Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Pramono Anung Angkat Suara soal Dugaan Laporan Bullying yang Diabaikan Sekolah sebelum Ledakan SMAN 72

November 21, 2025 Last Updated 2025-11-21T07:41:01Z



Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, akhirnya menanggapi temuan baru penyidik terkait laporan pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta yang mengaku pernah mengadukan tindakan perundungan kepada gurunya namun tidak ditindaklanjuti pihak sekolah. Pramono menegaskan bahwa pihaknya akan mendalami laporan tersebut sebelum memberikan pernyataan lebih jauh.


“Katanya ada laporan ke sekolah dan sebagainya, tetapi karena saya belum tahu detailnya, nanti kami dalami dulu. Saya takut salah bicara karena ini persoalan prinsip yang harus ditangani,” kata Pramono saat ditemui di SMPN 115 Jakarta, Kamis (20/11/2025).


1. Pelaku Sempat Mengadu ke Guru soal Perundungan


Informasi soal laporan perundungan ini sebelumnya disampaikan oleh mantan Kepala Densus 88, Komjen Pol Marthinus Hukom. Ia mengungkapkan bahwa pelaku ledakan mengaku telah memberikan laporan terkait aksi bullying kepada gurunya sebelum insiden terjadi.


“Berdasarkan hasil investigasi lapangan terhadap pelaku, saya tidak akan bicara kalau informasi ini tidak saya dapatkan langsung dari penyidik,” ujar Marthinus kepada IDN Times, Senin (17/11/2025).


2. Dugaan Sekolah Tak Merespons Jadi Sorotan


Marthinus juga menekankan bahwa dugaan tidak adanya respons dari pihak sekolah terhadap laporan tersebut menjadi pertanyaan penting yang harus segera dijawab pihak SMAN 72 Jakarta.


“Untuk mengenai tidak respons sekolah terhadap perundungan itu, silakan ditanyakan ke sekolah,” tegasnya.


Isu ini menambah panjang daftar hal yang harus diinvestigasi, terutama mengingat kasus ledakan telah mengakibatkan puluhan siswa dan guru terluka.


3. Sekolah Diingatkan tentang Tanggung Jawab Moral


Selain mengungkap temuan tersebut, Marthinus mengingatkan bahwa lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab besar bukan hanya dalam aspek akademik, tetapi juga dalam pembentukan karakter serta perlindungan murid.


“Tugas sekolah bukan hanya mencerdaskan anak, tetapi juga menjadi pihak yang aktif membangun moralitas anak. Sekolah adalah pemegang otoritas setelah keluarga dalam membangun moralitas itu,” ujarnya.


Kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta kini berkembang menjadi isu yang lebih kompleks, tidak hanya soal kepemilikan bahan peledak, tetapi juga mengenai dugaan perundungan yang tidak ditangani dan potensi lemahnya sistem perlindungan siswa. Pemerintah daerah, penyidik, hingga lembaga perlindungan anak kini terus mendalami berbagai motif serta kelalaian yang mungkin terjadi sebelum insiden tersebut.

×