Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu mengancam perang akan dilanjutkan meski gencatan senjata di Gaza baru dimulai.
Pada Jumat (10/10/2025), Netanyahu mensinyalkan perang akan dilanjutkan jika Hamas tak segera dilucuti.
Pernyataan itu diungkapkannya hanya beberapa jam setelah kabinetnya menandatangani kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera, yang merupakan fase pertama rencana mengakhiri perang di Gaza diajukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
“Hamas akan dilucuti senjatanya dan Gaza akan demiliterisasi,” kata Netanyahu pada pernyataannya di kantornya di Yerusalem dikutip dari The Times of Israel.
“Jika itu bisa tercapai dengan cara yang mudah, bagus. Namun, jika tidak, itu akan dicapai dengan cara yang sulit,” tambahnya.
Netanyahu sebelumnya pernah menyampaikan peringatan tersebut.
Namun, ini pertamanya kalinya ia melakukan hal tersebut sejak gencatan senjata diajukan.
Rencana Trump itu termasuk visi mengenai persenjataan Hamas akan dinonaktifkan, dan Gaza akan didemiliterisasi.
Kesepakatan yang ditandatangani pada Kamis (9/10/2025) itu hanya mencakup poin-poin awal dari proposal 20 poin yang berfokus pada pertukaran sandera-tahanan keamanan Palestina, penarikan mundur sebagian pasukan Israel dari Gaza, dan gencatan senjata.
Meski menerima persyaratan pembebasan sandera dan tahanan, tetapi Hamas menyatakan tak akan menyerahkan senjatanya.
Beberapa jam setelah penarikan awal Israel, beberapa anggota Hamas bersenjata terlihat berpatroli di jalan-jalan Gaza pada Jumat.
Tak jelas seberapa luas fenomena ini, tetapi foto-foto pria bersenjata itu, yang disiarkan media yang berafiliasi dengan Hamas, tampaknya bertujuan menyebarkan narasi kelompok itu masih menguasai sebagian wilayah Gaza dan ingin tetap demikian.
Netanyahu menggunakan sebagian besar pidatonya memuji kesepakatan tersebut, membingkainya sebagian besar sebagai kesepakatan penyanderaan, bukannya mengakhiri perang.
Tampaknya Netanyahu telah ditekan oleh kemarahan mitra koalisi sayap kanannya yang menentang kesepakatan, termasuk pembebasan hampir 2.000 tahanan Palestina, dan 250 orang yang menjalani hukuman seumur hidup karena terlibat dalam serangan terhadap warga Israel.