini Tanpa Menyadarinya

Juli 29, 2025 Last Updated 2025-07-29T08:21:36Z


Ada perbedaan yang cukup jelas antara terlihat berkelas dan terlihat sebaliknya. Dan sering kali, perbedaannya bukan soal penampilan atau kekayaan, tapi soal kesadaran diri. Soal bagaimana seseorang memperlakukan orang lain di ruang publik?


Menjadi berkelas tidak berarti pamer status sosial. Justru sebaliknya, ini tentang membawa diri dengan tenang, menghargai sesama, dan memahami kapan harus menjaga sikap.


Tanpa sadar, banyak orang justru menunjukkan sisi yang kurang berkelas lewat perilaku-perilaku kecil yang bisa sangat mengganggu. 


Nah, dilansir dari VegOut, berikut ini 8 tanda umum yang menunjukkan seseorang mungkin sedang kehilangan “kelasnya” di depan umum dan bisa jadi tanpa disadari.


1. Berbicara Terlalu Keras di Tempat Umum


Pernah duduk di restoran atau naik transportasi umum lalu tiba-tiba jadi tahu kisah cinta seseorang gara-gara dia bicara terlalu keras? Persis. Volume suara yang berlebihan sering kali jadi gangguan untuk orang lain di sekitar.


Orang yang berkelas tahu bahwa menjaga suara tetap tenang adalah bentuk kesopanan dasar. Tapi mereka yang kurang peka cenderung lupa kalau ruang publik bukan tempat untuk tampil seperti di panggung drama.


Sedikit kesadaran saja bisa membuat suasana jadi jauh lebih nyaman untuk semua orang.


2. Mengabaikan Ruang Pribadi Orang Lain


Ruang pribadi itu nyata meskipun tak terlihat. Tapi, beberapa orang tampaknya tidak sadar bahwa berdiri terlalu dekat atau menyenggol orang lain bisa terasa sangat mengganggu.


Entah itu di supermarket, halte, atau antrean ATM, menjaga jarak yang sopan menunjukkan rasa hormat. Sebaliknya, masuk terlalu dekat tanpa alasan jelas bisa membuat orang merasa tak dihargai.


Orang yang tahu caranya menjaga jarak, tahu juga bagaimana cara menjaga martabat.


3. Memotong Antrean


Ini mungkin salah satu dosa sosial paling menyebalkan. Entah sengaja atau pura-pura tidak tahu, memotong antrean adalah bentuk dari rasa “aku lebih penting dari kamu”.


Padahal, semua orang punya urusan. Semua orang sedang menunggu. Menjaga antrean bukan hanya tentang aturan, tapi juga soal menghargai waktu dan hak orang lain.


Ingat, kesabaran adalah tanda kekuatan dan juga kelas.


4. Bersikap Kasar pada Staf Layanan


Cara paling cepat untuk menilai karakter seseorang? Lihat bagaimana mereka memperlakukan pelayan restoran, kasir minimarket, atau petugas parkir.


Seseorang yang benar-benar berkelas tahu bahwa rasa hormat tidak melihat jabatan. Sebaliknya, bersikap kasar kepada staf layanan hanya menunjukkan ego dan minimnya empati.


Menjadi baik itu tidak pernah salah dan selalu membuatmu terlihat lebih bermartabat.


5. Acuh terhadap Orang yang Membutuhkan


Kadang, jadi berkelas berarti punya mata dan hati yang terbuka. Melihat orang tua yang kesulitan naik tangga, atau seseorang yang kebingungan mencari arah, lalu memilih untuk membantu—itu bukan sekadar sopan santun. Itu kemanusiaan.


Orang yang terlalu sibuk dengan dirinya sendiri kadang lupa kalau satu tindakan kecil bisa sangat berarti bagi orang lain. Membantu orang lain, bahkan hanya sebentar, adalah bentuk empati yang menunjukkan kualitas diri yang sejati.


6. Hanya Mau Bicara Tentang Diri Sendiri


Pernah ikut ngobrol, tapi rasanya seperti ikut seminar satu arah tentang kehidupan seseorang? Orang yang selalu membicarakan dirinya sendiri sering kali tidak sadar kalau mereka sedang memonopoli percakapan.


Komunikasi yang sehat butuh keseimbangan: berbicara dan juga mendengarkan. Orang yang berkelas tidak hanya ingin didengar, tapi juga tahu cara menjadi pendengar yang baik.


Dan percaya atau tidak, orang yang bisa mendengarkan dengan tulus justru jauh lebih menarik.


7. Menggunakan Bahasa yang Kasar atau Menyinggung


Bahasa mencerminkan siapa dirimu. Saat seseorang terus melontarkan kata-kata kasar, merendahkan, atau lelucon yang tak pantas, itu bukan tanda bahwa mereka “apa adanya”. Itu justru menunjukkan kurangnya kontrol diri dan empati.


Orang yang berkelas tahu cara berbicara dengan hormat meskipun sedang tidak setuju. Pilihan kata itu penting. Dan kata-kata yang baik punya kekuatan untuk meninggikan, bukan menjatuhkan.


8. Tidak Pernah Mengucapkan Terima Kasih


Rasa syukur adalah bahasa universal dari seseorang yang punya kelas. Mengucapkan “terima kasih” kepada orang yang sudah membantu, sekecil apa pun itu, menunjukkan bahwa kamu tidak menganggap remeh kebaikan orang lain.


Sebaliknya, tidak pernah berterima kasih seolah menunjukkan bahwa kamu merasa segalanya memang seharusnya diberikan padamu.


Padahal, menghargai usaha kecil bisa membuat perbedaan besar dan membuatmu lebih dihargai juga.


Pada akhirnya menjadi berkelas bukan soal merek baju, saldo rekening, atau gelar akademis. Kelas adalah tentang sikap, kesadaran, dan cara memperlakukan orang lain.


Dan kabar baiknya: semua orang bisa punya kelas asal bersedia membuka mata, hati, dan memperbaiki hal-hal kecil yang seringkali luput dari perhatian. 


Karena pada akhirnya, perilaku yang baik bukan hanya menyenangkan untuk dilihat, tapi juga membuatmu lebih dihargai di mana pun kamu berada.

×