Perusahaan alat berat di Sukoharjo tempat siswa SMK Muhammadiyah Cawas, Klaten, menjalani praktik kerja lapangan (PKL), memilih menghentikan seluruh aktivitasnya selama tiga hari.
Langkah itu diambil sebagai bentuk duka dan penghormatan setelah seorang siswa tewas dalam insiden kecelakaan saat menjalani PKL di perusahaan tersebut.
“Industri pun diliburkan tiga hari, berkabung tiga hari industrinya stop,” ujar Humas SMK Muhammadiyah Cawas, Wahyu, saat ditemui di sekolah, Rabu (15/10/2025).
Wahyu menyebut, pihak sekolah mendapat kabar duka itu tak lama setelah insiden terjadi.
Sehari setelahnya, sekolah menggelar doa bersama untuk mendoakan almarhum siswa yang menjadi korban.
“Anak-anak tadi saya ajak baca Yasin, berdoa bersama (sebelum kegiatan belajar),” kata Wahyu.
Pantauan TribunSolo.com, kegiatan belajar di sekolah tetap berjalan normal.
Beberapa siswa tampak melakukan praktik di halaman sekolah menggunakan alat berat, di bawah pengawasan guru pembimbing.
Meski begitu, suasana duka masih terasa di antara mereka.
Selain penghentian aktivitas industri, Wahyu mengatakan program PKL siswa lainnya tetap berlanjut seperti biasa.
Namun pihak sekolah kini memperketat pengawasan dan terus mengingatkan pentingnya keselamatan kerja bagi seluruh siswa.
“Kami terus menghimbau para siswa agar menjaga aspek keselamatan saat menjalani program PKL,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Jalan Umum Weru–Watukelir, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (14/10/2025) pagi, menjadi saksi bisu hilangnya nyawa MBF (18).
Pelajar asal Klaten itu menjadi korban kecelakaan tragis, di mana dirinya tewas setelah tergencet alat berat ekskavator yang ditowing sebuah mobil.
Adapun insiden MBF tewas tergencet ekskavator terjadi diduga karena tali pengikat ekskavator kendor saat mobil towing yang mengangkutnya melintas di jalur menanjak dan kemudian menurun di kawasan Weru.
MBF sempat dibawa ke Rumah Sakit Islam Cawas, Klaten, namun nyawanya tidak tertolong dan meninggal dalam perjalanan.