Mantan Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengaku bahwa dirinya sudah sejak lama mengendus studi kelayakan (feasibility study/FS) kereta cepat Whoosh Jakarta-Bandung akan menimbulkan masalah besar.
Hal itu dia ungkapkan dalam diskusi Meet The Leaders di Jakarta, Sabtu (20/9/2025).
“Itu kereta cepat sudah sejak lama saya kira akan bermasalah, pasti akan ada masalah besar. Saya di korporasi cukup lama, mengenal infrastruktur cukup banyak, begitu baca FS itu, asumsi-asumsi itu sudah langsung saya tangkap kalau ini akan jadi masalah besar,” ujar Didiek.
Namun, lantaran proyek besar itu dilakukan dengan berlandaskan multidisiplin dan menggandeng berbagai pemangku kepentingan, proyek kereta cepat Whoosh pun berhasil diresmikan pada bulan Oktober 2023 silam.
Didiek bilang untuk proyek kereta cepat Whoosh sendiri dibangun dengan menggandeng enam kontraktor dari China dan satu dari Indonesia.
Adapun berdasarkan catatan Kompas.com, studi kelayakan kereta cepat Whoosh Jakarta-Bandung ini berlangsung selama dua tahap.
Tahap pertama mulai 28 Januari 2014 hingga April 2015 untuk membahas perencanaan dasar kereta tersebut.
Tahap kedua berlangsung dari April 2015 hingga Desember 2015 guna menggodok detail kalkulasi biaya pembangunannya.
Perkiraan awal, proyek kereta cepat ini akan membutuhkan investasi hingga Rp 56 triliun.
Dana tersebut termasuk untuk membangun jalur kereta sepanjang 133 kilometer dan pengadaan kereta cepatnya.
Teranyar, proyek kereta cepat ini sendiri tengah merugikan PT KAI (Persero) lantaran utangnya yang terus membengkak hingga menembus Rp 116 triliun.
Beban itu membuat PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan konsorsium BUMN yang terlibat kewalahan menanggung kerugian.
Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menyatakan kereta cepat Whoosh ini pun menjadi “Bom Waktu” bagi perseroan.
Pihaknya pun tengah menyiapkan langkah untuk membahas utang proyek tersebut bersama Badan Pengelola Investasi Daya Anggara Nusantara (BPI Danantara).
“Kami akan koordinasi dengan Danantara untuk masalah KCIC ini, terutama kami dalami juga. Ini bom waktu,” kata Bobby dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025).

