Kehadiran Avatar: Fire and Ash atau yang kerap disebut Avatar 3 langsung mengubah peta persaingan film di bioskop Indonesia. Film besutan James Cameron ini menyapu sebagian besar jatah layar, termasuk milik film komedi lokal Agak Laen: Menyala Pantiku!.
Meski terdesak dari sisi jumlah layar dan jam tayang, film karya Muhadkly Acho tersebut masih menunjukkan daya tarik kuat. Pada hari yang sama dengan perilisan Avatar 3, Agak Laen tetap berhasil menggaet sekitar 150 ribu penonton, sebuah angka yang terbilang impresif di tengah dominasi film Hollywood.
Avatar 3 Catat Rekor di Hari Pertama
Avatar: Fire and Ash resmi tayang serentak di jaringan bioskop Tanah Air pada Rabu, 17 Desember. Dengan porsi layar terbanyak, film ketiga waralaba Avatar ini langsung mencatatkan performa luar biasa.
Berdasarkan data Cinepoint, Avatar 3 meraup lebih dari 468 ribu penonton hanya dalam satu hari. Capaian tersebut menempatkannya sebagai film dengan jumlah penonton harian terbanyak pada tanggal itu.
Rekor ini bahkan melampaui pembukaan film anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – Infinity Castle, yang sebelumnya mengantongi 461.019 penonton saat hari pertama penayangan pada Agustus 2025.
Dengan angka hampir setengah juta penonton, Avatar: Fire and Ash kini memimpin daftar pembukaan film terbesar di bioskop Indonesia sepanjang 2025.
Agak Laen Tak Gentar, 8 Juta Penonton Terkunci
Di tengah gempuran Avatar 3, Agak Laen: Menyala Pantiku! justru memperlihatkan militansi penonton yang luar biasa. Film produksi Imajinari ini tetap mencatat 149.765 penonton pada hari yang sama.
Secara total, hingga hari ke-21 penayangan, Agak Laen telah mengumpulkan 8.020.744 penonton. Angka tersebut mengukuhkannya di posisi keempat film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Agak Laen hanya berada di bawah Jumbo, KKN di Desa Penari, dan Agak Laen versi pertama.
Muhadkly Acho pun mengungkapkan rasa syukurnya melalui media sosial. Ia menyebut capaian 8 juta penonton sebagai bukti kekuatan film komedi lokal, bahkan saat harus berbagi panggung dengan film raksasa seperti Avatar.
Akun pemantau box office @bicaraboxoffice turut menyoroti fenomena ini. Menurut mereka, meski jam tayang Agak Laen dipangkas hingga hampir 60 persen dan kapasitas studio berkurang lebih dari 30 persen, tingkat keterisian kursi justru melonjak lebih dari 2,5 kali lipat.
Pandora Memanas, Suku Abu Jadi Sorotan
Dari sisi cerita, Avatar: Fire and Ash menawarkan eksplorasi baru di planet Pandora. Untuk pertama kalinya, penonton diajak melihat sisi gelap dunia Pandora yang penuh konflik internal.
Film ini berlatar wilayah vulkanik dengan atmosfer api dan abu. Jake Sully dan Neytiri kembali menjadi pusat cerita, kali ini menghadapi ancaman yang tidak hanya datang dari manusia RDA, tetapi juga dari sesama bangsa Na’vi.
Mereka bertemu klan baru bernama People of Ash atau Suku Abu, kelompok Na’vi pengembara yang hidup di lingkungan ekstrem. Kondisi tersebut membentuk karakter mereka menjadi lebih keras, agresif, dan penuh konflik.
Konflik internal antar-Na’vi menjadi tema utama, memperlihatkan situasi ketika batas antara benar dan salah semakin kabur di tengah ancaman kepunahan.
Persaingan Belum Usai di Bioskop
Ke depan, Agak Laen: Menyala Pantiku! masih akan menghadapi tantangan baru dari film lokal Timur, karya debut Iko Uwais sebagai sutradara. Film Timur disebut mendapat jatah layar terbanyak keempat, setelah Avatar 3, Agak Laen, dan Zootopia 2.
Dengan pembukaan fantastis dan cerita yang menawarkan sisi baru Pandora, Avatar: Fire and Ash diprediksi akan terus mendominasi bioskop Indonesia dalam waktu dekat. Namun, ketahanan Agak Laen sejauh ini membuktikan bahwa film lokal masih memiliki tempat kuat di hati penonton Tanah Air.

